Sepuluh

10.8K 527 7
                                    

"Aku tidak perlu izin kamu untuk pergi dari sini," ujar Nanda sambil melanjutkan langkahnya, tapi Fajar langsung menggendong istrinya itu.

"Mas lepasin!!, apa-apaan sih kamu. Aku benci kamu, lepas mas!!" ujar Nanda sembari memberontak.

"Jihan masuk lah ke kamar kamu!, istirahat dan jangan lupa minum vitaminnya," ujar Fajar dan langsung digangguki oleh Jihan.

Fajar pun segera membawa Nanda menuju kamarnya dan menutup pintu kamar itu tanpa menguncinya.

"Kenapa sih kamu nggak pernah mau dengerin kata-kata aku?!" ujar Fajar.

Nanda yang sudah turun dari gendongan fajar pun langsung duduk lemas di lantai kamar itu sambil menutup matanya dan perlahan menangis.

"Nan, aku akan minta maaf sama Kayla," ujar Fajar sambil memegang bahu istrinya itu.

"Aku benci kamu mas!!" ujar Nanda terisak sambil melepaskan tangan Fajar dari bahunya.

"Aku minta maaf,"

"Aku nggak akan pernah mau maafin kamu," ujar Nanda.

"Walau pun aku mati," ujar Fajar, dan Nanda sontak langsung melihat wajah lelaki itu.

Tiga detik mereka saling memandang sampai Nanda mengalihkan pandangannya ke tempat lain.

"Aku cuman pengen kamu disini Nan, dan kita kayak dulu lagi," ujar Fajar.

"Aku mau pergi!!, aku capek mas, tolong kamu ngerti," ujar Nanda lalu berjalan ke arah pintu dan hendak membukanya.

Fajar dengan spontan langsung mendorong tubuh Nanda agar tak membuka pintu itu, Nanda yang terjatuh pun, tanpa sengaja perutnya terbentur keras dilemari.

"Nanda!!" teriak Fajar karena melihat banyak darah mengalir kebawah kaki Nanda.

"Ahk sakit mas," ucap Nanda kesakitan sambil memegang perutnya, dan setelah itu yang dirasakan Nanda hanya lah gelap.

Jangan lupa di vote dan komen yah

Salam manis author

Syukron

Afwan jika banyak typo nya

Bukan Istana Impian √(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang