Setelah Dira pulang, aku bergegas membersihkan diri dan mengganti baju gombrong milik Dira. Ketika, sore datang dengan langit yang indah. Membawa bau hujan yang menguap dari tanah, membuat aku hanya duduk menikmatinya di teras rumah.
"Rinjani, di minum." Ibu membawakanku coklat hangat, lalu ia duduk di sebelahku.
"Terimakasih Bu," senyumku.
"Gimana sekolahnya?"
"Seperti biasanya bu,"ucapku, dengan menyembunyikan wajah karena takut ketahuan Ibu.
"Kata Dira, kalian telat ya."
"Urgh- dasar mulut ember." Gumamku.
"Dira bilang ke Ibu?" Ku tatap wajahnya, berharap Ibu tak marah.
"Iya, tadi dia cerita ke Ibu." Jawabnya sembari menyeruput coklat hangat di depannya.
"Rinjani takut Ibu marah,"tatapku dengan wajah memelas. Sehingga, Ibu tak tega memarahi ku.
"Lebih baik pulang, daripada di jalanan." Tegur Ibu sembari membelai rambutku.
"Rinjani di rumah Dira bu, bertemu besan Ibu,"ucapku dengan senyum menggoda Ibu.
"Yasudah, lain kali jangan gitu lagi ya,"ucapnya. Lalu, Ibu beranjak masuk ke dalam rumah membuatku bernafas lega melihat Ibu tak marah.
Lama aku duduk di teras, dengan cangkir yang sudah kosong di meja. Membuatku bergegas masuk setelah tau langit sudah berganti menjadi biru tua dan suara adzan maghrib datang menyuruhku tuk shalat.
Tak lama terdengar dering telefon yang menggema dari ruang tengah.☎️Suara telfonku berdering☎️
"Halo,"jawabku dengan mukenah masih melekat di badan.
"Hai Jani" suar
"Iya Dhan .. " kucoba berbicara sedikit lebih lembut.
"Lagi apa ?" Tanya nya
"Mau belajar , besok ada ulangan " jawabku singkat .
"Oh, mau keluar ngga ? "
"Ngga boleh sama ibu, maaf ya " elakku yang sebenarnya hanya alasan belaka .
"Kamu masih marah ya ? "
"Ngga kok, emang aku BRENGSEK kan!!" ku ulangi umpatan Dhani tadi siang.
"Maaf , aku ngga sengaja mengucapkan kata-kata itu"
"Maaf Dhan, aku berlajar dulu" kututup gagang telfon, Mood ku berubah menjadi kesal mengingat hinaan Dhani tadi siang .
Jam 20.00malam
Malam membisikan suara jangkrik dan kodok diluar sana, membuatku terpaksa memutar radio sedikit keras agar suasana hatiku juga lebih baik.
Membaringkan badan diatas kasur dengan cemilan dan coklat panas disamping."Ahh.. ada lagu rindu " kataku beranjak mengambil radio kecil diatas meja .
Lagu rindu, lagu yang kusuka nyanyikan bersama Dira dikelas saat jam kosong dan waktu istirahat.
Suara siaran membuat ku terlelap memeluk radio, lupa menutup jendela kamar yang terbuka, hingga saat hujan turun tepat pukul dua belas, angin yang masuk mulai membangunkanku ."astagaaa aku lupa menutup jendela." Aku bergegas menghampiri daun jendela kamarku yang terbuka, dari kejauhan aku melihat Dira didepan pagar. Entah apa yang dia lakukan tengah malam begini.
"Dir..." kupanggil ia dari dalam kamar, tapi laki-laki itu bergegas pergi meninggalkan rumahku.
"Buat apa Dira kesini malam-malam." pikiriku sembari Kututup jendela kamar lalu berjalan ke arah dapur untuk mengambil susu di kulkas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Rasa
JugendliteraturIni ceritaku, dimana kisah kasih terlarang di mulai. Entah, mengapa bisa terlarang. Mungkin karena aku jatuh hati kepada sahabatku sendiri, di saat aku sedang menjalin rasa dengan Dhani, laki-laki yang menyebutku "sayang". Hidupku semakin runyam. S...