Empat belas

10.6K 488 6
                                    

Tak terasa pagi pun tiba, Nanda membuka matanya dan langsung bertatapan dengan Fajar.

"Selamat pagi my wife," ujar Fajar lalu mencium kening Nanda wanita itu hanya melirik Fajar sekilas.

"Ini aku udah buatin nasi goreng seefood kesukaan kamu," ucap Fajar sambil memberikan nasi goreng itu.

"Kayla mana mas?" tanya Nanda.

"Kayla tadi diantar sama Jihan ke sekolahnya," jawab Fajar.

Nanda pun mengambil piring itu, dan memakan nasi goreng seefood kesukaannya.

"Gimana enak nggak?"

"Enak. Makasih yah," ucap Nanda.

Fajar yang sudah jarang mendengar kata terimah kasih dari Nanda pun menjadi bahagia mendengarnya.

"Bisakah kita seperti dulu lagi Nan?" tanya Fajar

"Maksud kamu?" tanya balik Nanda.

"Bahagia dan harmonis seperti dulu lagi," ucap Fajar.

"Aku nggak tau mas, biar waktu yang menjawab. Jika suatu saat nanti aku sudah tidak sanggup, pasti aku akan pergi," ujar Nanda membuat Fajar dengan cepat langsung menggeleng.

"Jangan tinggalkan aku Nan. Jangan pernah berfikir meninggalkan ku!!" ucap Fajar.

"Maaf mas, aku nggak bisa janji, tapi aku akan berusaha," ujar Nanda lalu berjalan memasuki kamar mandi.

Didalam kamar mandi, Nanda kembali teringat kejadian setelah dia mengetahui bahwa Fajar dan Jihan menikah.

Flashback on.
Sepulang Nanda dari rumah sakit dia duduk di kamarnya menunggu Fajar pulang.

Tak lama darinya menunggu terbukalah pintu kamar itu.

"Assalamualaikum, dari tadi aku panggilin kamu dari luar kok nggak nyahut?" ujar Fajar, tapi tak ada jawaban dari Nanda. "Sayang, ada apa?" ujar Fajar lagi sambil memegang bahu Nanda, namun dengan kasar, wanita itu menghempaskan tangan Fajar untuk menjauh dari tubuhnya.

"Apa hubungan kamu dengan Jihan?" tanya Nanda.

"Maksud kamu apa?" tanya balik Fajar.

"Sampai kapan kamu mau bohongin aku mas?, sampai kapan?. Apa kamu nggak capek hidup dalam kebohongan?!!" teriak Nanda.

"Nan kamu lagi ngigau atau apasih, aku nggak ngerti," ujar Fajar.

"Aku udah tau kalau kamu dan Jihan menikah. Kenapa Jihan ada di Indonesia?, jawab aku dengan kejujuran," ujar Nanda.

"Ayah Jihan baru saja meninggal 2 tahun yang lalu Nanda, dan ayahnya menitipkan Jihan kepadaku, jadi kami menikah," ungkap Fajar pada akhirnya.

Air mata nanda kembali terjatuh. Sakit,kecewa semuanya tercampur aduk dalam hatinya saat ini.

"Jahat kamu mas!!"

"Nan, aku harap kamu bisa menerima Jihan. Aku juga ingin Jihan tinggal sama kita disini, soalnya dia sedang mengandung, aku minta maaf sama kamu," ujar Fajar

"Dan kamu pikir aku mau mas. Aku tidak sudi tinggal seatap sama perebut seperti dia," ujar Nanda lalu berlari keluar rumahnya.

Dan itulah mengapa malam itu dia sendiri duduk di tengah hujan dan dinginnya malam.

Flashback off.

"Aku ingin melupakan kenangan buruk itu mas, tapi kenapa kenangan itu terus saja berputar jelas di otakku," ujar Nanda di dalam kamar mandi itu.

Jangan lupa di vote yah

Salam manis author

Syukron yah

Bukan Istana Impian √(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang