HOLA ada yg nunggu Daniel sama Eve enggak nih???...
Jangan lupa Vote sama komenya ya, kalau banyak yang vote author sering sering up deh...
Serius loo bakal sering up✌️
Jaga Kesehatan kalian ya, sekolah banyak yang di liburin termasuk sekolah author juga sih😄😄..
Karena author sekolah atau bidangnya kesehatan author ngingetin untuk menjaga kesehatan diri dan jangan percaya sama berita hoax yang beredar.
Jangan ketempat yang ramai dulu ya untuk menghindari penyebaran Virus yang semakin meluas.
Gak usah banyak ngomong lagi, langsung aja ya..***************
"iya dan gadis kecil itu sekarang tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik dan sedang berada di depanku" jelas Daniel dengan pandangan mata mengarah tepat pada mata Eve yang sedikit bergetar karena takut.
"kenapa kau bisa yakin jika itu aku, dan saat ini aku kenyang, aku akan kembali ke kamar" balas Eve cepat dan pergi menuju kamar yang biasa ia tiduri.
####
Langit hari ini sangat cerah dengan cahaya matahari yang menghangatkan apa yang ia sinari, namun itu tak mampu menghangatkan pikiran maupun hati seorang gadis yang termenung di balkon kamarnya, ya saat ini pengamanan rumah atau yang biasa ia sebut sebagai istana ini sedikit lebih longgar dan tidak seperti sebelumnya.
Saat ini pengamanan hanya pada pintu utama atau pintu keluar saja, namun tidak bisa di katakan pengawasannya akan berkurang, mungkin saat ini pria yang mungkin dari masalalunya sedang melihat nya dari kamera pengawas yang dapat Eve temukan di semua tempat yang ia bisa lihat.
Berbicara dengan masa lalunya, Eve sedikit mengingat saat ia berusia 5 tahun atau tepat dimana ia kehilangan semua yang ia miliki.
Namun Eve tidak bisa mengingat siapa Daniel itu, yang ia ingat ia sering berkunjung ke rumah sakit jiwa karena memang di sana ibunya bekerja untuk membantu sesama, ibunya sangat menyukai pekerjaan yang bisa membantu orang lain.
Dan ia ingat, ia banyak berdekatan atau bermain dengan orang-orang di sana dan saat itu umurnya baru menginjak 5 tahun, apa yang di mengerti untuk anak sekecil itu.
Namun perlakuan Daniel saat ini bisa di katakan sangat manis atau lembut, tapi bukanya tanpa alasan, beberapa hari ini Eve tidak membuat darah Daniel naik dan Eve tidak pernah membantah perkataan dari Daniel, ia selalu menuruti apa kata Daniel.
*****
"Apa yang sedang kau lihat?" tanya Daniel yang tiba-tiba datang dan memeluk perut ramping Eve.
"tidak ada" balas Eve dan melepaskan rangkulan pada perutnya dan berjalan menuju ranjang besarnya.
"yang kau bicarakan kemarin aku tak bisa mengingatnya, apakah kau salah satu perawat di rumah sakit itu atau kau pemilik rumah sakit itu?" tanya Eve lagi
"jadi itu yang kau pikirkan beberapa hari ini, dan membuatmu menjadi penurut atau menjadi sangat pendiam ?"
"jawab saja"
"pasien" jawab Daniel singkat dan menyebabkan kerutan di dahi Eve
"pasien?...kau salah satu pasien di sana?...tapi seingat ku, aku tak pernah bermain dengan pasien di sana ....tunggu.....ruangan kusus?"tanya Eve bertubi dan di akhiri pertanyaan yang membuat semirik menakutkan muncul di bibir laki-laki di depannya.
"ahhh... Kau mengingatnya?"
"paman itu kau?" jawab Eve dengan keterkejutan yang sangat kentara
"iya"
"tapi saat itu pria yang ku temui sudah sangat dewasa, bukankah seharusnya ia sangat tua?" tanya Eve dengan wajah yang tidak percaya apa yang ia dengar.
"saat itu aku berumur 17 tahun dan saat ini 30 tahun, belum cukup untuk bisa kau panggil tua. Dan apakah kau ingin memakan sesuatu?" tanya Daniel mengalihkan pembicaraan mereka.
"aku tidak berselera saat ini, dan aku ingin pulang ke apartemen ku" jawab Eve sedikit memberanikan diri untuk menanyakan pertanyaan yang kemungkinan membuat pria di dedepanya naik pitam lagi.
"apartemen itu sudah aku bakar, dan jangan berfikir untuk kembali kesana" balas Daniel membuat raut wajah Eve yang semula sedikit bahagia menjadi suram kembali, dan setelah mengatakan itu Daniel melenggang pergi dan meninggalkan Eve kembali dengan kesedihannya.
Bagaimana dengan semua barang-barangnya dan bahkan Eve selalu memikirkan kuliahnya, ia sudah tidak masuk beberapa hari dan bagaimana dengan lia, apakah lia mencarinya?
Tapi Jika lia mencarinya bagaimana ia masih tetap di tempat ini, sungguh berada di tempat yang sama dan tidak melakukan sesuatu membuat Eve sangat bosan dan ingin kabur lagi.
Namun jika ia mengingat terakhir kali nasibnya ia sedikit mengurungkan niatnya untuk kabur, ia harus membuat rencana yang matang agar ia tak tertangkap lagi.
Eve tau apa yang di inginkan pria itu, dia harus sedikit lebih lunak untuk melancarkan rencana yang ia pikirkan, jika tempat yang ia anggap aman sudah musnah, ia akan membuat tempat yang lain lagi untuk berlindung nya.
Dan jika ia memikirkan perkataan Daniel tadi berarti jarak umur mereka terpaut jauh, dan apakah ia bisa menjadi seseorang yang penurut untuk hari-hari berikutnya, masa bodoh bisa atau tidak ia harus mencobanya.
******
"Paman, apa kau di dalam?" tanya Eve dengan mengetuk pintu yang di yakini Eve sebagai tempat bekerjanya.
"kau bisa masuk" balas seseorang dari dalam sana
" aku lapar, apa bisa kita makan di luar. Beberapa hari ini aku sangat bosan, dan aku akan coba mengingatmu" balas eve dengan meyakinkan.
"baiklah, beberapa hari ini kau sangat baik jadi kita bisa keluar, dan ubah panggilan mu itu, aku belum setua itu" ucap Daniel dengan menggandeng tangan mungil Eve dan menuntunnya memasuki kamar mereka. Dengan tatapan Eve yang meminta penjelasan seperti kenapa menuju kamar bukankah meraka akan makan di luar? Membuat Daniel tersenyum tipis
" Diluar dingin dan aku tak mau tubuhmu di lihat laki-laki lain"
"ohh...baik kak" ucap Eve dan di hadiahi kecupan singkat pada pipinya
"kenapa kau menciumku" ucap Eve dengan kesal dan pipi yang sudah memerah.
______________________________________
👉Jangan lupa👈
👍vote dan komen yaaaaa 👍✌Maafkan typo yang✌ bertebaran dimana mana
Maafkan juga kalau salah penulisanya yaa
Cerita makin garing dan gak jelas!!
Elfa
KAMU SEDANG MEMBACA
Murderous Man
FantasyDaniel Rikzard "Ingin melarikan diri lagi? Tentu kau bisa melakukanya tapi jika tertangkap kau harus menerima hukuman mu, entah kaki atau tanganmu yang aku ambil dan aku pastikan kau tak akan bisa lari lagi" Evelincia Ryanza "Aku harus lari, terus...