“Langgg... ihh jalan nya jangan cepet-cepet” ucap Lysni menyeimbangi jalan Langit yang
langkahnya lebih besar darinya.“Gue harus nemenin Audrey, Lys. Dia sakit sendirian lagi dirumah” jawab Langit melenggang pergi buru-buru ke arah parkiran.
“Aelahhh masa cuma keserempet motor bisa patah tuh kaki, Nih hati gue patah denger gak suara nya ha!!” kesal Lysni menghentak-hentakan kakinya.
Langit yang belum jauh menoleh kembali kearah Lysni yang masih jelas terdengar, Lysni yang menyadari itu memalingkan muka salah tingkah. Langit melanjutkan langkahnya dengan kekehan nya sampai diparkiran.
“Wow.... Baru kali ini gue liat Lysni sefrustasi ini” ucap Neta memberikan tepuk tangan nya sembari mengahampiri Lysni.
“Bacot lo ah” ucap Lysni meninggalkan Neta dan Silla yang memandang nya.
“Yehhh.. Giliran gue yang ditinggal” ucap Neta dengan wajah kesal.
Silla menepuk pundak Neta “Semangat” bukan kata semangat yang sesungguhnya melainkan ejekan, lalu ikut meninggalkan Neta.
“Gini amat nasib cecan ditinggal terus” ucap Neta lalu menyusul keduanya
Mereka bertiga sedang leha-leha di kamar Lysni, dengan Lysni yang menatap nanar kearah handphone nya sudah sejak tadi Lysni memberi pesan kepada Langit tapi tak kunjung ada balasan.
“Frustasi lo? Chat gak dibales” Tanya Neta ikut duduk disamping Lysni.
“Samperin kalau lo penasaran” Lysni yang mendapat saran dari Silla segera bergegas mengganti pakaiannya.
“Mau gue anterin gak?” tawar Silla ketika melihat Lysni keluar dari kamar mandi setelah mengganti pakaiannya.
“Kalau lo maksa ayolah” ucap Lysni dengan wajah tanpa berdosa nya, lalu melenggang pergi duluan keluar.
Menyisakan Silla yang mencari kunci motornya, dan Neta yang pengen mukul kepala Lysni.
“Jagain rumah jangan sampe ada yang bawa” Neta langsung melempar bantal kearah Silla yang segera menutup pintu kamarnya.
“Punya temen gini amat sih" ucap Neta mengacak rambutnya frustasi.
Silla mengantar Lysni tepat didepan rumah Langit, Silla langsung pergi setelah memastikan Lysni masuk kedalam rumah Langit.
Tok tok tok
Lysni mengetuk pintu lalu menunggu hingga beberapa detik pintu terbuka menampilkan wanita paruh baya yang tersenyum kearahnya.
“Ya ampun Lysni, ayo sini masuk udara malem gak baik buat kamu” ucap mamahnya Langit kemudian menarik lengan Lysni untuk masuk.
“Iya tante, habisnya Lysni kangen sama tante tau gak” ucap Lysni yang diakhiri kekehan oleh keduanya.
“Kangen sama tante apa kangen sama Langit” goda mamahnya Langit, Lysni hanya terkekeh menanggapinya.
“Yaudah ke atas aja Langit lagi nemenin Audrey” Lysni hanya tersenyum menanggapinya lalu bangkit menuju keatas diantar mamahnya Langit.
“Yaudah masuk aja, tante mau kebawah dulu” ucap mamahnya Langit meninggalkan Lysni.
Lysni mengetuk pintu dulu lalu membuka pintu masuk, terlihat jelas wajah kedua orang yang ada didalam sama-sama terkejut.
“Lysni” panggil Langit yang dihiraukan oleh Lysni yang malah mendekati ranjang yang ditempati oleh gadis.
Lysni menoleh kearah Langit saat namanya dipanggil “Gue mau jengukin Audrey, dia kan temen gue juga” ucap Lysni dengan senyum yang tak luntur semenjak membuka pintu tadi.
“Hmm... Lang boleh ambilin minum gak gue haus, sekalian Lysni juga pasti haus” ucap Audrey lalu diangguki oleh Langit kemudian melenggang pergi keluar.
Setelah mendengar suara pintu tertutup, Lysni duduk diranjang samping Audrey yang tadi ditempati oleh Langit. Lysni hanya menatapnya saja dengan menyunggingkan senyumnya “Hentikan rencana busuk lo, Lysni" ucap Audrey saat tatapan Lysni meneliti pergelangan kakinya yang diperban.
“Baru aja gue mulai masa harus berhenti tiba-tiba sih, kan gak asik” ucap Lysni tertawa yang terdengar cukup menyebalkan.
“Gak percaya gue kalau lo patah kaki” ucap Lysni meneliti pergelangan kaki Audrey yang diperban “Keseleo kali” lanjut Lysni dengan sengaja menyenggol pergelangan kaki nya yang patah.
Audrey merintis “Sial itu sakit bego” sahut Audrey duduk sambil mengelus pergelangan kaki nya.
“Masa cuma keserempet motor aja langsung patah kaki” ucap Lysni meremehkan.
“Emang itu kan mau lo? Ngejauhin orang yang ngehalangin jalan lo buat balas dendam, termasuk nyelakain gue” ucap Audrey menebak rencana yang dibuat Lysni.
“That's right Audrey” ucap Lysni dengan menjentrikan telunjuk nya menunjuk Audrey.
Lysni bangkit dari duduknya lalu menarik nafasnya kasar kemudian melenggang pergi tanpa pamit “Hentikan semua rencana busuk lo Lysni” ucapan Audrey mampu menghentikan langkah Lysni lalu berbalik menghadap Audrey.
“Ups sorry, baru aja gue mulai” ucap Lysni dengan senyum meremehkan. Lysni memegang gagang pintu dan sedetik kemudian terkejut mendapati Langit yang sudah berada di depan pintu dengan memegang nampan berisi air minum.
“Mau pulang Lys?” tanya Langit sambil tersenyum.
“Iya nih Lang, udah malem gak baik apalagi sampai nginep” jawab Lysni mendelikan matanya kearah Audrey bermaksud menyindir.
“Yaudah mau gue anterin gak” tawar Langit masuk kedalam kamar meletakkan nampan nya di nakas.
“Ah gak usah Lang, gue kesini tadi sama Silla, mungkin Silla juga udah nungguin didepan” ujar Lysni.
“Ohh Ok. Biar gue anter sampai depan gak ada penolakan buat yang satu ini” tawar Langit kembali.
Lysnu hanya mengangguk “Cepat sembuh Audrey, gue pulang dulu” pamit Lysni dengan senyumannya.
Lysni melenggang pergi lalu disusul oleh Langit mengantarkannya sampai didepan, saat melewati ruang tengah Lysni dipanggil terlebih dahulu oleh mamahnya Langit yang sedang mengobrol dengan papah nya Langit.
“Hallo om” ucap Lysni menyalimi tangan papahnya Langit lalu berdiri di samping tante Lusi mamahnya Langit.
“Iya bener kata mamah kamu makin cantik aja” puji papah nya Langit sambil terkekeh.
“Yehh... Lysni mah dari dulu juga udah cantik kali om” sahut Lysni dengan tawa nya.
“Ehh maaf om, Lysni gak bisa lama-lama udah ditungguin sama temen didepan” kata Lysni saat merasakan handphone nya bergetar.
“Gak dianterin sama Langit aja?” tanya mamahnya Langit.
“Ehh nggak ah tan, kasian Langit pasti cape” jawab Lysni tersenyum kearah Langit yang dibalas juga dengan senyumannya.
Lysni melenggang pergi yang ditemani oleh Langit, benar saja Silla sudah bersandar di samping mobilnya, yang sedang mengotak ngatik handphone nya.
Lysni segera menghampiri Silla, Silla yang menyadari itu mematikan handphone nya kesaku jaketnya. Lysni berbalik kearah Langit “Makasih ya Lang” ucap Lysni dengan tulus lalu masuk kedalam mobil disusul oleh Silla.
KAMU SEDANG MEMBACA
My ex enemy
Romancepenyesalan akan terasa ketika kita telah kehilangan. langit merasakan itu, sebuah 'penyesalan' langit melihat wujud seseorang yg dia cintai, dan meminta dia kembali kepada langit. namun langit masih bisa berpikir kalau gadisnya itu telah tiada, tapi...