Pagi, seperti biasa Lysni berangkat bersama Frans. Lysni keluar sengaja menutup pintu mobil dengan keras hingga menimbulkan bunyi, Frans menyusul sedikit berlari untuk mengejar Lysni yang berada didepan lalu mencekal tangan Lysni."Oke oke, abang turutin semua mau kamu" ucap Frans menghela napas pasrah.
Lysni menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Frans sambil tersenyum sangat lebar, lalu bergelayut manja disebelah lengan Frans.
"Yuk bang, ke kelas bareng" Lysni terus menggandeng lengan Frans sampai didepan kelas Lysni, Frans menatap Lysni sebentar lalu mengacak rambut Lysni.
"Issh, rusak tau rambut Lysni" ucap Lysni mengerucutkan bibirnya sambil merapikan rambutnya yang Frans acak.
"Belajar yang bener, istirahat abang kesini lagi" Frans berniat meninggalkan Lysni kalau saja tidak ada yang mencekal lengan nya.
"Abangggg" rengek Lysni sambil menghentak hentakan kakinya kesal.
"Iyaiya oke, seperti biasa kalau pulang abang tunggu diparkiran" Frans akhirnya pergi dan Lysni masuk kedalam kelasnya melihat Dara yang hanya memandangnya dengan mengangkat sebelah alisnya.
“Lo kenapa Dar?” Lysni bertanya tanpa menatap lawan bicara nya lalu duduk dan menyimpan tasnya, Dara tidak menjawab apapun membuat Lysni harus berpikir setelah menyadari sesuatu Lysni memangut mangutkan kepalanya.
“Ohhhh, gue tau sekarang, lo suka kan sama bang Frans? Aelahh bilang aja kali Far, gak usah malu malu gitu sama gue” ucap Lysni sambil menusuk nusukan jarinya ke pipi Dara berniat menggodanya.
“So tau lo ah” ucap Dara malu malu jangan lupakan pipi Dara yang sudah memerah akibat godaan dari Lysni.
Bu Aisyah yang mengajar di kelas Lysni, pelajaran matematika tentu saja menjadi mata pelajaran favorit bagi Lysni ntahlah dari dulu Lysni menyukai mapel itu.
“Lysni, tolong bantu ibu bawakan buku ini ke kelas 11 Ipa 1”
Lysni mengangguk dan mengambil buku dari tangan bu Aisyah. Lysni berjalan dikoridor sambil memeluk buku buku, sesekali tersenyum ketika melewati guru guru.
"Satuu.....duaa.....tigaa....empattt" Lysni melewati lapangan yang banyak siswa, yang dia yakini pasti sedang dihukum, saat Lysni melewati mereka dia dipanggil oleh pak Bambang guru yang menghukum siswa yang terlambat.
“Iya ada apa pak?” tanya Lysni sopan sambil tersenyum.
“Kamu bisa awasi mereka sampai hukuman mereka selesai?” pak Bambang bertanya kepada Lysni tentu saja belum beberapa bulan Lysni sudah menjadi topik gosipan guru guru.
“Tapi pak, saya harus nganterin buku ini ke kelas 11 ipa 1” Lysni mengangkat buku yang dia pegang menunjukannya ke pak Bambang.
Pak Bambang berpikir sejenak “Setelah dari sana, kamu langsung kesini awasin mereka” ucap pak Bambang lagi.
“Tapi pak sekarang masih pelajaran bu Aisyah” bukannya menolak tapi beneran Lysni sekarang masih ada guru kalau jamkos sih gak papa.
“Nanti bapak yang bilang ke bu Aisyah kalau kamu bantuin saya disini” ucap pak Bambang, Lysni tersenyum.
“Baik pak” Lysni mengangguk dan cepat cepat memberikan buku yang bu Aisyah dan kembali ke lapangan, sebelum ke lapangan Lysni membeli air minirel dulu untuk berjaga jaga kalau dia tiba tiba haus.
Lysni sudah duduk di tepi lapangan sambil memerhatikan siswa yang dihukum tadi sebelum pak Bambang pergi dia mengucapkan ke mereka bahwa Lysni yang akan menggantikannya untuk mengawasi mereka, setelah itu pak Bambang pergi setelah mengucapkan terima kasih kepada Lysni.
Lysni tertegun ketika melihat wajah familiar yang sedang dihukum barisan depan perasaan tadi dia tidak melihatnya. Hukuman sudah selesai, Lysni menghampiri seseorang yang duduk di bawah pohon disamping lapangan.
“Nih buat lo" Lysni menyodorkan botol minumannya ke arah Langit.
“Sorry bekas gue, kalau lo gak mau juga gapapa” ucap Lysni hendak menarik kembali botol minuman yang dia sodorkan tadi.
Langit merebut botol dari Lysni dan meneguk nya sampai habis “thanks, ya Lys” Langit tersenyum melihat Lysni yang mau tiba tiba memberikan minuman kepadanya.
“Ini masih jam pelajaran, tapi kenapa lo malah nyamperin gue?” Langit bertanya lagi, sambil mengkerutkan dahinya. Lysni berpikir sejenak, lalu mengangkat bahu nya keatas.
“Tanggung bentar lagi istirahat” Langit menyolek hidung Lysni membuat sang empu kaget dan menengok ke arah Langit.
“Tanggung apa lo kangen sama gue?” ucap Langit sambil menaik turun kan alisnya.
“Sana masuk" tak diduga Lysni menuruti nya bangun lalu pergi.
“KANTIN BARENG!!” teriak Langit ke arah Lysni membuat semua orang menatap Langit. Lysni menghentikan langkahnya dan terkekeh tanpa menoleh ke belakang, dan mengangkat jari tangannya membentuk Oke.
Lysni sudah berada dikelas yang sepi sudah tidak ada orang karena sejak 2 menit yang lalu sudah terdengar bunyi bel, Lysni memasukkan buku yang berserakan diatas meja ke dalam tasnya.
“Tadi gue denger Langit teriak ngajakin kantin bareng, Itu ke lo bukan sih?” Dara memposisikan duduknya menyamping mengarah ke Lysni, Lysni tersenyum membalasnya.
“Emang sampai kedengeran ya kesini?” Lysni masih tersenyum, rona merah sudah menghiasi pipi Lysni. Sedari tadi Dara menanyakan hal itu membuatnya harus memikirkan kejadian yang tadi.
“Ciee yang mau istirahat bareng Langit” Dara terkekeh bahkan sekarang tertawa yang membuat Lysni mendengus kesal, Lysni mendorong Dara pelan yang membuat Dara hampir terjatuh karna tak seimbang.
“Wahhh KDPK lu ah” Lysni yang mendengar itu langsung menoleh ke arah Dara sambil mengeryit heran.
“Apaan tuh” Lysni bertanya dengan otak yang masih berpikir.
“Kekerasan dalam persahabatan dikelas” Dara mengucapkannya dengan bangga sambil mengangkat tangan nya yang mengepal, lagi dan lagi Lysni yang mendengar itu memasang wajah datar.
“Dah ah ngantin” ajakan Lysni malah dibalas ngeryitan heran dari Dara.
“Nggak ah, udah ada yang nungguin lo tuh” Lysni langsung menoleh keluar kelas dan melihat Langit yang bersandar didaun pintu dengan memandang kearah Lysni.
“Udah sana pasti Langit nungguin lo tuh” Dara mendorong dorong tubuh Lysni supaya cepat keluar.
“Nggak lo juga ikut ngantin bareng” Lysni membalikan badan nya ke arah Dara dengan wajah garang nya yang sama sekali tidak berpengaruh kepada Dara.
“Sorry, gue udah ada janji sama seseorang” ucap Dara malu malu, Lysni menatap Dara dengan wajah bertanya tanya.
“Sama siapa? Kok lo gak cerita sih ke gue” Lysni masih menelisik wajah Dara.
“Udah sana, keburu Langit pergi sama yang lain” ucap Dara dan mendorong tubuh Lysni kembali, Lysni mengangguk dan keluar benar saja Langit langsung menariknya menuju kantin.
“Mau makan apaan?” tanya Langit saat sudah sampai dan duduk dipojok kantin.
“Hmm.. Batagor aja sama es teh” Langit meninggalkan Lysni untuk memesan pesanan Lysni.
Lysni bermain handphone sebentar untuk menghilangkan jenuhnya karena sendirian, tak berapa lama Langit datang dengan membawa pesanannya, Langit duduk disamping Lysni dan memulai makannya sesekali menoleh ke arah Lysni.
“Kenapa sih Lang? Kalo makan ya makan aja jangan sambil liatin gue“ ucap Lysni mengaduk aduk makanannya.
“Emang ada larangannya ya?” tanya Langit balik masih dengan memperhatikan Lysni, Lysni memalingkan wajahnya asal dan berakhir melihat dua sejoli yang baru masuk ke kantin, Dara dengan seorang cowok yang Lysni sangat kenal.
' oh dia' batin lysni sambil mangut mangut sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
My ex enemy
Romancepenyesalan akan terasa ketika kita telah kehilangan. langit merasakan itu, sebuah 'penyesalan' langit melihat wujud seseorang yg dia cintai, dan meminta dia kembali kepada langit. namun langit masih bisa berpikir kalau gadisnya itu telah tiada, tapi...