“Langit!” panggil Lusi seraya menyiap-nyiapkan makan malam dibantu Audrey yang sudah beberapa hari menginap dirumah mereka.
“iya mah” jawab Langit menghampiri mamahnya itu dengan malas.
“Panggil papah kamu, suruh makan”
Langit bergegas pergi ke kamar mamah dan papahnya itu, mengetuk pintunya berulang kali sampai seseorang yang berada didalam bersuara.
“oke, son ayo kita makan” ucap papahnya Langit setelah membuka pintu lalu merangkul Langit menuju meja makan.
Mereka sedang memakan makanan masing-masing, sampai Lusi teringat sesuatu “Ehh pah, tau gak sih kalau Lysni itu udah balik dari New York?” tanya Lusi masih mengunyah makanannya.
“Lysni yang dulu sering maen sama mamah itu? Yang cantik, anak nya si Dika bukan sih?” tanya Adit papahnya Langit.
“Iya pah, makin cantik tau gak sekarang” Langit hanya menyimak ternyata orang tua nya saja sudah mengenal Lysni tapi kenapa dia tidak?
Audrey hanya tersenyum mendengarnya “Sekarang kamu gak kesepian lagi Audrey, Lysni udah kembali” ucap mamahnya Langit menoleh kearah Audrey yang berada di samping Langit.
Langit hanya mengerutkan dahinya 'apa yang dikatakan mamah' batin Langit bertanya tanya.
Setelah selesai makan Langit langsung menarik tangan Audrey menjauh dari orang tuanya “Lo kenal Lysni?” tanya Langit melepaskan tangannya yang menarik Audrey.
Audrey hanya tersenyum lalu pergi begitu saja tanpa menjawab pertanyaan Langit membuat Langit semakin penasaran.
•••
“Sil type cowok yang lo suka gimana sih?” tanya Lysni sesudah mematikan handphone nya.
“Type Silla itu kaya badboy-badboy gitu” bukan Silla yang menjawab melainkan Neta.
“Yang perokok, minum-minuman keras dan yang paling penting kaya ” lanjut Neta lagi.
“Ngapain gue cari yang kaya gitu” Tanya Silla menoleh kearah Neta.
“Biar pas nikah gak lama cowok nya mati gara-gara organ nya rusak terus harta nya buat lo” Lysni menatap Neta dengan wajah masamnya bagaimana mungkin Silla mencari cowok seperti itu.
“Jangan ngadi-ngadi lo” ucap Silla menonyor kepala Neta.
“Gue sih gak ribet, gak bawel aja udah masuk type gue” Lysni tersenyum mendengar jawaban Silla bahkan dirinya saja tidak tahu bagaimana cowok yang dia inginkan.
“Lo mau lanjut Lys?” pertanyaan Neta mengalihkan pikiran Lysni yang sedari tadi melamun.
“Lanjut” kata Lysni dengan mengangguk mantap.
“Udah ah tidur ngantuk gue” mereka memposisikan tidurnya dengan Lysni ditengah, Silla samping kiri dan Neta dikanan. Semenjak mereka tinggal dirumah Lysni, mereka memang tidur bersama dikamar Lysni semenjak mereka memutuskan mengiyakan perintah Dika daddy nya Lysni.
Sinar pagi masuk dari celah-celah jendela kamar Lysni, membuat ketiga nya terganggu Silla yang duluan bangun dan meregangkan otot-otot tangannya. Silla hanya memandang Neta dan Lysni yang masih tertidur, dengan iseng Silla beranjak lalu membuka semua gorden yang ada dikamar Lysni membuat keduanya langsung terbangun.
“Sialan lo Sil, ganggu aja” ucap Lysni melemparkan bantal kearah Silla namun malah ditangkal oleh Silla.
“Bangunnnn!!! Udahh pagi, joging ah mumpung libur” teriak Silla menyadarkan Neta yang ingin tertidur kembali.
“Gak minat” ucap Neta singkat lalu merebahkan dirinya kembali untuk tidur.
“Awas ya kalau gue liat lo diet” ucap Silla dengan nada menyindirnya.
“Iya lo kan paling gak bisa liat perut lo buncit, walau cuma nambah dua kilo” sahut Lysni ikut-ikutan menyindir Neta.
“Kalau soal nyindir aja kompak banget kalian” ucap Neta seraya duduk sambil bersandar dipundak Lysni.
“Udah ah gue mandi duluan” ucap Silla melenggang pergi masuk kekamar mandi, Lysni dan Neta kompak merebahkan tubuhnya kembali saat mendengar bunyi pintu kamar mandi tertutup.
Silla keluar dari kamar mandi dengan pakaian olahraga nya dan rambut yang setengah basah, Silla menghela nafas nya lalu melempar handuk yang ia pakai kearah Neta dan Lysni yang tertidur. Keduanya tersentak kaget langsung kembali duduk dan terdiam nyawanya masih belum terkumpul semua.
“Bangunn!!” teriak Silla sukses membuat keduanya langsung melek.
“Yaudah ah gue mandi” ucap Lysni beranjak dari kasur masih menguap.
“Etttt, Lo jangan tidur lagi. Lo mandi dibawah aja” ucap Silla saat melihat Neta hampir berebahkan tubuhnya.
Neta beranjak dari kasur dengan gusar, kaki yang dihentak-hentakan, dan Silla yang melihat itu hanya terkekeh.
Ketiga nya sedang joging di jalan komplek nya dengan wajah yang segar-segar apalagi Neta yang melihat banyak cowok yang sedang olahraga dengan keringat didahi nya.
“Udah kali, udah pergi juga orang nya” ucap Silla.
“Sampai kepalanya ikutan ke belakang njirr ” tambah Lysni.
“Tadi aja diajak olahraga ogah-ogahan, giliran liat yang bening dikit aja langsung goyah tuh iman” ucap Silla kembali, Neta yang mendengar hanya mencibik kesal.
“Pagi Lysni” ucap seseorang dari belakang lalu mensejajarkan temponya disamping Lysni.
“Ohh... Pagi juga Langit” ucap Lysni sembari tersenyum kearah Langit. Neta dan Silla mempelankan tempo larinya dan memilih untuk lari dibelakang Lysni supaya tidak mengganggu.
“Lang, ayo Lang gue udah laper” ucap seseorang sembari menarik lengan Langit untuk mengikuti nya.
Lysni hanya berdiam, Silla dan Neta menghampiri Lysni lalu menepuk pundaknya.
“Sekarang?” ucap Silla dengan wajah dingin.
“Ayolah sekarang aja gue udah gak sabar” Neta menimpali dengan semangat.
Lysni hanya tersenyum lalu mengangguk, Silla dan Neta langsung pergi setelah mendapat anggukan dari Lysni. Rencana nya dimulai sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My ex enemy
Romancepenyesalan akan terasa ketika kita telah kehilangan. langit merasakan itu, sebuah 'penyesalan' langit melihat wujud seseorang yg dia cintai, dan meminta dia kembali kepada langit. namun langit masih bisa berpikir kalau gadisnya itu telah tiada, tapi...