Dua puluh tujuh

10.1K 454 4
                                    

Vote dulu sebelum baca

💍💍💍

"Kenzo tinggal dimana sayang?" tanya wanita itu saat hari sudah mulai sore.

"Kenzo nggak tau tante. Ayah belum jemput Kenzo," jawab Kenzo dengan wajah yang sedih dan itu malah membuat wanita itu bingung akan mengantar Kenzo kemana, dia juga tak tega meninggalkan anak sekecil Kenzo sendirian ditaman itu, bagaimana jika terjadi sesuatu dengannya.

"Gimana kalau Kenzo kerumah kita aja bunda," ujar anak wanita itu.

"Tidak bisa dong sayang, nanti kalau ayahnya Kenzo cari gimana?" ujar wanita itu memberikan pengertian kepada anaknya.

"Tapi bisa kan Naya main lagi sama Kenzo bunda?" ujar anak wanita itu.

"Bisa dong sayang," ujar wanita itu tersenyum lembut.

Naya, bundanya Naya, dan Kenzo sudah sampai di depan sekolah Kenzo lagi untuk menunggu ayah Kenzo datang menjemput.
Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam, tapi ayah Kenzo tak kunjung datang.

"Kenzo tau nomor ayahnya?" ujar wanita itu.

"Ehm, iya tante, kenzo hafal," wanita itu pun memberikan hpnya agar Kenzo mencatat nomor ayahnya, wanita itu sedikit menyesal kenapa tidak dari tadi saja dia menelfon ayahnya Kenzo jika memang Kenzo hafal nomornya.

Sudah dua kali wanita itu menelfon Fajar, namun tidak diangkat oleh Fajar sampai panggilan ketiga, barulah Fajar mengangkat hpnya itu.

"Halo" ujar Fajar yang baru selesai meeting, dan hpnya dari tadi memang dia tinggalkan di meja di ruangannya.

Wanita itu yang tak lain adalah Nanda menjadi lemas mendengar suara itu, dia sangat mengenali suara itu, suara orang yang amat dicintainya walau beribu luka yang di berikan untuknya. Tanpa sadar setetes air mata Nanda jatuh begitu saja dari matanya.

"Halo ini siapa?" ujar Fajar lagi karena tak ada suara.

"Ayah ini ken..." ucapan Kenzo terpotong akibat hp di tangan Nanda terjatuh saking syok nya Nanda mendengar suara Fajar, dia yakin itu suara mantan suaminya.

"Tante kenapa?" ujar Kenzo heran.

Hanya air mata yang jatuh membanjiri pipi Nanda, mulutnya serasa kelu untuk mengucapkan sepatah kata, dia tak ingin bertemu dengan Fajar, hati dan batinnya belum siap.

Apalagi Naya, anaknya, dia tidak mau anaknya meninggal lagi, sudah cukup dia kehilangan Kayla dan anak yang ada dalam kandungannya saat itu.

"Bunda kenapa nangis?" tanya Naya sambil memeluk erat bundanya. Dia juga heran mengapa bundanya menangis setelah mendengar suara ayahnya Kenzo.

Jangan lupa vote dan komen yah

Salam manis auhtor

Syukron katsiron

Afwan yah,typo bertebaran

Bukan Istana Impian √(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang