Mengurung diri di kamar dan menangis itu adalah salah satu cara agar dapat bangkit kembali dari hati yang terluka, percayalah menangis itu perlu jangan kau tahan nanti kau tak akan bertahan.
****
Masih seperti beberapa hari yang lalu, hujan rupanya masih betah mengguyur bumi dari pagi hingga petang bahkan matahari dapat dihitung berapa jam saja menampakan dirinya. Didalam kamar yang tidak layak disebut kamar wanita akan kondisinya sekarang Afsheen masih setia dengan kesedihannya. Dua hari dihabiskannya lebih banyak didalam kamar, hanya untuk buang air kecil dan besar saja ia akan keluar. Untuk mandi, jangan ditanya apakah ada wanita yang sudah mandi dengan keadaan ramput lepek serta muka kucel dan berminyak.
Mata bengkak plus kantung mata menghitam menambah geleng-geleng orang yang melihatnya. Sama halnya Dira, yang sudah dari tadi duduk dengan membaca novel romance koleksi sahabatnya itu. Hanya membaca beberapa halaman saja Dira sudah tau apa yang akan terjadi dihalaman berikutnya hingga ending. Wanita baik yang selalu disakiti kemudian bertemu dengan pria yang mampu membuat wanita itu sangat dicintai, terlebih lagi sang pria tampan dan kaya. Cinderella garis keras.
"Ini sudah dua hari, Sheen ." Dira melemparkan asal Novel itu ketempat tumpukan novel yang berserakan dilantai. Lalu ia berjalan ke arah Laptop yang masih menyala." Berapa kali lo nonton adegan ini?". Dira bertanya dengan ekspresi miris kepada Afsheen.
Drama Korea, sahabatnya itu rupanya tengah menonton drama korea juga. Dira mem-play kembali Video yang sempat d-pause tersebut. Kemudian Dira melihat adegan yang membuat Dira kembali menatap sahabatnya, dimana adegan sang pria yang dengan santainya membatalkan acara pernikahan mereka lalu akhirnya sang wanita menangis dengan terseduh-seduh.
"Tidak banyak, hanya tiga kali subuh tadi ." Kata Afsheen dengan santai mengeluarkan suara paraunya.
"Lo gak bisa gini aja Sheen, lo harus bangkit. Masa lo sedih dan dia bahagia, itu gak fair kan. Jadi lo harus buktiin padanya, lo juga bisa kayak dia ."
"Nikah!?" Sambung Afsheen.
"Bahagia maksud gue, tapi kalau mau nikah juga gak papa ." Dira menarik selimut yang menutupi badan sahabatnya itu." Ugh, bau!" Ucap Dira spontan." Berapa lama gak lo cuci?"
Afsheen berpikir sejenak." Mungkin udah lama, gue lupa terakhir kali gue cuci tuh selimut ."
Dira menghela nafas berat." Sebaiknya lo bersihin badan lo gih, baru kita bicara lagi ." Kata Dira dan dituruti oleh Afsheen terbukti sahabatnya itu sudah turun dari kasurnya lalu berjalan keluar kamar setelah mengambil handuk."Ingat gak boleh nangis lagi ."
"Gue gak janji ." Kata Afsheen pelan namun masih bisa didengar oleh Dira.
Setelah kepergian sahabatnya dan mendengar suara air yang jatuh mengenai lantai, dengan pelan Dira menggulung lengan bajunya." Ini akan memakan waktu yang gak sebentar ." Ucap Dira mengamati betapa berantakannya kamar Afsheen.
Hampir satu jam dihabisakan Afsheen didalam kamar mandi, bahkan sudah sepuluh menit yang lalu Dira tidak mendengar lagi suara air yang mengalir. Hening, membuat Dira khawatir dengan keadaan sahabatnya itu dan membuat berbagai pikiran negatif langsung menghiasi otaknya. Perlahan kaki Dira berjalan kearah kamar mandi, lalu...
Ceklik,
Pintu terbuka menampilakan Afsheen yang keluar dengan memakai pakaian seperti saat ia masuk kedalam kamar mandi namun sekarang ada handuk membungkus kepalanya. Dira menarik nafas lega ketika melihat sahabatnya itu baik-baik saja, tetapi kelegaan Dira tidaklah lama ketika melihat bibir Afsheen biru dan matanya sembab. Dira sudah tau pasti, bahwa sahabatnya ini kembali menumpahkann air mata didalam kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Afsheen ✓
Chick-LitAfsheen, Found You Adalah cerita kedua yang aku tulis... *** Ketika mengetahui orang yang kamu cintai dan juga menjadi cinta pertama bagimu mengakhiri masa lajangnya, apa yang akan kamu lakukan? Menghalangi pernikahannya? Menyendiri di kamar lalu m...