23. Berani Berbicara

958 119 15
                                    

Kini Beomgyu dan Ryujin sudah kembali seperti biasa. Mereka duduk di meja yang sama seperti dulu. Namun mereka belum sempat menyapa ataupun berbicara satu sama lain dari awal masuk kelas. Sampai sekarang, mereka akan pulang pun belum mengeluarkan satu kata.

Beomgyu menghela napas pelan, tak lama Ryujin juga melakukan hal yang sama tanpa sepengetahuan Beomgyu.

"Beom,"
"Jin,"

Mereka tersenyum malu ketika akan berbicara namun sempat bersamaan ketika memanggil salah satu nya.

"Lo dulu,"

"Engga lo dulu aja,"

"Engga Beom, lo dulu," ucap Ryujin pada akhirnya.

Beomgyu diam sejenak lalu menghembuskan napasnya pelan. Kini mukanya menghadap Ryujin dengan lurus.

"Maafin gue Jin, gara-gara kejadian itu, kita jadi gini," ucap Beomgyu.

Ryujin menepuk punggung Beomgyu pelan lalu tersenyum.

"Gapapa Beom, gue tau perasaan lo gimana, pasti lo nyesel sama semua, pasti lo nyalahin diri lo sendiri karena gue. Lo ga gitu Beom. Lo ituㅡpenting di hidup gue. Gue yang salah selama ini. Gue ga pernah nyadar kalau lo itu berharga, kalau lo itu segalanya buat gue. Maaf Beomgyu, maaf gue ga peka sama lo," ucap Ryujin.

Tanpa aba-aba, Beomgyu langsung memeluk erat tubuh Ryujin. Untung kelas tersebut sudah sepi.

"Gue sayang banget sama lo Jin, gue terlalu egois buat dapetin lo, harusnya gue sadar aja kalau gue ini cuma sahabat lo, ga lebih," ucap Beomgyu.

"Gue juga sayang sama lo Beom, lo itu ga egois, percaya sama gue. Lo itu udah lebih menurut gue, Beom," ucap Ryujin.

Beomgyu melepaskan pelukannya dan kini menatap Ryujin dengan sangat lurus.

"Tapi, lo mau ga jadi cewe gue?,"

Deg!

Ryujin mematung untuk beberapa saat mendengar pertanyaan dari Beomgyu tersebut.

"Ce-cewe lo?," ucapnya tergagap-gagap. Sementara Beomgyu mengangguk-ngangguk dangan penuh semangat.

"Mm, gue... euh.. gue.. mau?," ucap Ryujin yang masih ragu dengan jawabannya. Beomgyu sudah bertepuk tangan layaknya anak kecil yang dibelikan es krim.

"Oke oke, fix ya. Udah ga ada penolakan lagi berarti," ucap Beomgyu dengan penuh keceriaan.

Sementara Ryujin mengangguk-ngangguk sambil menatap Beomgyu heran.

Baru tau gue Beomgyu bisa kayak anak TK. Batin Ryujin.

"Yuk ah pulang," ucap Beomgyu lalu menarik tangan Ryujin. Dengan cekatan, Ryujin pun mengambil tas nya.

"Lo kayaknya seneng banget sih gue terima," ucap Ryujin.

"Eh? Apa? 'Lo'? Ga, panggilnya sayang sekarang ya," ucap Beomgyu lalu terkekeh. Ryujin langsung memukul pundak Beomgyu.

"Nyebelin ya lo,"

"Ralat. Nyebelin ya sayang, AHAHAHA," goda Beomgyu kepada Ryujin.

"Plis Beom, udah lah jangan gitu," ucap Ryujin kesal.

"Oh iya, tapi jangan ada yang tau kita pacaran, ok?," ucap Beomgyu tiba-tiba. Ryujin mengernyit.

"Kenapa?," ucapnya.

"Jangan aja, pura-pura kayak sahabat biasa, gue takutnya nanti ada yang ember lagi," ucap Beomgyu, Ryujin mengangguk.

Lagipula bisa saja mantannya, Hyunjin, merasa aneh dengan mereka berdua kalau berpacaran. Ryujin juga tidak mau membuat hati Hyunjin sakit.

"Eh, itu Beomgyu kan? Itu Ryujin? Kok kayak pacaran ya pegang-pegangan. Eh tapi kan mereka sahabat, udah biasa kali ya," ucap seseorang yang jauh di seberang sana.

dia adalah Beomgyuku✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang