Dekat?

30 4 0
                                    


“Dad Lysni buru buru, Langit udah nungguin dari tadi” ucap Lysni karena Dika dan Frans tidak memberikan ijin lagi untuk berdekatan dengan Langit, padahal waktu Dika bertemu kelihatan sekali bahwa Dika menyukai Langit tapi ntah kenapa sekarang malah berubah.

Sedangkan Silla dan Neta hanya diam saja tidak tahu harus berbuat apa lagi, Frans mendekati keduanya membisikkan sesuatu yang membuat mereka pergi keluar menemui Langit.

“Sorry, Lysni gak bisa berangkat bareng lo” ucap Silla acuh dengan melipatkan tangan nya dibawah dada.

Langit hanya melirik dan terkekeh kecil dengan ucapan cewek itu “Lo siapa emang?” Langit menantang dengn turun dari motor nya.

Neta meneguk Saliva nya, dia paling tidak berani dengan lelaki yang melawan cewek. Neta menggoyang goyangkan tangan Silla dari belakang.

“Jangan berani nantangin gue!” Silla memasang wajah datar menampilkan wajah tak suka nya.

“Udahlah buang waktu gue debat sama lo. Mending gue nunggu Lysni disini” Langit bersandar dimotornya dengan sebalah tangan memainkan kunci motor.

“Lo—”

Tin tin

Mobil Frans melewati pagar, dengan sengaja membuka kaca mobilnya memperlihatkan Lysni yang sedang duduk diam. Langit yang melihat itu geram dia tidak bisa diam sekarang, dia harus mempertahankan apa yang seharusnya jadi miliknya.

Langit meninggalkan pekarangan rumah Lysni dengan suara motor yang nyaring membuat Silla dan Neta menuntup kedua telinganya.

“Sakit tuh anak” Silla mendumel ketika langit meninggalkan asap motornya.

Neta hanya menatap Langit sampai tak terlihat lagi, Silla hanya menatapnya malas dan langsung menarik tangan Neta masuk kedalam rumah.

•••

Sampai jam istirahat terdengar Langit sudah bersandar didepan kelas Lysni hanya ini waktu yang tepat buat dia bersama Lysni.

Tak menunggu lama lama Lysni berjalan keluar bersamaan dengan Dara sahabatnya, Langit langsung menghalang jalan Lysni saat justru Lysni tak melihat kehadiran Langit karna memang banyak yang terburu buru keluar kelas.

“Dar gue ambil Lysni” ujar Langit menarik tangan Lysni kearah kantin tanpa menunggu jawaban Dara.

Langit dan Lysni sudah berada dimeja kantin dengan Lysni yang makan bakso dan Langit menatap Lysni yang sedang makan yang tak risih dilihat seperti itu.

Dari arah belakang seseorang menepuk pundak Lysni membuat aktivitas makan Lysni terhenti dan menengok untuk memastikan siapa yang menepuk pundaknya. Nathan langsung duduk disamping Lysni, Langit hanya mendengus kesal kearah Nathan.

“Meja banyak kali Nat” Nathan menoleh kearah Langit dengan wajah yang dibuat kaget.

“Oh ada lo Lang. Gimana kabar lo?udah lama gak ketemu, Udah gede ya sekarang” Lysni terkekeh dengan celotehan Nathan. Bagaimana bisa Nathan yang Lysni kira dingin begitupun dengan Dafa ternyata berbeda kalau sudah kenal dekat.

“Punya temen tuh, jangan diambil” ucap Dafa yang baru datang dan duduk disamping Nathan.

Nathan menoleh kearah Dafa menyunggingkan senyum nya tipis “Gue gak makan manusia tenang aja” seru Nathan, yang membuat lagi dan lagi Lysni tertawa humor nya terlalu rendah sekarang.

“Ketawa nya neng bikin hati abang jedar jedor nih” ucap Dafa sambil terkekeh.

“Iya neng ketawa neng Lysni tuh manis—” ucapan Nathan terpotong dengan tanggapan Dafa.

“Ntar diabetes ya Nat?”

"Bukan, sakit gigi gue ntar" jawab Nathan membuat Lysni tertawa kembali.

“Emang temen gak tau diri kalian” ucap Langit tanpa ekspresi.

“Nat, gue percayain Lysni ke lo dan lo tau harus bagaimana” bisik Frans yang baru datang ke kantin dan melihat Lysni disana apalagi ada seseorang yang Frans tidak suka, Frans langsung menghampiri mereka dan membisikkan sesuatu ke Nathan dengan tiba tiba membuat yang lainnya langsung terdiam.

Nathan yang menyadari keberadaan Frans apalagi bisikan nya tadi, langsung menarik Lysni bangkit dari duduk nya dan membawanya menjauh dari kantin mengabaikan teriakan dari teman teman nya apalagi Langit yang sudah geram dengan Nathan apalagi sekarang, dulu Frans sekarang Nathan siapa lagi nanti yang bakalan menghalangi nya dekat dengan Lysni.

“Nat... Kenapa sih?” tanya Lysni yang daritadi masih ditarik membuat siswa yang ada dikoridor memperhatikan mereka, Lysni tentu saja risih dengan tatapan mereka.

“Nggak”

“Ishh, kirain kenapa?” Lysni menghempaskan tangan nya yang masih digenggam oleh Nathan. Mereka sekarang berada dikoridor depan kelas Lysni.

Nathan menggiring Lysni untuk masuk ke kelas nya “Nat” panggil Lysni berhenti didepan pintu kelasnya dan membalikkan badannya dengan bibir yang sudah manyun.

“Pengen banget gue cium lo” canda Nathan yang malah membuat Lysni memukul dada Nathan.

“Gak lucu tau gak”

“Iyaiya. maaf Lysni” senyum tulus terpangpang di wajah Nathan seraya memandang Lysni tidak menolak perlakuan darinya.

“Malah senyum senyum,gila ya lu. Dah gue mau masuk bentar lagi bel”

Lysni masuk ke kelas nya sebelum itu dia memukul pundak Nathan terlebih dahulu dan berlari ke kelas nya seraya tertawa.

Nathan hanya tertawa lebih tepatnya tertawa miris, dia tahu Lysni memang seperti itu kesiapa aja akrab tidak memandang bagaimana seseorang memperlakukan nya spesial, menurut Lysni itu sama aja gak ada bedanya hanya Frans yang berbeda. itu menurut Lysni, dan Nathan sudah mengetahui segalanya tentang sifat Lysni. Tawa Nathan luntur mengingat wajah Langit saat Nathan menarik lengan Lysni berlalu meninggalkan Langit, Nathan tidak mungkin mengaku diam diam menyukai Lysni dan Frans mengetahui itu makanya Frans memberikan Lysni untuk Nathan lindungi bukan memiliki.

Tepukan pada pundaknya membuyarkan lamunan Nathan yang sedari tadi masih didepan kelas Lysni.

“Ngapain lo disini?”

“Aelahh ngagetin aja sih lo Daf” Dafa hanya tertawa dengan tingkah Nathan akhir akhir ini.

“Lo dicariin Langit tadi, ada masalah apaan lo” Dafa menghentikan tawanya saat mengingat tujuan nya mencari Nathan.

“Dimana dia? gue harus ketemu dia sekarang” tanya Nathan dengan wajah tenang nya yang sudah siap menghadapi resiko dari Langit.

“Gudang belakang”

Nathan segera berlalu dari hadapan Dafa, tepat saat melewati Dafa pundaknya ditahan.

“Ingat, persahabatan kita gak boleh ancur gara gara cewek” bisik Dafa dengan suara dingin menebak masalah kedua sahabatnya.

My ex enemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang