Mampuslah, Chaeryeong sama Yuna nagih cerita dari gue. Ya ini sih gara-gara Taehyun yang ember nih pasti.
"Tadi lo kenapa Jin? Lo malu? Karena Hyunjin? Emangnya malu karena apasih?," tanya Chaeryeong kayak gerbong keretaーiya, panjang.
"Jadi gini, gue kan tadi lagi ngaca sama Beomgyu, terus gue ngeliat Hyunjin lagi ikut ngaca dari pintu kelas, tapi kan gue bisa liat, eh taunya dia liatin pantulan gue sial! Mampuslah gue malu banget itu," jawab gue panjang-panjang juga. Hehe.
"Masa ikut ngaca aja ga boleh?," timpal Yuna.
"Masalahnya gue keciduk pas lagi speechless liatin dia ngibasin rambut," jawab gue malu-malu.
"Di kepala lo pasti si Hyunjin jadi slow motion gitu ya? AHAHA," sial malah ngetawain nih si Chae.
"Gue jadi malu sama Beomgyu, heu,"
"Lah kok malu segala sama Beomgyu? Kan dia temen curhat lo tentang Hyunjin," kata Yuna. Iya juga yak.
"Tapi gue malu, lebih dari sekadar malu. Mana Beomgyu nggak ngertiin gue pas lagi malu gini," jawab gue.
"Ya udahlah, lupain aja. Gue anggep kejadian tadi pagi itu ga pernah gue alami," lanjut gue.
"Halah," kata Chae.
"Dih, sumpah ya, lama-lama gie bisa jadi botak mikirin itu terus!," jawab gue ga mau kalah.
"Tenyata, cinta bisa membuat seorang Ryujin botak," kata Yuna terus ketawa-ketawa.
"Sialan, ngaca tuh, tiap hari lu mikirin si bule aja mulu ampe botak," bales gue ke Yuna tanpa belas kasihan sama sekali. Dia otomatis cemberut denger gitu.
Bodo amatlah, gue pusing, pengen curhat ke mereka tapi rasanya ga mungkin. Gue tetep harus curhat sama Beomgyu.
+×+
Sekarang gue sama Beomgyu siap-siap mau pulang. Gue masih ga bisa kontrol emosi gue, gue ga bisa lupain kejadian tadi, kejadian yang bikin gue gila setengah mati. Antara seneng, tapi gue juga malu.
"Beomgyu! Beomgyu ih!,"
"Apaan Jin?,"
"Ihh Hyunjin kok dateng ke arah kita sih? Ihh gimana ini ayo puter arah," pinta gue ke Beomgyu dengan muka memelas.
"Astaghfirullah Ryujin, masa orang ga boleh lewat sih?," kata Beomgyu sambil narik tangan gue buat tetep jalan.
"Ahh, Beomgyu, ga mau!!,"
"Lu ini, Hyunjin udah ada didepan mata lo bentar lagi. Kenapa lo ga seneng??," tanya Beomgyu.
"Tapi gue masih malu Beomgyu! Gue malu sama dia gara-gara kejadian tadi pagi!," jawab gue.
Gak lama, ternyata Hyunjin udah ada di depan kita berdua. Mati! Mati! Matilah gue!
"Ryujin?," aduh plis itu suara serak-serak basahnya bikin gue pengen pingsan sekarang juga.
"E-eh, Hyunjin? Ehehe, ke-kenapa?," tanya gue gemeteran.
"Mm, ini buku lo ketinggalan di atas meja," kata Hyunjin sambil ngasih bukuーeh tunggu? Kok ini bukan buku pelajaran? Sial! Buku diary gue!
Buru-buru gue ambil buku itu terus senyam-senyum nahan malu. "Hehe, makasih ya, bahaya kalo buku ini ilang," kata gue.
"Tuh kan gapapa, orang dia ga gigit lo juga," berisik lo Beomgyu, malah ngatain gue di depan doi gue sendiri. Gue sikut deh badan dia pelan.
"Eh, btw lo buka bukunya?," tanya gue hati-hati ke Hyunjin.
"Mm, buka, buat nyari tau siapa pemilik bukunya,"
Deg!
Gimana kalo dia ngeliat semua isinya? Bahkan ada beberapa foto aib gue, dan foto dia disitu!
"Jin, heh Jin!," Beomgyu ngibas-ngibasin tangannya di depan muka gue.
"Ah maaf, hayu kita pulang. Makasih ya Hyunjin!," kata gue terus ngedorong Beomgyu ke parkiran.
"Gue baru tau reaksi lo pas sedeket itu sama Hyunjin," kata Beomgyu sambil ketawa kecil.
"Lo tega banget sih! Awas aja kalo lo lagi berhadapan sama doi lo, gue ketawain juga depan doi lo," jawab gue. Tapi raut muka Beomgyu berubah sebentar, mungkin dia ngerasa aneh denger kata-kata gue.
"Udah, ayo cepet pulang," jawab dia datar.
Lu kenapa sih Beom?
KAMU SEDANG MEMBACA
dia adalah Beomgyuku✓
Fanfic[COMPLETED] [exclusive story] Dia segalanya di matamu, tapi kamu segalanya di hatiku. +×+ Semuanya tentang Beomgyu dan hidupnya yang misteri. Tidak ada satu pun orang yang tahu apa yang ia rasakan sebenarnya. Ia mudah berpura-pura. Berpura-pura sena...