Lysni berjalan kaki di pinggiran jalan sambil menendang bebatuan kecil dengan mulut yang masih mengoceh, rasa lelah tidak terlihat di wajah Lysni. Memang ketika merasa kesal segala apapun tidak berasa.Lysni duduk ketika sampai di halte, handphone nya mati karena tidak cukup baterai. Lysni mengayun-ngayukan kaki nya yang menggantung sesekali melihat jam nya yang menunjukan pukul 22.00, Lysni pasrah kalau pun bus nya sampai tidak datang.
Ada cahaya lampu motor yang akan melintas seketika Lysni berdiri dan melambaikan tangannya.
“DAFA!!” teriak Lysni saat Dafa melintasinya.
Dafa menoleh saat seseorang meneriaki namanya, berbelok kembali dan menghampiri Lysni yang berada di halte.
“Ngapain malam malam dihalte Lys” tanya Dafa tanpa membuka helm nya.
“Anterin gue pulang ya Daf” bukan nya menjawab, Lysni malah meminta bantuan.
Dafa belum menjawab apapun tetapi Lysni sudah naik dibelakangnya dan menepuk pundak dafa menyuruh nya untuk bergegas pergi.
'Dibaikin malah ngelunjak, untung cantik' batin Dafa namun tetap menjalankan motornya.
Lysni hanya melihat jalanan yang tak terlalu ramai pengendara, sedangkan dafa fokus dengan jalan nya sesekali melihat kearah spion yang mengarah kewajah Lysni yang damai.
“Kemana dua pangeran lu Lys?”.
“Langit sama Nathan maksud lo?” tanya Lysni balik.
Dafa hanya mengangguk mengiyakan, setelah itu tak ada obrolan lain dengan pikiran masing masing.
“Lys. Gue mohon jangan ngerusak persahabatan gue, Nathan, sama Langit” mohon Dafa setelah memperhatikan kata katanya supaya tak menyakiti hati Lysni.
“Gak minat gue buat hancurin persahabatan kalian”
Dafa diam sejenak, kemudian mengangguk. Tak ada lagi pembicaraan setelah itu sampai tepat didepan rumah Lysni, Silla mematikan motornya ketika melihat Lysni turun dari motor seseorang yang Silla tidak ketahui.
Silla menghampiri Lysni dengan tergesa lalu menarik lengan nya “Lo kemana aja sih? Ini tuh udah malem. Lo gak tau kalau orang dirumah pada ngekhawatirin lo, ditelpon gak aktif lagi” ucap Silla panjang.
Lysni menempelkan telunjuknya di bibir Silla meminta nya untuk tidak melanjutkan bicaranya “Syutt dilanjut didalem ya marah marah nya” lysni tersenyum kearah Silla menampilkan deretan giginya.
Lysni menoleh kearah Dafa dan tersenyum “Makasih ya Daf, gue gak tau kalau gak ada lo bakalan kaya gimana ntar” dlDafa mengangguk “Sans aja kali, yaudah gue pulang ya lys” Dafa menyalakan motornya dan berlalu.
“Udah ayo jangan diliatin mulu gak bakal balik lagi dia nya juga” Silla menarik lengan Lysni memasuki rumah dan terlihat Dika, Frans dan Neta sedang berdiri gelisah, mereka sontak menoleh kearah pintu yang dibuka lalu menghembuskan napasnya pelan.
“Dari mana aja kamu?! Tau gak ini jam berapa? Bikin dad sama yang lain khawatir aja” Lysni menunduk ketika mendengar Dika berbicara dengan nada yang lumayan tinggi kearah nya.
Frans mendekatinya lalu mendekapnya, mengelus surai hitam legam sang adik. “Udah dad, yang penting kan Lysni baik baik aja” ucap Frans menenangkan Lysni yang masih menunduk takut.
Frans menuntun Lysni naik ke atas menuju kamarnya diikuti Silla dan Neta, tapi sebelum Silla dan Neta menaiki tangga Dika memanggilnya menyuruhnya duduk untuk berbicara.
Silla dan Neta duduk berhadapan dengan Dika keduanya gugup ntah apa yang akan dibicarakan oleh Dika.
“Silla” panggil Dika seketika Silla mengangkat kepalanya yang sempat tertunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
My ex enemy
Romancepenyesalan akan terasa ketika kita telah kehilangan. langit merasakan itu, sebuah 'penyesalan' langit melihat wujud seseorang yg dia cintai, dan meminta dia kembali kepada langit. namun langit masih bisa berpikir kalau gadisnya itu telah tiada, tapi...