Tiga belas

10.5K 489 8
                                    

Nanda yang mendengar kata-kata Jihan pun ingin mendengarkan pembicaraan selanjutnya, akhirnya Nanda tetap di depan pintu kamar Fajar dan Jihan.

"Han, lalu kalau kita pisah gimana dengan anak kita?, kamu udah pikirin itu?" tanya Fajar.

"Aku bisa jaga anak ku sendiri mas, aku yakin, aku pasti bisa," jawab Jihan. Nanda yang mendengarnya sedikit tersentuh hatinya.

Tidak!!, aku tidak boleh memaafkan mereka begitu saja, anakku sudah pergi, dan ingat Nanda kalau mas Fajar menikah tanpa izin kamu, batin Nanda.

"Tidak! kamu, Nanda, aku, Kayla, dan anak kita akan sama-sama terus, tidak ada yang akan pergi," ucap Fajar.

"Tapi mas..."

"Sekali aku bilang tidak yah tidak. Tidurlah aku malas berdebat yang ujungnya nanti malah ada yang terluka. Aku malam ini akan tidur dengan Nanda, dia kan baru keluar dari rumah sakit,"ujar Fajar memotong ucapan Jihan, setelah itu dia pun keluar dari kamarnya setelah mendapat anggukan dari Jihan.

Nanda yang mendengar kalau Fajar akan ke kamarnya pun langsung berlari masuk ke kamarnya dan berpura-pura tertidur.
Sedangkan Fajar yang baru masuk kekamar Nanda pun langsung berbaring disamping istrinya itu sembari mengelus lembut kepala Nanda.

"Maafkan aku. Tidak ada yang salah disini, mau kamu, Jihan, atau siapapun, aku sadar bahwa akulah yang salah, lalu aku harus bagaimana untuk menebusnya Nan?" ujar Fajar dan air mata lelaki itu jatuh di pipi Nanda.

Nanda yang mendengarnya karena memang dia pura-pura tidur pun merasa sedikit bersalah. Hatinya terluka, namun mendengar semua ini, dia jadi berfikir panjang bahwa mungkin semua ini cobaan dari tuhan untuk menaikkan derajatnya.

Maaf mas, aku juga minta maaf, Nanda sadar kepergian anak kita itu sudah karena kuasa Tuhan, batin Nanda.

Jangan lupa di vote dan di komen yah

And sarannya dong buat cerita ini

Salam manis author
Afwan typo bertebaran

Bukan Istana Impian √(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang