Dua puluh dua

11.4K 471 6
                                    

Keesokan hari pun tiba, Fajar dan kedua orang tuanya pun sudah tiba dirumah orang tua Nanda di Bandung.
Dia dan keluarganya pun turun dari mobil dan mengetuk pintu rumah itu.
Tak lama darinya mengetuk, pintu pun terbuka dan yang membukanya adalah ibunda Nanda.

"Ma, Nandanya ada?" ujar Fajar.

"Buat apa kamu mencari Nanda, setelah kamu campakkan dia begitu saja," ujar ibu Nanda kecewa.

"Ma, aku kesini mau minta maaf sama Nanda dan Kayla, aku tau aku salah, tolong izinkan aku bertemu mereka," ujar Fajar memohon.

"Percuma kamu kesini Fajar, Nanda dan Kayla tidak ada disini. Nanda sudah pergi ke luar negri dan tidak akan kembali," ujar Ayah Nanda.

"Nggak pa!, Nanda masih istriku, dia tidak boleh meninggalkan aku," ujar Fajar sambil menggeleng.

"Sikapmu yang menyuruhnya pergi Fajar. Pergilah, urus anakmu  dan Jihan, itu kah yang kamu mau, Nanda sudah mengalah, dia sudah menyerah," ujar Ayah Nanda.

"Jihan udah meninggal," ujar Fajar.

"Inalillahi," ujar ayah dan ibu Nanda secara bersamaan, lalu ibu Nanda pun masuk kedalam rumahnya dan keluar dengan membawa dua amplop.

"Ini adalah surat perceraian dari Nanda dan satunya adalah surat untuk kamu, mama tidak tau isinya apa," ujar Ibu Nanda sambil menyerahkan kedua amplop itu.

Sontak Fajar menjadi kaget, Nanda menceraikannya, hal yang paling dia takutkan selama ini pun terjadi, dia sudah kehilangan semuanya.

"Fajar nggak akan pernah mau cerai sama Nanda, ma, pa. Fajar sayang sama Nanda," ujar Fajar sambil mengambil amplop itu disertai dengan air matanya yang sudah keluar.

"Fajar ayo nak kita pulang, ikhlaskan, semuanya sudah terjadi nak. Kami juga minta maaf yang sebesar-besarnya atas sakit hati yang Nanda terima," ujar bunda Fajar sambil mengusap lembut bahu Fajar.

"Jujur, kami berdua sangat kecewa terhadap Fajar, dia begitu menyakiti hati anak kami satu-satunya, tapi benar bahwa semuanya sudah terjadi dan tidak ada yang perlu disesali. Biarkan Nanda bahagia dengan pilihannya," ujar ayah Fajar.

"Saya minta maaf. Maaf atas kesalahan saya sama putri Mama dan papa, maafkan lelaki brengsek ini pa," ujar Fajar.

"Kami sudah memaafkanmu dan mama yakin Nanda pun juga sudah memaafkan semuanya," ujar ibu Nanda. Fajar pun menyalimi tangan keduanya lalu pamit pulang menuju Jakarta.

"Maafkan kelakuan anak saya kepada Nanda. Andai waktu itu saya tidak ngotot menjodohkan anak-anak kita, pasti Nanda tidak akan mendapatkan kesengsaraan akibat kelakuan putra saya,"ujar ayah Fajar.

"Lupakan lah, saya dan istri saya sudah melupakannya dan Nanda pun juga sudah tenang di tempatnya yang baru," ujar ayah Nanda.

Maafkan aku Nanda, aku sudah gagal menjadi suami untuk kamu dan aku pun gagal menjadi ayah untuk anak-anak kita, semoga kamu selalu bahagia setelah ini, batin Fajar.

Jangan lupa vote dan komen yah

Sarannya juga dong atas ceritanya

Makasih

Bukan Istana Impian √(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang