Uchuch!
Ini Ari sedang dalam
Penyamaran ya,
But gak ada tompelnya.
Maap, gak sempat buat
Readers:pAuthor POV
Yasmin melirik ke arah Udin si murid culun. Dia merasa ada yang aneh dengan murid satu ini. Terkadang sifatnya kalem, sok nerd, dan kadang juga sok berani sama geng cap kaki tiga. Sebenarnya siapa sih ni cowok? Begitu kira-kira yang Yasmin tanyakan dalam hatinya.
Semakin dia penasaran semakin dia ingin tau, yaiyalah!
Jadi, dia mencoba menyiasati tentang siapa Udin sebenarnya.
"Eh Din! Mau kerjain PR Matematika bareng gue gak?" Tanya Yasmin, sambil menaikkan sebelah alisnya.Ari yang sedang dalam penyamaran Udin pun mengiyakan saja. Jadilah mereka akan mengerjakan PR bersama sore nanti.
Kringgg!!!
Bell istirahat berbunyi dengan merdunya. Inilah yang paling ditunggu-tunggu murid-murid Garuda Putih.Dan untuk istirahat kli ini lagi-lagi, Ari menemui Caca. Caca yang sudah mulai akrab dengan Ari pun mau saja diajak ke kantin bersama.
"Mau makan apa Ca?" Tanya Ari.
"Mau es teh aja Din," Ari mengangguk lalu beranjak membeli apa yang Caca mau.
Tak lama, datanglah Jonet, Alfa, dan Arnold yang dari raut wajahnya ingin sekali melahap satu kantin. Alfa, sebagai perwakilan dari mereka pun memekikkan, "MBA! PESAN ES JAMBU, ES JERUK, ES TEH MANIS. SAMA MAKANYA, SOMAY, BATAGOR, DAN MENDOAN GAPAKE LAMA YA!!!"
Sementara Mba penjaga kantin hanya mengangguk sambil mencatat pesananya.
Ari duduk di depan Caca, dia menaruh pesanannya dan Caca secara perlahan. Beberapa menit kemudian mereka asik memakan pesanan masing-masing. Hingga Ari yang mersa bosan pun membuka percakapan, "Caca, Kira-kira... Caca punya waktu gak entar sore, ya kalo gak... Siangan lah?"
"Ada kok, ada apa ya Udin?"
"Kita jalan-jalan yuk?!"
"Kemana? Eh, ke studio musik yuk?! Kebetulan gue mau rekaman Din."
Ari pun mengangguk antusias. Dia membatin, kapan lagi diajakin ama gebetan? Sambil menyunggingkan senyumannya yang membuat cewek-cewek yang melewati mejanya dan Caca menjadi mual pengen muntah.
Kan dia sedang menyamar menjadi Udin, otomatis mereka jijik.***
Siangnya, setelah pulang dari SMA Ari pun segera ganti baju. Tak lupa dia memakai penyamaran.
Sekarang ia sudah siap untuk menemani Caca rekaman singel terbarunya.
"Halo, Caca. Ini gue udah sampe di depan gedung rekaman lo. Bisa keluar bentar gak?"
"Eh, iya. Tunggu bentar Din."
Ari pun mengakhiri teleponnya dengan Caca. Memang ia agak kebingungan dengan keberadaan Caca, makanya dia memilih untuk menelepon supaya lebih jelas.
Namun, tampaknya ada lagi yang membuat Ari cemas. Tapi apa? Ari merasa lupa, sangat lupa. Bodo amat! Gue lupa. Hanya itu yang menjadi jawaban dalam benak Ari sekarang.
Sementara Yasmin semakin bingung karena Udin (Ari) tak datang-datang ke rumahnya untuk mengerjakan PR bersama.
"Duh mana sih? Katanya tepat waktu, eh ini aja udah telat banget!" Tanya Yasmin, cemas.
Caca mengambil posisi ternyamannya saat jelang rekaman. Semuanya sudah siap, tinggal mulai saja rekamannya.
Sebenarnya Caca tidak ingin menjalani proses rekaman ini dengan Udin. Dia ingin Ka Arvan yang menemaninya, tapi apa daya, dia harus terima ini dengan lapag dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Most Wanted[END]
Fiksi PenggemarAri, adalah cowok terganteng di SMA-nya, dia lumayan pintar, populer dan Most Wanted di likup SMA Garuda Putih. Semua mata akan tertuju padanya apabila ia lewat di lorong sekolah. Dia bangga dengan kegantengannya. *** Tapi, Lama-lama Ari mulai bosa...