Afsheen ✓

Empat : Bertemu Pria Gila Di Pulau Cinta

Apa kesan pertama bertemu pasanganmu sekarang? Menyebalkan atau menyenangkan? Mungkin dua hal itu akan dialami dua insan yang berbeda jenis ini sekarang...

****

Kesibukan melanda pagi-pagi buta di rumah kediaman salah satu warga komplek Elit yang bernama Komplek Harapan Bunda, dengan nomor rumah enam tujuh yang didepan rumahnya ada pohon pinang merah. Rumah lantai dua dengan gaya minimalis modern bercatkan hitam putih, satu kata untuk rumah itu Mewah. Terlihat satu mobil yang lumayan besar dan dengan bagasi terbuka dibelakangnya tengah terparkir di Carport samping rumah, lalu satu orang keluar dari pintu rumah dengan membawa tas kecil ditangan kirinya.

"Man masukan ini kedalam ya, habis itu kunci. Barangnya sudah semua, yang lainya biar dipegang masing-masing aja ." Ucap wanita yang umurnya dipertengahan 40 tahun itu.

"Baik, Nya ." Jawab sang supir - Norman namanya - lalu membawa tas kecil itu kedalam bagasi menyusunya dengan rapi lalu menutup bagasi tidak lupa meguncinya agar aman.

"Ma, Bagas tidak usah ikut aja ya. Soalnya, tiga hari lagi Bagas akan pergi ke Medan, ya ma?" Ucap seorang pria yang bergelayut manja dilengan kanan ibunya, agar permintaanya dapat dikabulkan.

Wanita yang bernama Mayang itu berhenti kemudian melepas tangan anaknya yang erat memegang pergelangan tanganya." Kamu gak malu seperti anak kecil gini? Kamu harus ikut Bagas, mama udah bilang sama Eyang dan mba Susi bahwa kamu kali ini tidak akan bolos seperti tahun kemarin, jadi kamu harus ikut titik. Jangan ngerengek, malu tau dengan umur kamu yang mau kepala tiga ."

Kalau sudah umur yang dibawa-bawa Bagas akan segera menjauh, pasti mamanya nanti akan membahas kearah yang membuat kepalanya tambah pusing apalagi kalau bukan masalah calon istri. Bagas masuk mobil dan duduk di kursi penumpang di samping sepupunya yang hanya satu bulan lebih tua darinya.

Mobil berjalan yang mula-mulanya pelan karena masih diarea komplek kini melaju ketika sudah berada di jalan raya. Setengah jam membelah jalanan kota yang masih sepi dipukul 6 pagi, kini mereka telah sampai di Bandara. Semua tas serta koper yang ada di bagasi dikeluarkan. Beberapa saat kemudian semuanya sudah Check-in, tinggal menunggu keberangkatan mereka yang tinggal beberapa menit lagi.

"Gas, lo udah beberapa tahun gak ke Bali bagaimana perasaan lo? Apa lo akan berniat cari calon istri di Bali?" Tanya Ardi Setiawan sepupu Bagas yang sebentar lagi akan melepas masa lajangnya-beberapa bulan lagi-." Di sanakan banyak bule, jadi lo harus cari calon istri di sana, Gas!"

"Nanti ajalah, gue masih fokus sama kerjaan gue yang masih banyak lagi nih. Tahun depan aja masih banyak deadline yang harus gue kerjakan ." Jelas Bagas yang mulai bosan menunggu keberangkatan. Lima menit kemudian terdengar suara wanita dari pengeras suara memberitahu pesawat yang menuju ke Pulau Dewata Bali akan segera berangkat jadi para penumpang diharapkan secepatnya menuju pesawat.

Dalam Pesawat Bagas hanya memandang hamparan putihnya awan matanya sama sekali tidak mengantuk, bahkan semua keluarganya sudah terlelap ke alam mimpi mereka masing-masing." Bisa minta air mineral?" Tanya Bagas pada Pramugari yang baru saja lewat, Pramugari itu tersenyum lalu meminta Bagas untuk menunggu sebentar. Sekembalinya Pramugari itu dengan membawa satu botol air mineral juga satu gelas kaca ukuran kecil, Pramugari itu memberikan minuman serta gelasnya pada Bagas." Terimakasih ."

Walau hanya satu jam berada didalam pesawat namun sudah mampu membuat punggung Bagas pegal-pegal. Dikarenakan ia sebelumnya telah duduk cukup lama dari jam 2 pagi hingga sekarang ini, untuk mengecek file-file yang sudah dikirim oleh asistennya hingga kerjaan yang dikerjakan untuk dua hari ia kerjakan beberapa jam saja. Itu semua ia lakukan agar liburannya tidak terganggu akan notifikasi email atau wa nantinya, itupun tidak memastikan karena bila ada hal urgent pastilah asisitennya akan langsung menghubunginya juga sekalipun ia masih liburan.