20. Terjebak

224 27 6
                                        

Happy Reading🍃🍃🍃

.
.
.

"Jadi pekerjaan ini yang membuatmu melupakanku bahkan menyebut dirimu monster" ujar Jungkook dia sedang mengikuti langkah kaki Umji yang membawanya kesebuah kamar tempat Jungkook akan menetap dirumah V karena Jungkook sudah sepakat dengan mereka untuk membalas dendam.

"Mereka bisa saja membunuhmu jika tahu kita saling kenal"

"Apa kau bahagia melakukan ini, menyakiti, menindas dan membunuh orang lain, apa V dan orang psyco lainnya tak ada yang punya hati nurani. Kau pun begitu ... ?" Tanya Jungkook lalu Umji membalik tubuhnya menghadap Jungkook.

"Ini pekerjaan kami, kotor tapi memuaskan. Kau sudah terjebak disini, V oppa tidak akan membiarkanmu keluar dengan nyaman. Kau akan terperangkap sepertiku dan menikmati pekerjaan kotor ini, memuaskan rasa sepi yang kau pikul sejak lama. Tak ada lagi hati nurani kau hidup hanya untuk membunuh dan menyakiti orang sesuai permintaan orang yang membayarmu" jelas Umji lalu kembali berjalan dengan saling diam.

Sampai didepan kamar Jungkook, Umji membukakannya pintu tapi kedua tangan kekar Jungkook memeluknya dari belakang.

"Sebentar saja" bisik Jungkook dan Umji membuang nafasnya berat.

"Rumah ini punya cctv dia akan melihatmu dan mungkin langsung membunuhmu"

"Aku tak perduli, aku ingin bersama Kim Ye Won"

"Panggil aku Umji jika dirumah ini, aku bukan Kim Ye Won" hempas Umji kelengan Jungkook lalu menatapnya tajam.

"Bersiaplah, malam ini kau akan menjalani pemanasan awal untuk balas dendam" kata Umji lalu dia meninggalkan Jungkook.

"Kau tahu siapa otak dari pembunuhan ayahku ?" Tanya Jungkook sambil memandang Umji yang makin menjauh menghiraukannya.

"Aku akan mengembalikan Kim Ye Won" tegas Jungkook dan itu membuat Umji menghentikan langkahnya sebentar lalu kembali berjalan meninggalkan Jungkook.

.
.
.

"Apa kami juga harus ikut menetap disini ?" Tanya Jimin pada DK.

"Salah kalian kenapa ikut masuk dan mendengar semuanya"

"Hanya ada 2 pilihan, keluar tinggal nama atau tetap disini menjadi seperti kami" sahut Sinb.

"Eunbi-yaa...." panggil Eunha polos.

"Panggil aku Sinb" kata Sinb sambil mecekek leher Eunha.

"Lepaskan dia" marah Jimin sambil menghempaskan cengkraman Sinb pada Eunha yang sedang terbatuk karena kehilangan nafasnya.

"Mungkin jika kau tidak tahu aku seperti ini, aku akan membuatmu jadi mainanku. Tapi karena kau sudah tahu, aku jadi tak bergairah lagi bermain denganmu" jelas Sinb sambil membelai rambut Eunha dengan tatapan tajamnya juga smirk nya.

"Berhenti menggoda mereka, kau harus jemput Vernon hari ini"

"Aku hampir lupa, baiklah nikmati kamar mu chagi" kata Sinb sambil membelai pipi Eunha dan keluar dari kamar itu.

"Jimin-ssi kamarmu disebelah kanan, ini kuncinya" setelah DK memberikan kunci kamar Jimin dia juga pergi.

"Seharusnya aku tak ikut" ujar Eunha duduk dipinggir kasurnya.

"Apa kita akan menjadi seperti mereka setelah ini, aku jadi merasa bersalah pada ibu ku" sahut Jimin.

"Bagaimana jika kedua orang tuaku tahu, mereka akan marah. Apa Ny. Park percaya kita semua sedang sibuk dan ingin menginap dirumah teman Jungkook oppa ?"

"Dia percaya dan berpesan untuk bersenang-senang" sahut Jimin.

"Kalian akan bersenang-senang disini. Mengisi libur semestar kalian" kata Yuju yang tiba-tiba masuk dengan nampan makanan ditangannya.

"Aku membawakan kalian buah, tenang tidak ada racun. Aku tidak akan membunuh kalian hanya dengan racun" lanjut Yuju menaruh nampan itu dimeja nakas kamar Eunha.

"Kita satu sekolah bukan ? Apa kau sudah lama tinggal disini ?" Tanya Eunha.

"Aku, DK, Sinb dan Vernon satu sekolah denganmu. Aku baru bergabung dirumah ini sekitar 5 tahun setelah DK dan Vernon memperkenalkanku dengan V oppa"

"Kau juga terjebak ?" Tanya Jimin.

"Aku tidak punya penyakit mental seperti Sinb dan V oppa. Aku, DK, Vernon dan Umji terjebak karena kebutuhan dan lingkangan kami dan kurasa kami semua mulai tertular penyakit mental yang sama seperti mereka, seorang alter ego, bipolar dan psikopat" cerita Yuju.

"Panggil aku jika kalian butuh sesuatu" kata Yuju bangkit dari kursi meja nakasnya dan pergi.

"Kita semua akan sama sakitnya dengan mereka nanti jika kita tak bisa keluar dari sini" kata Jimin.

"Kurasa bukan masalah keluar dari rumah ini saja, tapi mental kita juga harus keluar dari pemikiran para psikopat rumah ini. Mungkin jika untuk keluar dari rumah ini sangat mudah, mereka juga menjalani hidup normal diluar tapi didalam rumah ini semuanya terasa menakutkan" jelas Eunha.

"Tumben kau punya pikiran seperti itu"

"Kau meremehkanku" kesal Eunha.

"Sana keluar kau membuatku ingin menenangmu sampai planet mars" lanjut Eunha mengusir Jimin mendorongnya keluar dan menutup pintu dengan nyaring.

🍃🍃🍃

Sat, 04 July 2020.
Enjoy guys.... setelah ini kita main yaa... maaf, sekali lagi maaf kan aku untuk part selanjutnya.

My Only One KeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang