Chapter 21

261 6 0
                                    

Bang Ari lagi nungguin
Ciapa cih?
Nungguin Author ya?
Jangan ditunggu Bang,
Author udah ada di
Hati Abang
😋

Author POV

Ari menurunkan kecepatan mobilnya saat dia berada di kompleks pemakaman umum. Dia tau pasti kompleks ini lah tempat kedua orang tuanya dimakamkan, seperti penuturan Bi Imah.

Bukanya Ari tidak tau, tapi karena dulu ia ditinggal saat masih bayi, jadi dia tidak mungkin sering dibawa ke makam. Dan kini barulah, setelah beranjak dewasa dia dapat dengan sendirinya berziarah ke makam orang tuanya.

Cuaca sore ini mendung, ditambah dengan tangisan dari langit yang semakin lama semakin deras. Benar-benar bukan cuaca yang cocok untuk berziarah. Tapi tidak untuk Ari, dia tetap melangkahkan kaki dengan agak cepat menuju makam orang tuanya.

"Assalamu'alaikum, Ma, Pa, ini Ari anak kalian." Sapa Ari, sambil mengelus pusara makam kedua orang tuanya.

Setitik air mata turun ke pipi Ari, "Ma, Pa, Ari minta maaf kalo selama ini Ari gak sering nengokin makam kalian." Ari menjeda, "Maaf juga kalo Ari belum bisa bahagiain kalian." Ari mulai menunduk, otomatis air matanya jatuh ke pusara makam Mama dan Papanya.

"Ari?" Seseorang memanggil Ari dari arah belakang. Dia adalah orang yang paling sering mengunjungi makam ini.

"Siapa ya?" Ari mengusap air matanya.

Orang itu tersenyum, kelihatannya dia sudah lebih dahulu mengenal Ari sebelumnya. Namun berbeda dengan Ari yang malah merasa risih didekat orang asing sepertinya.

***

Ari POV

"Ari?"

Siapa tuh? Karena penasaran gue pun menoleh ke arah belakang.

Seorang wanita yang bisa dikatakan seumuran Mama kalo masih idup, dengan membawa dompet di tangannya udah berdiri di belakang gue sambil menyunggingkan senyum manisnya. Gila, berasa kayak senyumnya cewek ABG aja yak.

"Maaf Tante siapa ya?"

"Kenalin, nama Tante Elle. Dulu Mama kamu itu temennya Tante."

Oh, dia temen Mama. Keliatannya sih meyakinkan, gue juga udah tebak kalo Tante Elle ini sering bangat dateng ke makam ini.

Karena ingin mengobrol banyak, akhirnya gue dan Tante Elle pun mencari tempat yang lebih nyaman. Ya masak iya, gue ngobrol di kuburan yang banyak demitnya? Kan gak elite sekali. Mau ditaruh kemana muka gue entar?

Setelah memposisikan diri di sebuah kursi taman dekat taman pemakaman, gue dan Tante Elle yang katanya temen Mama gue pun mulai buka suara.

"Mama kamu itu sahabatan sama Tante udah lama, dia itu sosok yang sangat Tante butuhkan. Dia bisa di katakan ceriwis dan hiperaktif."

Emang sih mama gue itu hiperaktif, maknya kadang-kadang gue suka ngikut. Tapi kadang juga kalem kek Papa.

"Mama kamu selalu curhat sama Tante, terutama masalah perasaannya sama Papa kamu. Pernah dulu Mama dan Papa kamu bikin perjanjian buat nikah saat mereka udah besar, dan dengan melalui semua cobaannya akhirnya mereka menikah."

Gue udah tau semua itu, tapi ada satu yang gue masih gak nyaho. Akhirnya gue memutuskan buat nanya sama Tante Elle, tentunya setelah dia selesai cerita. Biar sopan dikit lah, kan gak baik menyela penuturan orang.

"Terus, apa alasan Mama meninggal karena Ari ya Tante?"

Tante Elle mengerutkan keningnya, "bukan, itu murni karena takdir Ari. Satu hal yang harus kamu ingat, Mama dan Papa kamu selalu sayang sama kamu dimanapun mereka berada." Jawab Tante Elle.

The Most Wanted[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang