Setelah mengantar jihan kepasar. Nanda langsung bergegas ke tempat kerjanya.
Setelah selesai mengajar, Nanda langsung memasuki ruang guru, dan memeriksa jawaban siswanya karena tadi Nanda memberikan ulangan harian mendadak.
Tiba-tiba fikirannya kembali mengingat kejadian dimana dia mengetahui pernikahan kedua suaminya serta semua kebohongan Fajar.
Flashback on
Nanda akan pergi kerumah sakit hari ini, sebab sejak kemarin dia terus saja mual dan kepalanya pusing.Setelah cek up, dia dinyatakan hamil. Nanda sangat bahagia, sejak keluar dari ruang kandungan, bibirnya terus menerbitkan senyuman. Dia juga memikirkan bagaimana dia memberitahu ke Fajar tentang kehamilannya ini, dia membayangkan Fajar pasti akan memeluk dan menciumnya lalu bertanya apa yang Nanda inginkan, seperti saat dia hamil Kayla dulu, atau mungkin Fajar akan melakukan hal yang lebih indah dari itu.
Saat hendak keluar dari rumah sakit, Nanda melihat Fajar sedang menggondong wanita lain dan wanita itu tak lain adalah Jihan.
Nanda memang sudah mengenal Jihan sebab awal dirinya dan Fajar menikah, Nanda tanpa sengaja mendapatkan foto Jihan didalam dompet Fajar dan saat itu Fajar menceritakan siapa Jihan saat Nanda mempertanyakannya.
Fajar dan Nanda adalah dua orang yang dipersatukan bukan karena cinta tapi karena perjodohan keluarganya, dan Jihan adalah mantan terakhir Fajar sebelum bersama dengan Nanda.
Sebenarnya dulu Fajar dan Jihan sudah berjanji akan menikah setelah mereka lulus kuliah, tapi Fajar di jodohkan dengan nanda, dan itu membuat Jihan dan Fajar akhirnya berpisah. Karena Jihan ingin melupakan Fajar, jihan memutuskan untuk kerja, dan menetap di Paris.
Nanda mengira bahwa selama 7 tahun mereka menikah, fajar sudah bisa melupakan Jihan tapi ternyata itu semua salah.
Aku nggak salah lihat kan, itu Mas Fajar sama Jihan, tapi bukannya Jihan di Paris, batin Nanda penuh tanya.
Karena penasaran, Nanda pun mengikuti Fajar dan dia bertambah heran saat Fajar memasuki ruangan kandungan. Karena rasa penasaran yang besar, Nanda pun menguping pembicaraan didalam ruangan itu dari balik pintu.
"Selamat yah pak, istri bapak hamil, sudah 2 Minggu usia kandungannya," ujar dokter itu dan membuat Nanda yang mendengarnya menjadi syok.
Nggak mungkin, ini pasti cuman mimpi, Nanda ayo bangun, batin Nanda sambil mencubit pipinya.
Tapi, ketika dia mendengar kata-kata Fajar, dia menyadari bahwa semua itu bukan mimpi atau salah paham. Fajar telah mendua dengan cinta masa lalunya.
"Sayang kita akan punya anak, aku bahagia banget, makasih yah," ujar fajar.
"Owh yah mas, bagaimana dengan mba Nanda kalau dia tau kita sudah menikah?" tanya Jihan.
Kata-kata Jihan semakin membuat Nanda terluka, dia hanya berharap ini mimpi, tapi pada hakikatnya, ini semua nyata.
"Ayah kamu nggak perlu tau kalau kamu ada nak," gumam Nanda sambil memegang perutnya yang masih rata, lalu melangkah pergi dari tempat itu.
Sesampainya dirumah, dia langsung menuju kekamar Kayla. Air mata Nanda semakin deras keluar saat melihat wajah Kayla yang tertidur sangat lelap, mampukah dirinya merusak hati putrinya itu dengan perceraian.
"Kayla, bunda dan ayah akan pisah nak. Bunda harap, Kayla mengerti. Bunda mungkin akan memaafkan semua kesalahan ayah, tapi untuk tetap bersama dengannya dan menerima wanita itu, rasanya bunda tidak sanggup," gumam Nanda lalu menghapus air matanya.
Nanda pun berjalan kearah meja belajar Kayla yang terlihat sangat berantakan, dan disana dia melihat gambaran Kayla. Kayla menggambar dua orang yang ditengahnya ada satu anak kecil perempuan, diatas mereka tertulis, ayah, bunda, Kayla. Ketika membalik gambar itu sebuah kalimat membuat air mata Nanda kembali menetes, dia pun memegang mulutnya agar tak ada suara tangisan yang keluar supaya tak mengganggu putri kecilnya itu tidur
Dan tulisannya itu "Aku berharap akan terus bersama bunda, dan ayah dalam kehidupan yang bahagia"
Flashback on.
"Nan, kok ngelamun sih?" ujar Ririn sambil memegang pundak Nanda membuat gadis itu terkejut. Yah mereka satu tempat kerja.
"Eh, Astagfirullah hal azim"
"Kamu kenapa sih?. Kalau ada masalah cerita sama aku," ujar Ririn.
"Nggak ada kok rin. Kayaknya aku pulang ajah, nggak enak badan soalnya," lirih Nanda.
"Mau aku antar?" tawar Ririn.
"Nggak usah, aku bawa mobil kok," Nanda pun melangkah pergi.
Aduh tambah greget nih guys
Kasihan banget yah Nanda, ayo divote dan komen, beri Nanda semangat☺️.
Salam manis author
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Istana Impian √(End)
Romance(Sudah terbit) Jika kamu pusing akan memilih antara aku, dan dia. Sini aku bantu pilihkan,pilih saja dia,karena aku bukan lah sebuah pilihan tapi tujuan. Jan lupa vote yah.