Pagi sekali Lysni sudah berada di area sekolah tepatnya dikelas 11 Ipa 2, karena sekarang jadwal Lysni piket. Berbeda dengan pagi sebelumnya tadi Lysni diantar oleh Silla salah satu sahabat nya itu katanya sih sekalian kenal daerah Jakarta.Tak berapa lama seseorang datang sambil berlari masuk kedalam kelas Lysni lalu berhenti ketika dia melihat Lysni lalu mengatur nafasnya.
“Tadi gue kerumah lo tapi kata cewek tadi, lo udah berangkat hosh” ucapnya masih dengan nafas tersenggal senggal.
“Kenapa sih?lebay banget cuma gue pergi duluan juga” kata Lysni yang melanjutkan acara menyapu nya.
Langit menaikan alisnya melihat Lysni sedang menyapu. Langit duduk diatas meja tanpa berniat membantu Lysni. Murid murid sudah berdatangan, teman sekelas Lysni menatap heran ke arah Langit yang duduk bersila diatas meja sambil memainkan handphone nya.
Lysni menghampiri Langit dan berdehem berhasil membuat Langit mengalihkan fokusnya kedepan tepatnya kearah Lysni, tanpa berucap apa apa Langit langsung menarik Lysni keluar.
“Lang.. Mau kemana sih? Bntr lgi bel” ucap Lysni tanpa Langit menghentikan langkahnya.
“Kantin, gue tau lo belum sarapan”
Mereka sudah berada diarea kantin dengan Lysni yang masih tak bersuara sambil mengetuk ngetuk meja dengan jarinya.
“Kenapa sih?” Langit mencolek dagu Lysni sedikit menggodanya, Lysni hanya memalingkan mukanya.
“Apa sih Lang ah” Lysni tidak berniat untuk menyentuh sarapan nya yang sudah berada didepannya. Langit tadi memesan nasi goreng dan sampai sekarang Lysni tidak menyentuhnya sama sekali, bersyukur sekarangangit punya inisiatif sendiri dengan menyuapi Lysni.
“Makan Lys, 15 menit lagi masuk” ucap Langit dengan tangan yang masih menggantung memegang sendok nasi.
Mau tak mau akhirnya Lysni membuka mulut juga, Langit menyuapi Lysni sangat telaten sampai tersisa sedikit lagi. Banyak murid yang ada dikantin memperhatikan mereka dengan tatapan yang berbeda beda.
Bel masuk sudah berbunyi dari 20 menit yang lalu, Lysni sudah berada dikelas dengan wajah berseri seri sambil mendengarkan ocehan gurunya, tapi bukan itu yang buat dia bahagia pagi ini, melainkan perlakuan seorang Langit Arazki Johnson begitu perhatian kepadanya sampai sampai Dara yang duduk disampingnya terheran heran melihatnya.
“Fpssttt” Dara berusaha memanggil Lysni tanpa ketahuan guru. Dara menatap Lysni dengan wajah datar lalu mencolek pinggang Lysni menggunakan pulpen nya, syukur refleks terkejut Lysni tidak berlebihan hanya terkejut sedikit tnpa bersuara lalu menoleh ke arah Dara sambil menaikan alisnya.
“Apaan?” ucap Lysni pelan hampir seperti berbisik.
“Kesambet ya lo, senyum senyum sendiri kaya orang gila” ujar Dara tak kalah berbisik.
Lysni mengabaikan pertanyaan Dara lalu tersenyum-senyum kembali.
“Lo jadian belum sih sama Langit?” tanya Dara.
Guru yang ada didepan seketika berhenti, mendengarkan percakapan yang seperti berbisik itu dibelakangnya lalu berbalik “Dara, Lysni, lagi apa kalian?" ucap bu Hani garang.
Seketika Lysni dan Dara langsung menoleh kedepan, menghentikan obrolan nya.
“Maaf bu” ucap mereka bersamaan.
Habis dari kantin bersama Lysni tadi, Langit tak ke kelas melainkan ke belakang sekolah yang sudah biasa Langit dan teman teman nya berkumpul, benar saja Nathan dengan Dafa tengah berada disitu tepatnya dibawah pohon yang besar, duduk dengan bersender sambil memainkan game online yang ada di handphone nya tak lupa tangan nya terselip rokok yang hampir habis.
Langit menghampiri keduanya dan duduk ditengah tengah mereka sambil bersandar dipohon, Nathan dan Dafa langsung mematikan handphone nya dan menatap Langit.
“Semua orang ngira lo sama Lysni udah jadian” Nathan buka suara duluan, Langit hanya menanggapi dengan senyuman khas nya.
“Roman roman nya udah jadian nih sahabat kita yang satu ini Nat” ucap Dafa diiringi tos dengan Nathan lalu tertawa.
“Belum” satu kata yang diucapkan Langit mampu menghentikan tawa kedua sahabatnya.
“Bego” ucap Nathan dengan menekankan mata 'bego'.
“Gak ada otak" Dafa ikut ikutan membeo.
“Gak ada akhlak lu”
Langit yang mendapatkan celaan dari kedua sahabatnya itu hanya menanggapi dengan wajah datar, bukan nya serem malah ngakak.
“Nih ya Lang, kalo lo gak mau sama Lysni biar gue aja yang gantiin, gue siap kok” ucap Nathan santai sambil merangkul pundak Langit.
“Gila lo punya temen mau diembat juga” Dafa menoyor kepala Nathan kasar yang membuat sang empu mengadu kesakitan.
“Apasih yang kurang dari Lysni dia cantik bro, kalo gue sih mau” ucap Nathan sambil merapikan rambutnya kebelakang.
“Lysni nya yang gak mau sama lo” Langit yang tadinya diam ikut tertawa bersama Dafa.
“Sialan lo” berbagai umpatan yang keluar dari Nathan untuk Langit yang malah membuat Dafa dan Nathan yang mendengarnya makin tertawa.
Langit mulai memikirkan bagaimana cara Lysni buat jadi milik Langit sepenuhnya setelah itu tersenyum miring.
Jam sudah menunjukan waktu nya pulang, Langit bergegas menuju kelas Lysni, baru keluar dari kelasnya Langit melihat Lysni bersama Frans yang hendak pulang. bersyukur belum sampai parkiran masih didekat lapangan, Langit berlari dengan kencang menghampiri Lysni, hampir dekat Langit langsung mencengkal tangan Lysni yang membuat Lysni dan Frans refleks menoleh ke belakang.
“Gue pinjem lysni bentar” ucap Langit, hanya anggukan dari Frans lalu pergi menunggu diparkiran. Langit menggenggam tangan Lysni dan menatapnya sambil tersenyum yang membuat Lysni berhasil salah tingkah.
“Kenapa?” ucap Lysni sedikit gugup
'sialan kenapa jantung gue berdetak kenceng banget sih, kalau langit bisa denger gimana?' batin Lysni.
“Lys, Lo milik gue" tegas Langit langsung melontarkan pertanyaan bukan, itu malah persis seperti pernyataan.
Lysni yang mendengarnya dibuat terkejut apalagi sekarang banyak siswa yang hendak pulang malah memperhatikan Lysni dan Langit.
Frans sudah menunggu terlalu lama dia menyusul lysni dan langsung menariknya untuk pulang, Lysni yang ditarik oleh Frans terbawa ke tarik dan menggumamkan kata dari bibirnya yang Langit yakini.
"iya" terus tersenyum.
Langit yang mendapat perlakuan tiba tiba dari Frans hanya mengepalkan kedua tangannya dibawah menahan amarah nya.
“Lagi lagi flFrans” Ucap Dafa dan Nathan yang sudah sedari tadi memperhatikan gerak gerik Langit.
Mereka menghampiri Langit lalu merangkul nya “sudahlah yang penting lo udah ngungkapin, iya gak bro” ucap Nathan dan diangguki oleh Dafa.
KAMU SEDANG MEMBACA
My ex enemy
Romancepenyesalan akan terasa ketika kita telah kehilangan. langit merasakan itu, sebuah 'penyesalan' langit melihat wujud seseorang yg dia cintai, dan meminta dia kembali kepada langit. namun langit masih bisa berpikir kalau gadisnya itu telah tiada, tapi...