Dua Puluh Enam : Wanita Beruntung

62 8 2
                                    

Sepertinya hari ini adalah hari yang sangat bersejarah untuk kita berdua...

****

Hampir setiap menit Afsheen selalu melirik ke arah jam yang melingkar indah di pergelangan tangan kirinya, jam pemberian dari Rara sebagai kado pernikahannya dengan Bagas. Sekarang hampir tiga puluh menit Bagas asik mengobrol ria dengan sahabatnya. Afsheen tidak merasa keberatan juga cemburu akan hal itu, karena yang Afsheen dengar dari obrolan mereka sudah hampir satu tahun mereka baru bisa berkumpul bersama seperti sekarang dengan lengkap. Afsheen sangat paham tidaklah mudah untuk bisa mendapatkan kesempatan bisa berkumpul dengan teman, apalagi ketika semua teman lengkap. Itu sangatlah jarang, bahkan Afsheen yang mempunyai dua teman kadang-kadang tidak bisa pergi atau berkumpul bersama.

Afsheen tersenyum melirik Bagas, ini adalah waktunya Bagas bersama teman-temannya, untuk itu sampai sekarang Afsheen tidak mengganggu Bagas meskipun hatinya gelisah ingin menanyakan apakah Bagas mendengar ucapan para medusa itu. Itu yang membuatnya kepikiran sampai sekarang.

Afsheen kembali menghela napas, kemudian tersenyum ke satu wanita yang setidaknya membuatnya masih betah di acara ini, yaitu Stephanie istri dari Leo. Seorang wanita yang begitu mempesona dengan bentuk tubuh ideal nya walau sudah melahirkan seorang bayi yang sekarang dititipkan dengan ibunya. Yang lebih mengejutkannya Stephanie pernah ikut ajang Miss Indonesia, betapa beruntungnya Leo mendapatkan istri yang cantik dan ramah seperti Stephanie.

Tidak seperti,

Afsheen tersenyum kecut ketika matanya dengan tidak sengaja kembali bertatapan dengan mata Claudia. Kali ini sebisa mungkin Afsheen terlihat nyaman dan bersikap baik-baik saja kepada kedua wanita yang terang-terangan mengibarkan bendera permusuhan dengannya itu. Seandainya saja situasi sekarang dialami oleh Dira pastilah dia akan langsung berdiri dan menggebrak meja, marah. Namun kenyataannya Afsheen adalah Afsheen, seorang wanita yang sangat takut terlibat dalam masalah apapun meski dirinya dihina seperti sekarang. Afsheen akan mencoba tersenyum dan tidak menampilkan betapa terluka dirinya.

Pecinta damai. Sebutlah seperti itu.

Afsheen kembali melirik Bagas yang kali ini tertawa ketika mendengar candaan dari Stave teman satu kampus Bagas dari jurusan berbeda yaitu Stave mengambil jurusan Hukum. Yang mengejutkan rupanya Stave adalah pacar dari Sherly mantannya Bagas. Afsheen mencuri-curi pandang ke arah Sherly yang terlihat menikmati pembicaraan antar laki-laki sesekali juga dia menimpalinya. Terlihat sekali Sherly adalah tipe wanita yang suka bergaul dan tipe wanita yang disenangi pria ketika memperkenalkan sebagai pacarnya.

Sedari Afsheen memperhatikan Sherly, ia juga menemukan sesuatu yang membuatnya sedikit risih. Tatapan mata Sherly ke pada Bagas sangat berbeda ketimbang menatap pacarnya sendiri. Dan dapat ia pastikan juga, bahwa Sherly masih mempunyai perasaan kepada Bagas.

Afsheen sedikit mendengus, untuk hari ini saja ia sudah di pertemukan dengan dua mantan Bagas diwaktu dan tempat yang sama. Afsheen melirik Bagas, memperhatikan setiap apa yang dia lakukan lalu kembali mencuri pandang ke arah dua wanita itu, dan benar saja mereka kembali menatap Bagas dengan kagum.

"Mas?" Panggil Afsheen.

Bagas menghentikan bicaranya, lalu tersenyum kepada Afsheen dengan satu alis terangkat." Kenapa, hmm?"

"Lo cuekin istri lo sedari tadi, Gas. Gitu aja gak peka." Ucap Ardi, namun sebelum Afsheen mengeluarkan suaranya. Ardi menggelengkan kepalanya sambil berdecak mengejek Bagas.

Cup

Betapa kagetnya Afsheen ketika dengan tiba-tiba Bagas mengecup pipinya, dihadapan teman-temannya!

Afsheen ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang