BrakkLysni mendongak ketika seseorang menggebrak mejanya seketika semua yang ada dikantin melihat kearah Lysni yang masih diam tanpa rasa minat untuk melawan.
“Gak punya otak lo ha?!” bentak Silla saat acara makannya disamping Lysni terganggu.
“Diem lo! Gue gak punya urusan sama lo!” tunjuk gadis itu ke muka Silla.
Lysni menggebrak mejanya seraya menutup matanya mencoba menahan amarahnya.
“Lo berani bentak gue ha?!” bentak Lysni.
“Gue gak takut sama lo”
“Apa masalah lo sama gue?” tanya Lysni saat dirinya sudah tenang kembali.
“Ada hubungan apa lo sama Dafa hah?!” nada bicaranya masih tinggi bahkan semua penghuni kantin menonton mereka.
“Cih masalah cowok ternyata” decih Neta menatap dua orang gadis dihadapan nya.
Lysni terdiam meminta Syasya untuk melanjutka bicaranya, iya orang yang menggebrak meja Lysnia adalah Syasya dan Vio temen Lysni.
“Semalam gue lagi jalan sama dia, kita ngeliat lo di halte. Lo tau apa yang Dafa lakuin?! Dia nurunin gue!! minta gue naik taksi sendiri sedangkan dia. Dia nyamperin lo Lys. Lo perusakk!!” teriak Syasya kearah Lysni.
Lysni hanya menatap Syasya datar tanpa ekspresi “Lo temen gue bukan? Bakal hancur pertemanan kalau masalah cowok aja diributin”
“Bukan masalah temen atau bukan Lys. Pertama lo ngedeketin Langit, kedua Nathan dan sekarang Dafa? Sekalian aja semua temen temen Langit lo embat” seru Vio.
“Kalau bisa semua kenapa harus satu?” Neta bersuara dengan menyunggingkan senyumnya.
Lysni dan Silla sama sekali tidak terkejut dengan sifat Neta yang seperti itu, memang kalau masalah lelaki Neta paling unggul.
“Jalang” satu kata lolos dari bibir Syasya dengan tawa menghinanya.
“Siapa yang lo sebut jalan?” ucap Lysni dengan nada tenang.
“Lo dan temen temen lo semua jalang, gak ada bedanya” ucap Syasya dengan sinis.
“Bentar-bentar, gue denger lo temen nya Lysni juga kan? Bahkan lo duluan yang minta temenan sama Lysni” seru Silla dengan senyum meremehkan.
“Jadi siapa yang lebih jalang disini?” tanya Lysni dengan menggeleng-gelengkan kepalanya, mentertawakan kebodohan dua teman nya ohh bukan mereka bukan teman Lysni lagi sekarang.
“APA LO BILANG!" bentak Syasya yang tak terima. Syasya melayangkan tangan nya untuk menampar pipi Lysni, sedangkan Lysni hanya memalingkan wajah dan menutup matanya.
Mata Lysni terbuka saat tak merasakan tamparan dari Syasya, tangan Syasya dicekal oleh Dafa yang barusan memasuki kantin dan melihat kejadian itu.
“JANGAN BERANI-BERANINYA LO NAMPAR LYSNI, ATAU LO BAKAL ANCUR SAMA GUE” Bentak Dafa lalu menghempaskan tangan Syasya.
“Lo ngapain belain dia sih Daf? Syasya kan pacar lo” ucap Vio yang sedari tadi hanya diam.
Dafa menoleh kearah Vio lalu mengerutkan dahinya “Sejak kapan gue pacaran sama lo?” ujar Dafa menunjuk Syasya “Gue baik sama siapa aja, gue perhatian juga sama siapa aja jadi jangan pikir gue bersikap baik ke lo, gue ada rasa gitu?. Tapi kan nggak” lanjut Dafa, Syasya langsung pergi dari kantin dan mendapat sorakan dari penghuni kantin yang melihat kejadian tadi.
“Gue bawa Lysni bentar boleh?” tanya Dafa kearah temen-temen nya Lysni.
“Gue bukan Lysni. Jadi gue gak tau iya atau nggak yang harus gue jawab” jawab Silla dan kembali duduk diikuti Vio.
Dafa menoleh kearah Lysni dia tidak bisa begitu saja membawa Lysni tanpa persetujuan darinya. Lysni mengangguk, Dafa langsung menarik Lysni menjauh dari area kantin yang sudah kembali mereda. Dafa membawa Lysni ke taman belakang sekolah, Dafa menghela nafas berat lalu menghadap ke arah Lysni.
“Ada apa Daf?” tanya Lysni.
“Gue minta maaf atas nama Syasya” ucap Dafa menatap teduh kearah Lysni.
“Thank's ya Daf, udah ngebela gue dan ngebela-belain puter balik cuma buat nganterin gue pulang” Lysni tersenyum hangat.
“Lo liat Langit gak Daf?” tanya Lysni.
“Itu Langit jagoanku” Ucap Dafa menunjuk kearah Langit yang menuju kearahnya.
“Cita-citanya setinggi Langit” lanjut Dafa dengan cengiran khasnya.
“Ogah gue punya emak kaya lu Daf” ucap Langit sembari terkekeh ketika sudah sampai disamping Lysni lalu merangkulnya merangkulnya.
“Udahlah, mau cabut gue, fobia uwwu soalnya”
“Liatin aja terusss” ucap Langit sembari merangkul Lysni pergi ke kelasnya.
“Cemburu hehh?”
“Iya, gue cemburu Lysni” Lysni memberhentikan langkahnya dan menatap Langit yang lebih tinggi darinya.
“Gue kan udah bilang kalau lo milik gue” lanjut Langit melangkahkan kakinya kembali mengantarkan Lysni ke kelas nya.
Lysni berbalik menghadap Langit saat sudah sampai didepan kelas Lysni “I'm yours” bisik Lysni lalu berlari kedalam kelas.
Langit tak bisa untuk tidak tersenyum, bahkan ketika dia sudah memasuki kelas dan duduk pun senyum nya tak hilang, dia terus mengulang kata Lysni.
Lysni izin ke toilet untuk membasuh mukanya yang terasa sangat mengantuk, pelajaran sejarah membuatnya ingin tidur seperti dibacakan dongeng. Seseorang masuk mambasuh tangannya disamping Lysni, membuat Lysni terdiam dan mengernyitkan alisnya.
“Hallo Lys” Sapa nya dengan menyunggingkan senyumannya.
“Audrey”
“Udah balik dari New York lo?” Lysni menatap kearah Audrey dengan wajah yang kesal.
“Iya—”
“Mau bermain main disini dengan rencana dendam lo hahhhh?” potong Audrey tersenyum meremehkan Lysni.
“Sukurlah kalau lo udah tau, lo bisa bersiap-siap dari sekarang untuk menghadapi dendam gue” ucap Lysni melenggang pergi.
“Walau adek lo yang gak tau diri itu salah?”
Ucapan Audrey menghentikan langkah Lysni lalu berbalik “Bahkan mulut lo gak berhak menyalahkan adek gue” Lysni pergi meninggalkan Audrey sendiri dengan tatapan sendunya saat Lysni sudah pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My ex enemy
Romancepenyesalan akan terasa ketika kita telah kehilangan. langit merasakan itu, sebuah 'penyesalan' langit melihat wujud seseorang yg dia cintai, dan meminta dia kembali kepada langit. namun langit masih bisa berpikir kalau gadisnya itu telah tiada, tapi...