16 Mei 2020
💚💚💚
💜💜
❤️Saat eve akan membereskan peralatannya dan mendongak ke arah depan Eve baru menyadari didepannya sudah ada Axel yang memperhatikannya dengan diam dan wajah yang kaku.
“Axel kau mengejutkan ku” ucap Eve dengan memegangi dadanya yang berdetak lebih cepat karena terkejut
“kau mau” sodor Eve memberikan kue buatan nya pada Axel namun pria itu hanya diam tanpa mau mengambil kue yang di sodorkan Eve.
“ambil saja” ucap Eve lagi dengan sedikit paksaan tentunya
####
“enak?” tanya Eve dan tak ada balasan yang ia dapat
“sepertinya umur kita tak jauh berbeda, dan dilihat dari wajahmu kau dari asia?... Benarkan tebakan ku?” kata Eve engan semangat dan di balas dengan tatapan kosong Axel
“Cia!!...” ucap seseorang dengan keras dan lagi-lagi membuat Eve terlonjak kaget
“apa kalian saudara, kalian membuat ku terkejut” kata Eve sedikit kesal dan membuat Daniel sedikit melupakan apa yang akan ia marahkan.
“aku membuat kue, kau bisa mencobanya” lanjut Eve dengan menyodorkan kue buatannya
“Kenapa kau sangat senang di dapur, ini bisa membuatmu lelah, dan jika ingin sesuatu kau bisa memerintahkan yang lain, ini bukan tugasmu” balas Daniel dengan suara yang lembut dan membuat Eve sedikit tersenyum akan perlakuan itu.
Dan Eve hanya dapat mengangguk karena tak ingin berdebat untuk saat ini.
Dan tanpa di sadari, Axel sudah meninggalkan mereka untuk melakukan kegiatan yang tak bisa dimengerti oleh Axel, ‘Kasih sayang’ Axel tak pernah merasakan apa itu yang bisa di katakan merindukan seseorang.
---------
Eve memandang lurus apa yang bisa ia pandang dan terdiam cukup lama, apa benar ia harus seperti ini, ia memikirkan mimpinya, bukan....bukan hanya itu yang sedang ia pikirkan tapi keluarga angkatnya atau ibu pantinya.
Ia sudah lama tak menghubungi ibu pantinya dan bagaimana nasib sekolahnya, yang ia perjuangkan mati-matian saat itu.
Cukup lama Eve terdiam dan membuat Daniel yang baru saja memasuki kamar seikit mengernyitkan dahinya.
Dengan pandangan yang menghangat dan tangan menyentuh lembut dahi gadisnya yang mungkin saja sedang berfikir, dengan lembut ia bertanya “apa yang sedang kau pikirkan, jangan terlalu berpikir dengan keras”
Eve memandang pria di sampingnya dengan pandangan sulit di artikan sedih, marah atau bingung.
“saat itu aku berusia 5 tahun, dan apa yang di ingat anak sekecil itu? Aku tak mengenalmu hingga kau muncul dan merampas semua yang ku perjuangkan” kata Eve dengan air mata yang hampir berjatuhan.
kata yang di ucapkan Eve membuat Daniel tau, pikiran gadisnya sedang kacau dan emosinya tak terkendali, dan ia tau jika ia tak menenangkan gadisnya, mungkin saja Eve akan kembali histeris, dan itu tidak menginginkanya.
Dengan lembut Daniel membawa tubuh mungil itu pada pelukannya dan menepuk lembut tubuh yang bergetar karena tangisan yang sudah pecah.
Daniel melepaskan pelukan itu dan memegang pipi Eve dan menghapus air mata yang berjatuhan.
“dengarkan aku, aku tau saat itu kau masih balita namun di ingatanku kau adalah gadis yang sangat ceria, pintar dan juga sangat centil” kata Daniel sedikit tersenyum saat memikirkan pertemuan pertama mereka, dan membuat tangisan Eve sedikit mereda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Murderous Man
FantasyDaniel Rikzard "Ingin melarikan diri lagi? Tentu kau bisa melakukanya tapi jika tertangkap kau harus menerima hukuman mu, entah kaki atau tanganmu yang aku ambil dan aku pastikan kau tak akan bisa lari lagi" Evelincia Ryanza "Aku harus lari, terus...