Extra part ini ceritanya lebih kearah Revan daripada Mia dan Erick.
Happy reading 😊
Mia menatap dua laki-laki yang disayanginya yakni putra dan suaminya yang tengah bermain bersama, atau lebih tepatnya berseteru bersama. Mereka saat ini berada di sebuah taman untuk menghabiskan waktu bersama karena Erick yang sedang weekend.
"Pasti kerepotan mengurus dua bocah ya sayang?" Mendengarnya Mia menoleh dan tersenyum ketika melihat Diana.
"Iya begitulah Mam, yang satu memang seorang bocah asli dan yang satu sudah besar tapi kelakuan masih seperti bocah." Diana tertawa dan langsung duduk disebelah Mia.
Keduanya menatap Erick dan Revan yang saat ini terlihat berebutan sebuah bunga, dimana keduanya tebak kalau mereka berebutan untuk memberikannya pada Mia "Ya ampun, melihat perseteruan mereka, benar-benar mengingatkanku pada Erick dan Evan saat Erick kecil dulu, keduanya seringkali meributkan hal tidak penting." Mia tersenyum tipis "Aku jadi penasaran, ketika Revan dewasa nanti apa sifatnya akan seperti Erick?"
"Aku juga penasaran Mi." Mia tersenyum tipis.
**
9 tahun kemudian..
Disebuah koridor sebuah SMP terlihat begitu ramai, dari para siswa yang berlalu-lalang karena sedang saat ini sedang jam istirahat. Tidak jauh dari sana, dua orang berbeda gender berdiri di samping pintu kelas dan terlihat berbicara
"Matamu seindah rembulan, rambutmu segelap malam, membuat jantungku berdebar setiap kali melihat mu." Revan menggenggam tangan seorang perempuan didepannya, bibirnya menampakkan senyum tipis.
Perempuan itu tampak tersenyum malu-malu namun dengan cepat merubah ekspresi wajahnya dengan ekspresi jijik dan langsung menarik tangannya dari genggaman Revan "Aku tidak akan terpengaruh dengan gombalan recehmu." Mendengarnya Revan hanya bisa ternganga.
Perempuan itu langsung merubah mimik wajahnya ketika melihat laki-laki seumuran Revan melewati keduanya, dengan cepat perempuan itu meninggalkan Revan dan langsung memanggil laki-laki itu, membuat laki-laki itu menghentikan langkahnya, melihat itu Revan hanya menampakkan wajah dongkolnya.
"Hei kenapa kamu mengejarnya, aku dan dia sama-sama tampan." Revan menyusul perempuan yang tadi digodanya, yang sudah menghampiri laki-laki itu.
Wanita itu tersenyum miring "Ya, kamu memang tampan, tapi sifat Kak Danish jauh lebih cool darimu, membuat nya lebih memiliki daya tarik." Perempuan itu tersenyum kearah laki-laki yang memiliki nama Danish itu.
"Cool? Cool apanya?! Dia lebih terlihat seperti orang yang tidak memiliki gairah hidup?!" Revan melihat kearah Danish yang sedari tadi hanya menampakkan wajah datar dan dingin.
"Bilang saja iri." Ucap perempuan itu sinis.
"Cih, untuk apa iri?!" Ucap Revan emosi.
"Kalian ini sebenarnya mau apa? Jangan membuang waktuku." Ucap Danish dingin.
"Sudah sana! Perempuan seperti mu tidak akan membuat Danish tertarik." Revan mengibaskan tangannya.
"Dasar tidak sopan. Memang siapa-" tidak menunggu lanjutan ucapan perempuan itu, Revan langsung merangkul Danish dan membawanya pergi, lalu memeletkan lidahnya pada perempuan itu membuat perempuan itu begitu kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
That Playboy Is My Calon Husband (Tamat)
RomanceErick, pria Playboy dengan sifatnya yang kekanak-kanakan bahkan terkadang manja jika berada disekitar orang-orang terdekatnya. Ketika pertama kali bertemu Mia, Erick langsung meniatkan dalam kepalanya untuk menaklukkan Mia yang terlihat anti pada pr...