Lysni sudah berada dikelas setelah mendengar bel masuk berbunyi tentu saja diantar terlebih dahulu oleh Langit ke kelasnya, tapi Dara belum ada di kelas kemana dia?, Lysni benar benar butuh penjelasan sekarang dari Dara.Lysni mencorat coret bukunya asal, tidak ada guru yang datang sekarang beruntung sekali Dara datang terlambat. Lysni melihat ke luar dan matanya membesar ketika melihat Dara berdampingan dengan cowok yang sama di kantin, terlihat mereka sedang berbicara bahkan dara tampak tersenyum setelah itu mengelus kepalanya dan kemudian Dara masuk disusul oleh cowok yang juga meninggalkan area kelas Dara.
Dara masih tersenyum walau sudah duduk, Lysni yang melihat itu hanya menampilkan muka komuk dan menyenggol Dara.
“Sejak kapan lo deket sama abang gue?” tanya Lysni sambil tersenyum menggoda.
“Baru sih” ucap Dara malu malu yang malah membuat Lysni geram.
Beberapa menit kemudian guru bahasa inggris datang di kelas. Lysni tak susah untuk pelajaran ini, karna memang Lysni pernah tinggal di luar negeri tepatnya kota new York. Dia jadi teringat dengan kota itu dimana dia harus banyak istirahat dibandingkan sekolah.
Pelajaran sudah habis jam pun sudah menunjukan waktunya untuk pulang, Lysni segera memasukan bukunya kedalam tas, ntah kenapa ketika orang orang keluar kelas mereka malah berisik, siapa orang yang ada diluar yang membuat berisik? Itu yang ada di dalam pikiran Lysni.
Lysni berjalan beriringan bersama Dara sampai mereka berada diluar ternyata ada dua orang laki laki yang bersandar dengan jarak lumayan jauh, membuat Lysni terkekeh pelan. Frans dan Langit langsung menghampiri Lysni.
“Ayo, pulang” ucap Frans dan Langit bersamaan. Lagi dan lagi membuat Lysni terkekeh bahkan Dara sudah tidak kuat menahan tawa nya melihat abang dan gebetan nya lysni, maybe yang sedang memperebutkan Lysni.
Frans dan Langit saling bertatapan seolah menyadari apa yang sedang terjadi, Frans berdehem menstabilkan wajahnya lalu melirik kearah Lysni dengan tajam hanya dijawab senyum manis oleh Lysni. Langit mencekal tangan Lysni seolah ingin cepat cepat pergi dari sini.
“Bang, Lysni pulang bareng Langit yah” Lysni melepaskan tangan Langit lalu bergelayut manja ditangan Frans. Dara yang melihat itu hanya tersenyum masam, cemburu pun dia tidak bisa Dara hanya sadar diri dia bukan siapa siapa nya Frans sedangkan Lysni sudah jelas bahwa dia adeknya Frans.
Frans hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban Lysni dan dihadiahi kecupan singkat di pipi kiri Frans dan pergi begitu saja sambil menarik tangan Langit ke arah parkiran.
Frans masih berdiam ditempat itu sambil mengangkat bibirnya keatas, banyak siswa yang masih berada disekolah apalagi tadi saat Lysni menciumnya banyak yang berteriak histeris, begitupun dengan Dara yang menanggapi nya dengan kaget lalu memalingkan wajah nya. Frans peka dengan situasi seperti ini tanpa aba aba Frans menarik tangan Dara menuju ke mobil nya. Frans tersenyum melihat dara hanya berdiam saja sembari menatap kearah nya, Frans membukakan pintu mobil untuk Dara dan sedikit mendorong Dara untuk masuk yang membuat Dara tersadar dari lamunannya.
Langit dan Lysni sudah berada diperjalanan dengan Lysni memeluk pinggang Langit karna takut jatuh sebab Langit mengendarai motor klx hijau nya, yang untuk pertama kalinya Lysni menaiki motor seperti ini.
“Kita mau kemana Lang?” Lysni bingung karna mereka melewati jalan menuju rumah Lysni.
“Gue mau nunjukin sesuatu sama lo, gak papa kan?” tanya Langit melirik kearah kaca spion yang mengarah ke muka nya Lysni.
“Tapi kemana Lang?” Lysni bersikeras ingin tahu kemana Langit akan membawanya
“Gue pastiin lo bakalan suka” Langit tersenyum di dalam helm fullface nya yang berwarna hitam yang sudah jelas tidak akan terlihat oleh Lysni bahwa dia sedang tersenyum ntahlah dia merasa bahagia Lysni bisa bersikap lembut kepadanya.
Sebuah bangunan kosong yang sepertinya sudah tidak terpakai lagi yang berada tepat didepan Langit dan Lysni sekarang. lysni sudah berpikiran macam macam saja, kenapa Langit membawanya kesini. Tangannya ditarik oleh Langit langsung membuyarkan lamunan Lysni dan mengikuti langkah Langit masuk kedalam bangunan itu. Sampai diatas yang Lysni yakini sebuah roptoof disana sudah ada kasur dan satu sofa yang sudah usang, Langit duduk dibawah dan diikuti oleh Lysni.
“Kenapa lo bawa gue kesini?” tanya Lysni heran tanpa menoleh kearah Langit.
“Gak tau, gue pengen aja ngajak lo kesini. tempatnya indah, kalau gue lagi ada masalah pasti gue kesini” ucap Langit yang matanya tertuju kedepan.
Lysni menoleh kearah Langit, dan berdiri mengulurkan tangannya kearah Langit yang dibalas hanya sebuah senyuman yang tak bisa diartikan oleh Lysni “Mending kita pergi aja dehh, lo lagi ada masalah kan? Mending selesai in baik baik jangan ngehindar” tangan Lysni masih terulur kearah Langit yang dibalas juga tapi bukan malah ikut berdiri, Langit malah menarik tangan Lysni kembali duduk.
“Masalah gue ada di lo” Lysni mengernyitkan dahinya heran, perasaan Lysni gak ada masalah apapun sama Langit.
“Gue?” Lysni menunjuk dirinya sendiri dengan bingung.
“Gue salah. Lysna mati gara gara nolongin gue, gue ngerasa bersalah sejak hari itu” ucap Langit sambil menundukkan kepalanya.
“Pertama kali gue ketemu sama lo gue kira itu lysna, ternyata bukan. wajah lo yang mirip sama dia, yang buat gue frustasi akibat kesalahan gue” lanjut Langit.
Lysni mengelus punggung Langit dan tersenyum “Awalnya gue gak terima saudari kembar gue meninggal gitu aja, tapi semakin gue larut dalam dendam semakin gue gak ngenal diri gue sendiri, jadi gue coba untuk berdamai dengan takdir” ujar Lysni masih dengan senyum nya.
Langit mendongakan kepalanya dan menatap Lysni “lo udah gak benci lagi sama gue?” tanya Langit, Lysni menarik napas nya dan membuangnya kasar.
“Bang Frans bilang gak baik lama lama buat benci sama seseorang” Lysni mengalihkan pandangan nya kedepan melihat matahari yang mulai perlahan lahan tenggelam.
“Tapi gue penyebab lysna meninggal Lys, gue minta maaf” Langit masih menoleh kearah Lysni yang menikmati matahari tenggelam.
“Bukan salah lo kok, itu semua udah takdir, kita cuma ikutin alur yang dibuat oleh tuhan aja” ucap Lysni sambil tersenyum.
Tanpa aba aba Langit memeluk Lysni dari samping yang membuat Lysni terlonjak kaget dan hitung detik Lysni membalas pelukan Langit sambil mengusap punggungnya, Langit masih setia dalam pelukan Lysni bahkan kepala nya sudah berada diceruk leher Lysni.
Matahari digantikan oleh bulan dan bintang, selama itu mereka berpelukan Langit yang menyadari sudah terlalu lama menyudahi pelukan itu lalu beranjak dari duduknya dan mengulurkan tangannya kearah Lysni dan dibalas tatapan heran oleh Lysni, padahal dia masih pengen disini menikmati indahnya suasana malam diatas gedung tua.
“Yuk pulang. kalau pulang terlalu malam, bisa bisa gue besok berada dirumah sakit” ujar Langit yang lagi lagi dibalas tatapan heran oleh Lysni.
“kenapa gitu?”
“Iya, karena Frans gak bakalan diam aja kalau adik kesayangan nya ini pulang malam apalagi bareng cowok kaya gue” ucap Langit sambil mengacak rambut Lysni gemas.
Lysni cemberut kearah Langit, Langit terkekeh kecil melihatnya “jangan gitulah, gue jadi gak tega kalau harus pulangin lo sekarang, gue pengen nya deket lo terus”
Sebuah pukulan tidak terlalu keras mendarat di bahu Langit “Mulung sana. Pulang ah" Lysni menarik tangan Langit untuk berjalan.
Mereka sudah dijalan menuju rumah Lysni, Lysni memejamkan matanya merasakan suasana bareng Langit ntahlah perasaan nya bahagia sekarang. Pelukan di pinggang Langit pun mengerat seolah tidak mau berpisah barang sekejap saja.
Lysni turun dari motor Langit setelah sampai didepan rumahnya “Makasih ya Lang udah ngajakin ketempat itu" Langit membuka kaca helm nya dan tersenyum.
“Sana masuk udah malem” Langit membuka helm nya dan turun dari motor mendekat kearah Lysni dan mengacak rambutnya ntah dorongan dari mana Langit berani mengecup puncak kepala Lysni, sambil memejamkan mata. Lysni pun refleks memejamkan mata merasakan kecupan yang langit berikan.
'Oh tuhan jangan biarkan waktu berhenti, ku mohon' lirih batin Langit yang masih mencium puncak kepala Lysni.
KAMU SEDANG MEMBACA
My ex enemy
Romancepenyesalan akan terasa ketika kita telah kehilangan. langit merasakan itu, sebuah 'penyesalan' langit melihat wujud seseorang yg dia cintai, dan meminta dia kembali kepada langit. namun langit masih bisa berpikir kalau gadisnya itu telah tiada, tapi...