Nanda pun memilih untuk duduk di salah satu bangku taman, dan memperhatikan Fajar,kenzo dan Naya bermain
Tanpa sadar senyum mengembang di bibir wanita itu. Dia benar-benar bahagia kala melihat orang yang di sayangnya pun bahagia.
Tidak lama dari itu, Fajar menawarkan akan membelikan kedua anak kecil itu ice cream, sontak keduanya langsung loncat-loncat kegirangan.
Saat Fajar ingin menyebrang jalan, tiba-tiba ada mobil yang berjalan kencang kearah Fajar
"Awas om!!" teriak Naya sambil berlari kencang, lalu mendorong tubuh Fajar, karena kaget jadi Fajar gampang untuk didorong dan akhirnya Naya yang tertabrak.
Nanda yang melihat kejadian itu pun langsung berlari menghampiri Naya.
Air matanya sudah jatuh melihat kepala Naya berdarah, apalagi Naya dalam keadaan yang tidak sadarkan diri, ini persis seperti Kayla dulu."Biar aku bawa ke rumah sakit," ujar Fajar hendak menggendong Naya, tapi tangannya langsung di tepis oleh Nanda.
"Nggak usah!. Ini semua tuh gara-gara kamu, sampai terjadi sesuatu sama anak aku,aku nggak akan maafin kamu lagi!!" ujar Nanda lalu membawa Naya menuju mobilnya.
Sesampainya Nanda di rumah sakit, Naya pun langsung di tangani oleh dokter.
Ya Allah selamatkan lah Naya. Aku tidak sanggup jika harus kehilangan untuk ke sekian kalinya, batin Nanda.
Ternyata sedari tadi Fajar mengikuti Nanda sampai ke rumah sakit. Fajar duduk di dekat ruangan Naya, dia tidak menghampiri Nanda karena nanti Nanda marah dan malah mengusirnya dari rumah sakit itu.
Tidak lama dari itu, Dokter pun keluar dari ruangan penanganan Naya.
"Bagaimana anak saya Dok?, dia nggak papa kan?" tanya Nanda khawatir.
"Naya kekurangan banyak sekali darah dan kami sudah kehabisan darah itu di rumah sakit ini mba, darah itu pun langka," ujar Dokter itu.
(anggap aja pake bahasa Inggris yah)
"Golongan darah apa Dok?" ujar Nanda.
"A reshus negatif," ujar Dokter itu.
"Saya akan berusaha mencari golongan darah itu Dok, makasih," ujar Nanda.
Bagaimana ini golongan darah aku B, dan aku harus cari dimana golongan darah A reshus negatif itu. Mas Fajar kan golongan darah A reshus negatif, apa ini saatnya aku bilang kalau Naya adalah anaknya, batin Nanda.
"Biar aku yang mendonorkan darah untuk Naya," ujar Fajar yang tiba-tiba datang karena memang dari tadi, dia menguping pembicaraan Nanda dan Dokter itu.
"Ta..."
"Naya itu anak siapa Nan?"tanya Fajar memotong ucapan Nanda.
"Dia anak kamu mas. Aku taunya waktu kematian Kayla," ujar Nanda.
"Lalu kamu dengan Reihan?" tanya Fajar dan Nanda hanya terdiam.
"Kami hanya teman," ujar Reihan yang datang karena di telfon oleh Nanda jika Naya masuk rumah sakit dan membuat Reihan seketika panik.
Fajar pun mendonorkan darah untuk putrinya itu. Sungguh dia masih ingin memberikan kasih sayangnya pada Naya dan Kenzo, putranya.
Setelah Dokter keluar dan menyatakan Naya sudah keluar dari masa kritisnya, semua orang langsung bernafas lega.
"Pergi lah dari kehidupan ku dan Naya mas," ujar Nanda sambil menahan Fajar agar tidak masuk keruangan Naya, dia tak ingin Fajar menemui Naya.
"Tapi aku mau bersama anak kita Nanda, aku ingin memeluknya," ujar Fajar.
"Aku dan Naya sudah bahagia selama ini, dan Reihan juga sudah memberi kasih sayang layaknya ayah pada Naya, jadi ku mohon pergilah, karena kalau kamu disini akan membuat aku dan Naya tambah susah, aku mohon mas," ujar Nanda membuat Fajar terdiam sejenak.
"Baiklah, aku akan pergi jauh, dan tidak akan muncul di kehidupan kamu maupun Naya, tapi ku mohon beritahu lah Naya kalau aku ayahnya Nan, bilang sama Naya kalau aku sangat menyayanginya dan merindukannya,"
"Aku akan bilang itu sama Naya, asalkan kamu pergi dan nggak muncul lagi dihadapan aku dan Naya," ujar Nanda, berat bagi Nanda untuk mengatakan semua itu, tapi dia hanya tak ingin kejadian ini terulang lagi, dia tak sanggup jika harus kehilangan Naya.
"Aku janji akan pergi." ujar Fajar.
"Aku pegang janji kamu."
Jangan lupa vote dan komen yah
Salam manis author
Syukron katsiron
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Istana Impian √(End)
Romance(Sudah terbit) Jika kamu pusing akan memilih antara aku, dan dia. Sini aku bantu pilihkan,pilih saja dia,karena aku bukan lah sebuah pilihan tapi tujuan. Jan lupa vote yah.