Di cerita ini dan part2 sebelumnya, gak terlalu aku sama persiskan ya sama part Mia & Erick, di my Boss My Calon Imam, author mager ngopynya wkwk.
Happy reading 😊
Aldo bersidekap menatap jalanan di depannya, lalu kembali menatap Mia "Ya kau memang benar, mungkin kita tidak harus melaporkan ini ke polisi, karena bisa saja dia justru semakin agresif dan justru balas dendam pada kita." Mia tersenyum dan mengangguk.
"Yasudah kalau begitu, nanti gua bicara sama dia." Ucap Mia.
"Apa kau yakin tidak perlu ku temani? Aku takut dia justru, mengambil kesempatan." Ucap Aldo khawatir.
"Lu tenang aja, gua ditemenin kok. Lagian kan, lu juga masih harus istirahat." Mia menepuk-nepuk pundak Aldo.
Aldo tersenyum "Yasudah kalau begitu, aku tenang kalau kau ada yang menemani."
Mia mengangguk "Yaudah, sana lu masuk. Istirahat biar lu cepet sehat." Aldo tersenyum dan mengangguk.
"Hati-hati Mia." Ucap Aldo sebelum Mia berangkat. Mia tersenyum dan mengacungkan jempolnya.
"Assalamu'alaikum." Teriak Mia.
"Waalaikum salam." Balas Aldo.
**
Pras menunduk menatap pahanya, lalu menegakan kepalanya menatap Mia yang duduk di hadapannya dengan meja sebagai pembatas.
"Maaf, aku melakukan hal bodoh. Aku terlalu terobsesi padamu, sampai melakukan kejahatan padamu dan teman mu. Maafkan aku Mia." Ucap Pras penuh sesal.
Mia menghela nafas "Iya, aku maafkan. Tapi jangan pernah kau ganggu aku lagi."
Pras terlihat terkejut namun ia langsung mengangguk pelan "Baiklah jika itu mau mu, aku tahu perbuatan ku memang keterlaluan, tapi aku harap semakin lama hubungan kita semakin membaik dan akhirnya kita bisa menjadi teman." Pras tersenyum tipis.
"Aku tidak janji." Balas Mia, yang ditanggapi Pras dengan anggukan pelan.
Pras mengalihkan pandangannya dari Mia, pada Erick yang sejak awal pembicaraan terus memelototi nya tanpa berkedip sekalipun "Iya aku salah! Berhenti memelototi ku begitu! Apa matamu tidak sakit terus melotot tanpa berkedip sekalipun." Mendengarnya Mia menoleh ke arah Erick yang duduk di sebelahnya, dan Erick yang mendengarnya hanya berdecih lalu mengedipkan matanya cepat karena matanya yang perih.
"Baiklah Mia, kalau begitu aku pergi dulu." Mia mengangguk pelan, Pras lalu bangun dari duduknya "Oh ya semoga kali ini hubungan mu berjalan lebih baik, daripada hubungan kita dulu." Pras menatap Mia dan Erick bergantian.
Belum sempat Mia mencerna ucapan Pras, Erick sudah lebih dahulu bicara.
"Iya terimakasih, dan semoga kau tidak iri ya." Ucap Erick membuat Pras berdecih.
Selepas kepergian Pras, Mia menyipitkan matanya tajam ke arah Erick "Apa maksud Kakak tadi?" Tanya Mia pada Erick.
Erick menyengir "Untuk jaga-jaga, supaya dia berfikir seribu kali kalau mau mengganggumu lagi. Jadi supaya dia tahu, kalau akan ada orang yang selalu menjagamu." Mia tidak bisa berkata, dan hanya mengangguk pelan.
"Terimakasih sudah menemaniku." Ucap Mia setelah terdiam beberapa saat.
Erick tersenyum "Tentu saja, kan aku sudah janji dari awal." Mia mengangguk pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
That Playboy Is My Calon Husband (Tamat)
RomanceErick, pria Playboy dengan sifatnya yang kekanak-kanakan bahkan terkadang manja jika berada disekitar orang-orang terdekatnya. Ketika pertama kali bertemu Mia, Erick langsung meniatkan dalam kepalanya untuk menaklukkan Mia yang terlihat anti pada pr...