satu hari menyenangkan

291 156 100
                                    

Sama seperti siang itu. aku tetap mencintai dia, rasa yang tumbuh seperti tanaman ketika disiram setiap hari.
Dira bagaikan matahari yang menyinari hari hariku, termasuk hatiku Ketika redup dengan perasaanku terhadap Dhani.

Didalam bis ..
Aku tertawa riang sekali. Bersenda gurau membicarakan apapun yang sebenarnya sangat tidak penting untuk dibicarakan. Tapi, saat dengannya menjadi sangat menyenangkan.

"Lihat deh mereka." Tunjuk Dira kearah dua pasang manusia yang sedang asyik beradu kasih, duduk dipinggir jalan tanpa memperhatikan orang-orang sekitarnya.

"Loh kenapa? Sah-sah aja kan?" Kataku melirik aneh wajah Dira

"Masa mesrah-mesrahan gitu di depan umum." Dia hanya bisa mengkritik suasana yang tidak ia senangi, bahkan bibirnya tertawa menyeringai ke arah dua pasang itu.

"Emang kalian ngga?" Celetuk ibu-ibu yang duduk disebelahku, dengan tiga kalimat itu ia berhasil membuatku panik seketika.

"Eh.. " Kami hanya saling tatap dengan tawa kecil tersembunyi di balik bibir. Bukan maksud tak sopan terhadap ibu-ibu itu. Tapi, apa yang ia ucapkan membuatku merasa aneh.

"Ngga kok bu, kita cuma teman," kataku

"Temen kok kayak truk gandeng?" tangan Dira sengaja menggengam tanganku. Aku, hanya meliriknya. Sedangkan mata kiri nya berkedip memberi tanda untuk diam.

"Emang kenapa bu, kalau temenan aja tapi bisa pegangan tangan kayak gini?"ucap Dira Tiba-tiba mencium punggung tanganku. Membuat pipiku memerah di kedua sisi, namun terasa sangat menyenangkan. Membuat perempuan paruh baya itu terdiam seketika.

"Jangan gerogii gitu dong." Bisiknya dengan senyuman ke arahku. Sedangkan, telunjuk tangan kanannya menyentuh hidung mungilku.

"siapa yang gerogi ? " Jawabku terbata-bata dan menyembunyikan simpul senang di balik bibir merahku.

"Tanganmu berkeringat,"ucapnya membalas senyumku.

---🌻🌻🌻---

Karena terlalu asyik mengobrol aku tak sadar jika bis sudah berhenti di halte dekat sekolah. Aku masuk membawa muka kusam dan bau matahari yang lengket dibaju .
Waktu sudah menunjukan pukul 14.30. Seketika suasana sekolah mulai sepi. Hanya berberapa siswa yang terlihat bermain basket di lapangan depan sekolah. Membuatku bersembunyi di balik tubuh Dira agar tak satupun tahu jika setengah hari aku tak ada di sekolah.

"Tuhhh kan, udah pada pulang." Gerutuku kesal membuat Bibir mengerucut cemberut karenanya.

''ya bagus dong." jawabnya dengan santai

"Bagus?" Tanyaku bingung

"Ya bagus, kita ngga perlu mengendap endap masuk kelas untuk ambil tas kan?"

"Iya deh." Ku ikuti Dira di balik punggungnya. Aku dan Dira menyusuri lapangan, tepat di bawah pohon rindu. Pohon rindang yang bernama bringin ada di samping kelasku, membuat suasara hati menjadi tenang ketika duduk di bawahnya.

Hanya pohon rindu yang bisa membuat ku selalu senang, Sama saat ketika melihat wajah nya yang seperti bunga sakura dimusim semi. indah!

Langakahku terhenti didepan kelas dengan canda tawa Dira. suara nyaringku menggelegar keseluruh ruang kelas. Tanpa ku sadari guru paling galak seantero sekolah masih duduk lengkap bersama teman temanku di bangkunya masing-masing.

"Dari mana kalian? Masuk seperti tak punya sopan santun!" suara lantang itu membuatku mematung. Mencoba merangkai kata dan beribu alasan di pikiran.

"ibu kenapa masih disini?" Tanyaku, dengan memasang wajah polos.

Tentang Rasa  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang