Sembilan belas

11K 504 12
                                    

Ternyata ada seorang anak kecil yang baru saja ditabrak oleh sebuah truck, tiba-tiba perasaan Nanda menjadi tidak enak, dia melihat siapa yang di tabrak dan ternyata anak kecil itu tak lain adalah Kayla.

Nanda langsung mendekat ke arah anaknya itu, menggendongnya, dan langsung berlari membawanya masuk ke dalam rumah sakit dengan berderainya air mata dari pipi Nanda, terlebih lagi banyak darah mengalir dari kepala Kayla. Nanda takut, sangat takut anaknya itu kenapa-napa.

"Ay...ah," ujar Kayla lemas, lalu pingsan kembali.

"Kayla bangun nak!!. Jngan tinggalin bunda, Kayla bangun!!" ujar Nanda sangat panik, dia terus saja menangis, dirinya takut terjadi sesuatu dengan Kayla.

Nanda sudah berusaha menelfon Fajar dari tadi sejak Kayla masuk keruang penanganan, tapi tidak pernah diangkat oleh Fajar.
Tidak lama kemudian Dokter keluar dari ruangan penanganan Kayla.

"Dok gimana anak saya?" tanya Nanda yang matanya sudah bengkak akibat terus menangis.

"Maafkan kami. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin bu, tapi Allah berkehendak lain, anak ibu sudah meninggal dunia," ujar Dokter itu membuat Nanda terdiam membeku ditempatnya.

Nanda pov
"Dokter bohong kan, anak saya nggak mungkin ninggalin saya!!" ujarku teriak, tapi Dokter itu malah mengatakan sabar kepadaku dan pergi

Aku menangis, badanku serasa lemas, duniaku benar-benar hancur kali ini.

Kayla, dia adalah kekuatanku selama ini. Alasan kenapa aku masih bertahan dengan pernikahan didalam istana yang begitu tidak pernah aku impikan.

Aku masuk melihat tubuh kecilnya terbaring di atas ranjang rumah sakit itu. Perlahan suster menutup mukanya dengan kain berwarna putih, Aku melihatnya dan air mataku semakin deras keluar.

Kayla ku sudah pergi. Semua pergi meninggalkanku satu persatu.
Saat suster itu keluar, aku mendekat kearah ranjang ruangan itu, kubuka kain penutup di wajah putri kecilku.

Ku peluk dia, anakku, yang kulahirkan dengan susah payah dan ku besarkan dengan kasih sayang telah pergi selamanya.

"Kayla bangun!, bangun nak, jangan tinggalkan bunda, tadi Kayla bilang Kayla laper kan, sini nak bunda belikan makanan, Kayla makan sama bunda yah, ayo sayang buka matanya," ujarku sambil air mataku jatuh satu persatu kepipi Kayla.

Author pov.
Tapi biar bagaimanapun ajal Kayla sudah tiba, dan dia sudah pergi untuk selama-lamanya. Nanda tidak bisa berbuat apapun untuk mengubah takdir hidupnya. Andaikan Nanda tau Kaylanya akan pergi dengan cara seperti ini, mungkin dia tidak akan bertahan dengan Fajar hanya dengan alasan membahagiakan Kayla.

Sedangkan ditempat lain.
Jihan sudah melahirkan dan anaknya laki-laki.

Fajar sangat bersyukur, dia masuk dan melihat keadaan istrinya yang kata dokter istrinya itu sedang koma.

"Han, anak kita ganteng banget, kamu sadar dong, kita urus sama-sama anak kita, aku, kamu, dan Nanda," ujar Fajar sambil menggenggam lembut tangan Jihan.

Tiba-tiba Fajar teringat akan Kayla dan Nanda yang belum juga kembali sampai saat ini, dia pun mengambil hpnya berniat menghubungi Nanda, dan Fajar menjadi terkejut saat melihat 20 panggilan tak terjawab dari istri pertamanya itu.

Fajar pun pergi mencari Nanda dan kayla, tapi tak juga menemukan keduanya.

"Kamu dimana sih Nan?" gumam Fajar sambil berusaha menelfon hp Nanda, tapi hp itu sudah tidak aktif.

Jangan lupa vote and komen yah
Kasih sarannya dong buat cerita ini

Makasih yah

Salam manis author

Bukan Istana Impian √(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang