3O. Gue sayang Lo

663 79 18
                                    

Beomgyu mengetuk-ngetuk pintu rumah Ryujin. Namun sang pemilik rumah pun tak kunjung keluar. Akhirnya ia pun menunggu saja di teras rumah.

Setelah beberapa menit, terdengar suara pintu terbuka, Beomgyu pun menoleh dan mendapatkan Ryujin dengan tampilan berbeda kali ini. Ia pun langsung bangkit dan berhadapan dengan Ryujin.

"Cantik," satu kata itu langsung keluar dari mulut Beomgyu.

"Cantik apanya," Ryujin tertawa.

"Lo potong rambut sendiri?? Udah pendek, di pendekin aja terus," komentar Beomgyu.

"Hehe iya, gapapa lah, gue ga enak panjang-panjang mulu," jawab Ryujin.

"Gue botakin sekalian mau gak?" Tanya Beomgyu lalu tertawa.

"Ya ampun Beom, serem gue kalo botak. Nanti yang ada lo bawa lampu taman tiap hari kalo jalan sama gue," Ryujin pun ikut tertawa.

"Plis, humor gue rendah ngedengernya,"

"Dasar,"

Setelah tertawa puas, mereka berdua pun masuk ke dalam rumah. Beomgyu langsung menidurkan diri di sofa milik Ryujin.

"Yeh, jauh-jauh ke rumah gue malah tidur, ga seru!" Ucap Ryujin.

"Ya gapapa. Emang lo mau gue apain?"

"Heee??"

"Eh maksudnya, gue mau ngapain lagi disini, ya ga ada kerjaan, daripada ga ada kerjaan di rumah, mending ga ada kerjaan disini," jawab Beomgyu.

"Bikin ambigu tau ga, kayak lo mau nyulik terus jual gue gitu kesannya," ucap Ryujin.

"Dasar ambiguan,"

Plak.

"Ampun ibu negara..." Beomgyu pun kabur dari tempatnya berbaring.

"Ga ada males-males pokoknya di rumah gue, apalagi ngatain!" Ucap Ryujin.

Beomgyu pun berhenti ketika Ryujin mulai mendekat. Ia pun menarik Ryujin dan mendekap sahabat sekaligus pacarnya itu.

"Gue sayang banget sama lo Jin, lo segalanya buat gue, jangan pergi ya?" Ucap Beomgyu.

Ryujin yang tadinya sedang kesal kini mendadak diam, jantungnya berdegup hebat. Jarang-jarang ia bertingkah begini jika bersama Beomgyu.

"Lo diem aja nih?" Ucap Beomgyu sekali lagi membuat Ryujin salah tingkah.

"Eh iya, gue juga sayang sama Lo Beom," Ryujin memeluk erat Beomgyu.

Beomgyu mulai merasakan darahnya berdesiran, jantungnya berdegup kencang, dirinya sedikit bergemetaran juga. Baru kali ini dia benar-benar merasakan sesuatu yang berbeda ketika berhadapan dengan Ryujin.

Mereka berhenti berpelukan. Keduanya diam, merasakan hal yang sama. Malu. Namun benar-benar lega ketika mendengar pernyataan satu sama lain. Beomgyu tersenyum. Ia pun memajukan diri dan mengecup kening Ryujin sekilas.

"Sahabat selamanya kan?" Ucap Beomgyu lalu memberikan kelingkingnya.

"Sahabat selamanya," jawab Ryujin lalu menautkan kelingking mereka berdua.

dia adalah Beomgyuku✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang