Tiga puluh satu

10.2K 445 2
                                    

"Naya tau jalan pulang ke rumah Naya?" tanya Fajar. Dia ingin sekali bertemu dengan bundanya Naya itu, dia ingin memastikan apakah itu Nandanya atau hanya namanya saja yang mirip persis.

Jika benar itu Nanda, istrinya, dia hanya ingin meminta maaf langsung kepada Nanda atas perlakuannya selama ini kepada wanita itu.

"Iya, tau om," jawab Naya membuat Fajar tersenyum, mereka pun langsung menuju rumah Naya.

"Om kenal yah sama bunda, kata bunda om teman SMAnya," ujar Naya.

Teman sma, apa itu benar Nanda, batin Fajar.

"Iya sayang," jawab Fajar sambil tersenyum.

Sesampainya di rumah itu, Fajar dan kedua anak kecil itu pun turun dari mobil Fajar dan perlahan melangkah menuju rumah itu.

Fajar mengetuk pintu rumah itu setelah dirinya menghembuskan nafasnya terlebih dahulu, sebab jujur, hatinya menjadi tak menentu saat ini, perasaannya campur aduk dan sangat susah untuk dijelaskan.

Nanda yang berada di rumahnya karena malas untuk pergi ke butiknya sedari tadi sedang sibuk dengan pesanan pelanggannya pun lupa menjemput Naya di sekolahnya.

Yah, semenjak Nanda tinggal di Inggris, dia mencari uang lewat butiknya, banyak juga yang memesan lewat online kepada Nanda.

Tanpa sengaja Nanda melirik jam, dan ternyata jam sudah menunjukkan pukul 10.30 menit.

"Astaga aku lupa jemput Naya," ujar Nanda panik.

Tok...tok...tok
(Anggap aja suara pintu)

Part dihapus untuk kepentingan penerbitan

Jangan lupa di vote yah,komennya juga

Author selalu nunggu saran dari kalian

Makasih

Bukan Istana Impian √(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang