Ancaman

28 5 0
                                    


Frans berada di restoran bersama dika dan klien, mereka sedang membicarakan sebuah kerjasama yang cukup menguntungkan perusahaan dua belah pihak. Frans cukup pintar dengan menawarkan sesuatu kepada klien nya dengan puas, itu alasan mengapa Dika selalu mengajak Frans ikut itupun kalau libur sekolah. Mereka berdiri lalu berjabat tangan menyetujui kesepakatan, Frans dan Dika duduk kembali setelah klien nya pergi.

“Dad. Kita makan siang dulu disini” Dika hanya mengangguk lalu tersenyum kearah anaknya itu.

Dika melambaikan tangannya memanggil pelayan dan memesan makanan mereka, setelah pelayan pergi Frans menyalakan laptopnya kembali membuat Dika geram dan menutupnya.

“Ini waktunya makan bukan kerja” kata Dika sambil tersenyum, Frans menyimpan laptonya kembali.

Frans mengalihkan pandangan nya keluar jendela, lagi lagi dia melihat pasangan yang bergandengan tangan. Sudah cukup, Frans tidak bisa diam saja sekarang dia berdiri dari duduk nya membuat Dika langsung menatap Frans.

“Mau kemana Frans?” tanya Dika ikut berdiri.

“Urusin cowok brengsek” ucap Frans berjalan keluar dari restoran, mengejar pasangan tadi. Dika mengikuti langkah Frans dari belakang, dia tidak mengerti siapa yang Frans sebut cowok brengsek itu.

Hingga Frans menarik baju seseorang dari belakang lalu memukulnya sampai sang empu tersungkur, Frans terus memukulnya membabi buta. Dika berlari melihat Frans memukul seseorang secara tiba tiba dan menarik tangan Frans memisahkan mereka, Dika mengalihkan pandangan nya ke arah seseorang yang dipukul Frans seketika rahang Dika mengeras, dan menghampiri cowok itu yang masih tersungkur. Dika jongkok menatap tajam kearah cowok tadi sedangkan yang ditatap menundukkan kepalanya.

Dika menarik kerah baju cowok tadi mendekatkan wajahnya “Jangan sampai saya melihat kamu bersama anak saya” ucap Dika penuh penekanan, setelah mengatakan itu Dika menghempaskan Langit. Ya yang tadi dipukul Frans adalah Langit, sejak kemarin dia melihat langit bersama Audrey cewek yang membuat Frans semakin geram.

Dika berjalan duluan sedangkan Frans menghampiri Langit giliran berjongkok “Kalau gue liat lagi lo deketin Lysni, lo bakal tau akibatnya” ucap Frans hendak memukul Langit lagi kalau saja tidak dihentikan oleh Audrey, Frans berdiri melirik kearah Audrey lalu Langit bergantian setelah itu menyusul Dika.

Frans dan Dika sudah diperusahaan sekarang tepatnya diruangan Dika yang berada dilantai atas, Dika memijit pelipisnya pelan “Frans, kamu jagain terus Lysni. Dad gak mau sesuatu bakalan terjadi sama Lysni, kamu tau gimana sikapnya Lysni” ucap Dika panjang lebar.

Frans mengangguk, beranjak dari duduk nya “Dad. Frans pulang duluan" ucap Frans sambil pergi, pikiran Dika dan Frans sekarang hanya tertuju kepada Lysni.

Lysni, Silla dan Neta duduk melingkar. mereka sedang bermain ular tangga di handphone Lysni dengan wajah mereka yang penuh dengan cemongan bedak.

“Ahh, masa gue kalah lagi sih” ucap Lysni memasang wajah kesal sedangkan kedua sahabatnya tersenyum menang.

“Sini muka lo Lys, gue belum dapet coreng muka lo” ucap Neta menunjukkan jari yang sudah ada ada bedaknya.

Lysni mendekatkan wajahnya kearah Neta dengan memejamkan mata terus cemberut “Udahan ah gue kalah mulu, gak seru” ucap Lysni masih memasang wajah cemberut.

Tok tok tok

Mereka bertiga langsung nengok ke arah pintu kamar Lysni, tak lama muncul kepala Frans mengintip. Mereka bertiga ketawa ketika melihat muka Frans yang nongol di pintu dengan wajah komuk. Frans masuk membawa jinjingan satu kotak pizza, duduk disamping Lysni sambil membuka jas nya yang sekarang menyisakan kemeja putih saja “Sekalian pulang, abang tadi mampir beliin kalian pizza” ucap Frans memasang senyum tipis, sangat tipis.

Silla dan Neta langsung menyerbu kotak pizza itu lalu mengambil potongan pizza nya, Lysni menggeser duduknya jadi lebih dekat dengan Frans dan berbisik “Bang, ko cuma satu? Lysni gak bakalan kebagian” ucap Lysni pelan hampir berbisik.

Frans berdiri yang membuat Silla dan Neta otomatis ngeliat ke arah Frans “Abang bawa Lysni bentar” ucap Frans sambil menarik tangan Lysni, sedangkan Lysni yang ditarik malah dadah dadah ke arah Silla dan Neta 'Menyebalkan' pikir mereka. Sekarang Lysni dan Frans sudah berada dikamar Frans dengan Frans yang sudah mengganti bajunya dengan baju santai.

Lysni sibuk memakan makanan yang dibawa Frans, Frans sengaja membeli beberapa makanan mcd buat Lysni yang tadi dibawa, sedangkan yang dia bawa ke kamar Lysni itu sisanya.

“Bang” panggil Lysni yang membuat Frans langsung menoleh kearah Lysni.

“Sini” lanjut Lysni, Frans duduk disamping Lysni, Lysni meyuapkan pizza kearah Frans dan langsung dilahap oleh Frans sambil tersenyum dan mengelus puncak kepala Lysni.

“Udah selesai bang? Ko cepet banget?” tanya Lysni dengan mulut penuh makanan.

“Iya, udah” jawab Frans seadanya, bahkan Lysni heran sikap Frans selalu berubah ubah tidak bisa ditebak dan yang paling sering diperlihatkan itu sikap dingin nya.

“Kenapa bawa makanan banyak gini?” tanya Lysni lagi dia tidak suka suasana yang dingin jadi dia mencari topik pembicaraan supaya tidak sepi.

“Pengen bahagian kamu” ucap Frans, Lysni yang mau meyuapkan makanan ke mulutnya ditahan oleh frans dan di arahkan ke mulutnya membuat Lysni memukul bahu Frans.

•••

“Selamat malam om” ucap Silla dan Neta serempak lalu duduk disamping Lysni.

“Iya selamat malam” ucap Dika sambil melanjutkan makan makanannya.

Mereka makan dengan tenang tidak ada yang berbicara, sampai makanan Dika tinggal sedikit lagi dan menyimpan garpu dan sendok nya.

“Lysni” ucap Dika, seketika Lysni langsung menoleh kearah Dika.

“Kamu kenal Nathan?” tanya Dika manautkan jari jari nya diatas meja.

“Nathan febrian?” tanya Lysni balik. memposisikan duduknya menyamping kearah Dika, Sila dan Neta jadi ikut ikutan berhenti makan dan menatap anak sama daddy yang lagi kelihatan ngomong serius sedangkan Frans nampak tak acuh.

Dika mengangguk mengiyakan “Iya kenal” ucap Lysni lagi, Frans sudah tau apa yang dipikiran Daddy nya sekarang.

“Dad, kenal Nathan? Darimana?” tanya Lysni lagi.

“Nathan. Anak sahabat dad, Nathan sering bolak balik ke kantor dad. Dia sama seperti Frans lagi belajar” ucap Dika, Lysni hanya mangut mangut doang.

"kenapa malah bahas Nathan?" batin lysni

Pagi pagi sekali sudah di ribut kan oleh Lysni yang menolak berangkat bersama Frans, pasalnya dia sudah berjanji akan berangkat bareng Langit pagi ini. Dengan segala ancaman Dika akhirnya Lysni menurut dan berakhir didalam mobil bersama Frans yang sama sama saling diam.

Sampai disekolah Lysni keluar duluan dengan membanting pintu mobil dan langsung disusul oleh Frans dari belakang. Dari arah berlawanan ada Langit yang akan menghampiri Lysni, Frans yang melihat itu langsung mensejajarkan langkahnya dan merangkul Lysni.

“Lys, gue mau bicara sebentar” ucap Langit ketika sudah berada dihadapan Lysni.

“Ohh oke ayo” kata Lysni sambil mencoba melepaskan rangkulan nya dari Frans yang semakin erat.

“Sebentar lagi bel, cepet masuk” kata Frans masih merangkul pundak lysni dan melanjutkan jalannya.

“Tapi kan bang masih–”

“Abang gak mau kamu bolos” sela Frans memotong ucapan Lysni dan segera pergi dari sana meninggalkan Langit yang masih diam dan mengacak rambutnya frustasi.

My ex enemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang