31. Lebih Penting

535 81 9
                                    

*Sebelumnya aku mau minta maaf banget karena jarang up:( aku kena writer block, sama art block gegara tugas, mikir pun lagi susah, jadi tolong maafin ya. Dan satu lagi, aku juga ngerasa bosen karena banyak sider, bisa sedikit kan ngehargain karya orang? Makasih sebelumnya, dan sekali lagi maaf*

+×+

"Jin? Lo kok ada disini? Bukannya latihan basket?" Ucap Yuna. Ryujin menoleh.

"Ah iya, gue ada urusan mendadak jadi ga bisa latihan sekarang, mana sekarang ga ada yang anterin lagi," jawab Ryujin.

"Oh gitu, maaf gue kalo ganggu lo lagi buru-buru, gue juga ga bisa bantuin, maaf banget ya," ucap Yuna.

"Gapapa kali Yun, biasa aja, gue lagi nyari orang buat nganterin gue aja," jawab Ryujin santai.

"Kalo gitu gue duluan ya? Huening udah nunggu gue nih," ucap Yuna lalu berbalik badan. Belum satu detik pun Ryujin membulatkan bola matanya.

"DEMI APA LO JADIAN SAMA NINGKAI?!"

"Ehehe, iya, udah ah gue duluan," Yuna pjn pergi dan menghampiri Hueningkai di parkiran. Ryujin tersenyum, senang sekali jika melihat kebahagiaan temannya. Ryujin selalu senang jika melihat teman-temannya sedang bahagia dan mendapatkan kebahagiaan.

Ryujin pun menatap layar ponselnya yang sepi, tak ada pesan, ataupun notifikasi. Ia menghela napas pelan.

"Jin, lo lagi ngapain?"

Ryujin tersentak lalu mengangkat kepalanya menatap orang yang tadi berbicara dengan dirinya.

"Eh, gue nunggu nyari orang yang bisa anter gue, gue ada keperluan," ucap Ryujin.

"Sama gue aja udah, yuk buruan," ucap Hyunjin.

"Eh serius lo?" Ucap Ryujin menatap cowok itu heran.

"Ya serius lah, ya udah ayo,"

Tak lama, seseorang bertubuh jangkung pun datang, dengan hairband dikepalanya dan bola basket di tangannya.

"Ngapain jalan sama pacar gue?" Ucap Beomgyu.

"Njir, kalem kalem. Gue mau nganterin dia doang," jawab Hyunjin.

"Nganterin apa nganterin???????" Ucap Beomgyu sambil menatap Hyunjin dari bawah sampai atas dengan tatapan curiga.

"Euhhh ini gue keburu telat loh kalian malah berantem gini," ucap Ryujin.

"Ayo sayang, aku yang anter pokoknya," ucap Beomgyu melempar bola basketnya sembarang arah lalu menarik tangan Ryujin menuju parkiran motor.

Sementara Hyunjin menganga melihat kejadian di depannya itu.

"Lo kenapa sih Beom?" Ucap Ryujin bingung.

"Udah udah, diem aja, pokoknya gue anter lo. Anterin kemana? Cepet bilang," jawab Beomgyu.

Ryujin memutar bola matanya sebelum menjawab. "Ke Gramedia, gue di tunggu sama abang gue, udah jelas?" Jawab Ryujin.

"Ih kok marah marah sih," jawab Beomgyu.

"Engga marah. Udah cepet katanya mau anterin," ucap Ryujin.

"Iya sayang iyaaaaa,"

Sementara beberapa detik sebelumnya,
"ADUH INI SIAPA YANG LEMPAR LEMPAR BOLA?!"

"Haha, mampus lo Jis kena karma ledekin gue,"

"Jas jis jus jas jis jus, udah dibilang jangan panggil gitu, berasa najis gw,"

+×+

Beberapa menit, Ryujin dan Beomgyu pun sampai di Gramedia yang terlelak di sebuah Mall. Ryujin turun dari motor Beomgyu.

"Oh iya, lo kan lagi latihan basket, gue baru sadar, kenapa malah nganterin gue?" Ucap Ryujin yang baru ingat saat turun dari motor Beomgyu.

"Gapapa, lo lebih penting dari semua kepentingan gue. Lagian gue juga udah beres tuh latihannya. Mending kita jalan-jalan, iya gak?" Ucap Beomgyu lalu menaik-turunkan alisnya.

"Yeh, baju lo masih bau keringet tuh," jawab Ryujin.

"Biarin, lo tuh harus seneng jalan sama pacar tapi pacarnya pake baju basket, pasti orang-orang pada iri sama lo gara-gara pacarnya keren kayak gue gini," ucap Beomgyu.

Ryujin pun menjitak kepala Beomgyu, namun pelan. "Alah lu mah sempet-sempetnya tebar pesona,"

"Hehe. Ya udah ayo cari abang lo," ucap Beomgyu.

Mereka berdua pun berjalan masuk ke Gramedia. Beomgyu langsung menggenggam tangan Ryujin, gadis itu terkejut dan sempat melihat tangannya di genggam oleh tangan Beomgyu yang cukup besar dibandingkan dengannya.

"Tuh abang gue, ayo cepet samperin," ucap Ryujin lalu menarik tangan Beomgyu.

"Bang-"

"Eh kemana aja lu, udah gue tunggu dari tadi,"

"Shh, berisik tau ga. Gue tadi ga ada yang nganter, nih sekarang di anter sama anak satu," ucap Ryujin sambil menengok ke arah Beomgyu.

"Ohh. Eh apa nih gandeng-gandengan? Acie cie.. jadian juga kalian, ga nyangka gue," ucap Soobin. Ryujin pun melepaskan genggaman Beomgyu.

"Baru ketemu lagi ternyata kalian udah jadian rupanya ya. Friendzone itu real Jin, lo ga percaya sama gue," lanjut Soobin.

"Sumpah bang lo cerewet amat sih, malu-maluin tau ga," jawab Ryujin.

"Engga, ga tau," ucap Soobin lalu terkekeh.

"Hehe, baru pulang lagi Bin?" Tanya Beomgyu tanpa embel-embel 'bang' karena memang umur mereka tidak terlalu jauh.

"Yoi. Gue kangen rumah, capek kerja mulu diluar, tapi sebelumnya gue mau kesini dulu buat beli buku, sekalian minta Ryujin anterin tadi" ucap Soobin.

"Repot amat gue punya abang," Ryujin menggelengkan kepala.

"Ya udah, gue beli buku dulu, lo kalo mau ambil aja, gue bayarin, abis itu kita pulang," ucap Soobin.

"Lah Bin gue pulangnya gimana?" Ucap Beomgyu.

"Pulang aja sendiri, apa susahnya," ucap Soobin lalu menarik Ryujin ke rak rak buku lain dan meninggalkan Beomgyu.

"Oke, abangnya udah pulang, gue auto berantem mulu ketemu abangnya,"

dia adalah Beomgyuku✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang