18. First Kiss ?

10.6K 525 17
                                    

30 Mei 2020

💚💚💚
💜💜
❤️
.
.
.
.
.

“baiklah,  baiklah.  Sudah jangan berbicara lagi. Rumah paman sangat nyaman, rasanya aku sangat mengantuk, jadi aku akan tidur sebentar” balas Eve kecil lalu membaringkan tubuh mungilnya pada ranjang yang sedari tadi telah menggodanya untuk segera  ia tiduri.

######

     Dengan tatapan yang sangat menginginkan,  Daniel  terus manatap wajah mungil yang sudah terlepap dengan tenang, gadis kecil di depanya membuat monster itu sangat menginginkannya untuk ia simpan sendiri.

     Eve kecil memang sudah pandai berbicara pada banyak orang bahkan pada orang yang belum pernah ia temui, sifat pemberani itu membuat orang tuanya takut jika putri mereka menjadi sasaran penculikan, bahkan putrinya sangat mudah untuk di bodohi.

      Eve memiliki otak yang sangat pintar seperti kedua orang tuanya namun sangat mudah  di bodohi orang lain, karena ia mudah tertarik dengan semua hal yang menurutnya menarik, rasa keingin tahuanya membuat orangtua Eve sangat khawatir.

     Waktu terus berjalan dan sudah seminggu Eve terus bermain dengan Daniel, entah dari mana Daniel mendapatkan makanan-makanan  yang ia  berikan oleh Eve, dan yang lebih membuatnya senang adalah mamah Eve yang juga biasa saja melihat anaknya bermain dengan orang gila, mungkin itu pikiran orang lain tentangnya.

     Dan tepat semingu juga ia berpisah dengan gadis mungilnya, Eve tidak pernah berkunjung lagi dan bahkan mamah Eve tidak berada dirumah sakit ini lagi.

     Daniel keluar dari rumah sakit itu, dan tentu saja dengan cara yang tidak baik.

     Menyelidiki dimana gadisnya dan mendapati bahwa rumah gadisnya sudah hangus terbakar dan ia tidak bisa menemukan keberadaan Eve.

     Untuk sementara ia menyelidiki bagaimana rumah gadisnya bisa hangus seperti itu, dan mengetahui bahwa akar dari semua musibah itu adalah ayahnya sendiri, sungguh sempit sekali dunia ini.

     Dan dengan musibah itu, menambah deretan rasa benci Daniel pada ayahnya, tak ada alasan untuk tidak membunuh ayahnya sendiri.

     Setelah ia mengetahui semua itu, ia segera menuju rumah ayahnya dan entah semua sedang berpihak pada dirinya, ia menemukan ayahnya sedang tertidur dengan jalang yang membuatnya harus teerkurung di Rumah sakit itu, atau ia harus berterimakasih?.

     Dengan gerakan yang sangat cepat ia memotong leher jalang itu, tidak sampai putus hanya sebatas memutus pembulu darah sunggu baik bukan?.. dengan hasil tanpa suara dan hanya rembesan darah yang membuat ranjang itu berubah menjadi berwarna merah.

“tak ingin menemani jalang mu itu” bisik Daniel tepat di telinga ayahnya dan membuat tidur ayahnya terganggu, dengan gerakan pelan ayahnya membuka mata dan langsung di suguhi pemandangan yang sangat indah, dimana wanita dari ayahnya telah terbunuh dengan leher yang terbuka lebar dan darah yang sudah membanjiri ranjang tempat tidurnya.

“jangan pernah berbuat bodoh di depanku” setelah mengucapkan kata ancaman, Daniel segera menebas lengan kanan ayahnya dengan pisau kecil yang ia gunakan untuk membunuh wanita tadi.

     Tapi sunggu beruntung atau sial tangan kanan itu hanya terluka dalam belum cukup untuk memutuskanya.

“kenapa aku membawa pisau yang kecil, seharusnya aku membawa yang tajam dan besar, bukan begitu tuan Wiliam “

“apa yang kau lakukan Daniel!!!, cepat pergi dari sini sebelum aku membunuh mu” balas ayah Daniel dengan memegangi tangannya dan mulai berdiri, ia tak bisa membunuh Daniel karena rasa bersalahnya pada mendiang istrinya atau ibu Daniel.

Murderous ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang