Ada hal yang lebih menyenangkan dari pada cinta dan seorang kekasih yang belum halal, tertawa bahagia dengan teman-teman, misalnya...
****
Cintamu senyaman mentari pagi
Seperti pelangi, slalu kunanti...
Cintamu tak akan pernah terganti
Selamanya dihati...
Aku bahagia... Milikimu seutuhnya...
"Masih pagi Ra, gue mohon jangan datangkan hujan dengan suara lo itu," tatapan membunuh didapatkan Afsheen, ia hanya terkekeh." Ada apa, sepertinya lo sangat senang pagi ini?"
Dira tersenyum kemudian menggelengkan kepalanya pelan," gue bahagia sebentar lagi akan bertemu para cogan,hehe.." Dira membayangkan segerombolan pria bule bertelanjang dada memamerkan perut kotak-kotaknya berlalu lalang dihadapannya seperti menjajakan diri mereka. Astagafirullah, batin Dira.
"Lap tuh iler lo!"
Spontan Dira memegang samping bibirnya, tapi tidak basah? Tatapannya beralih kearah Afsheen yang saat ini menahan tawanya," suka banget ngerusak mood anak gadis orang."
Afsheen memicingkan matanya," yakin masih gadis."
"Mulutnya!" kata Dira tidak terima.
Sungguh menyenangkan bagi Afsheen membuat kesal seorang Dira Nadifa.
"Lo yakin tertarik ma cowok bule, Dir?" Kusandarkan badan disamping meja pantry dengan mata melirik kearah tante Tantri yang lagi Yoga didalam sebuah ruangan, ruangan dengan pembatas berupa kaca transparan. Bisa dipastikan itu adalah ruangan olahraga milik tante Tantri, ruangan yang dibuat kedap suara memudahkan tante Tantri untuk lebih konsentrasi.
"Pria bule kan kebanyakan gak perjaka lagi," apa kalian penasaran dari mana aku bisa berasumsi begitu, jawabannya adalah aku sudah kebanyakan membawa Novel genre romance-adult jadinya otak cantikku sudah sedikit terkontaminasi, ingat hanya sedikit yah.
"Baguslah, seenggaknya mereka sudah berpengalaman," jawab Dira enteng, se-enteng menjawab soal ulangan yang sudah tahu kunci jawabannya.
Punya sahabat kok gini amat, batin Afsheen.
"Terserah lo deh," pasrah Afsheen," btw kok lo cepat banget move on nya?"
"Hhm... Dira gitu, tak seperti seseorang yang aku kenal." Sindir Dira dengan nada menggoda Afsheen.
Sial, emaknya ngidam apa ya kok bisa keluar anak model kayak Dira dengan mulut pedes nan nyelekit gini. Pertanyaan itu akan ia simpan dulu untuk saat ini, dan nanti ketika ingat lagi akan ia tanyakan kepada tante Ningsih –ibunya Dira-.
Ting Tong... Ting Tong...
"Tidak sabaran sekali," keluh Dira melihat jam yang baru menunjukan pukul setengah delapan pagi," ini masih pagi, memang kalian janjian jam berapa sih?"
"Mereka bilang akan kesini jam 8."
Afsheen melangkahkan kakinya menuju pintu utama, dalam jalannya menuju pintu ia beberapa kali mendengar bel kembali ditekan, Afsheen tersenyum dengan menggeleng-gelengkan kepalanya pelan, orang yang membunyikan bel itu sungguhlah sangat bersemangat. Tibalah ia didepan pintu besar bercatkan hitam, tangan kananya memegang gagang pintu sambil mendorong gagang itu kebawah.
Dua gadis remaja tersenyum sumringah menyambutnya.
" Pagi mba Afsheen," kata Rara tanpa menghilangkan senyumannya, sungguh cantik bahkan Afsheen yang seorang wanita terpesona.
KAMU SEDANG MEMBACA
Afsheen ✓
Chick-LitAfsheen, Found You Adalah cerita kedua yang aku tulis... *** Ketika mengetahui orang yang kamu cintai dan juga menjadi cinta pertama bagimu mengakhiri masa lajangnya, apa yang akan kamu lakukan? Menghalangi pernikahannya? Menyendiri di kamar lalu m...