Part 24

2.5K 274 22
                                    

Happy reading 😊

Erick menatap pantulan wajahnya di cermin, hari ini adalah hari pernikahannya dengan Mia. Erick memegang dadanya Yang sedari tadi terus berdegup keras, bahkan beberapa kali perutnya mulas karena memikirkan dirinya yang sebentar lagi akan menikahi Mia.

Erick mendudukkan tubuhnya di atas ranjangnya lalu mengusap keningnya yang berkeringat dengan sapu tangan "Aku gugup sekali." Erick meremat tangannya yang ikut berkeringat, dengan cepat Erick mengeringkan tangannya dengan sapu tangan.

"Erick sayang, ayo kita ke tempat akad." Panggil Diana dari balik pintu kamarnya.

"I-iya Mami." Balas Erick dengan gemetar.

Erick mulai mengatur nafasnya untuk menenangkan dirinya. Erick memeriksa kantung jasnya lalu mengambil secarik kertas yang tersimpan disana, dimana itu adalah ucapan ijab qobul yang akan diucapkannya nanti. Erick kembali memasukkan nya kedalam kantung jasnya, lalu pergi keluar kamarnya.

Disisi lain, Mia yang sudah siap menggunakan pakaian untuk akadnya, terduduk di sisi ranjangnya dengan tangannya memegang bingkai foto sang Mamah.

Mia menegakan kepalanya ketika matanya tiba-tiba memanas, dirinya mencoba menahan tangis agar make up tipis yang menghias wajahnya tidak rusak. Namun akhirnya ia tidak bisa menahan tangisnya "Mamah, Mia akan menikah." Mia mengusap air matanya yang turun.

Suara ketukan pintu membuat Mia buru-buru mengusap sisa-sisa air matanya, Mia tersenyum ketika Tantenya memasuki kamarnya.

"Ayo Mia, kita ke tempat akad." Rina berjalan menghampiri Mia, Rina mengernyit dan langsung duduk disebelah Mia ketika melihat mata Mia yang sembab "Kamu kenapa sayang?" Rina memegang kedua sisi pipi Mia.

"Tidak apa-apa Tante, Mia hanya rindu Mamah." Rina tersenyum tipis lalu mengusap kepala Mia pelan.

"Mba Sinta pasti saat ini juga bahagia akan pernikahan mu sayang." Mia mengangguk pelan sambil sesekali mengusap matanya yang sembab "Ayo Tante bantu memperbaiki makeup mu." Mia mengangguk pelan. Rina lalu menarik pelan tangan Mia, menuju meja rias.

**

Erick menoleh kebelakang untuk melihat apakah Mia dan keluarganya sudah datang, saat ini dirinya dan keluarganya juga banyak orang saksi, berada di sebuah masjid yang terletak tidak jauh dari rumah Mia.

"Hei memangnya lehermu tidak sakit, setiap satu detik menoleh kebelakang?" Tanya Evan, dan dijawab Erick dengan gelengan cepat.

Erick tersenyum sumringah ketika mendengar suara deru mobil, dengan cepat Erick berdiri untuk melihatnya. Namun belum sempat ia berlari keluar, Diana langsung menarik tangan Erick membuat Erick kembali duduk.

"Tenang Erick tenang! Nanti kau juga akan melihat Mia." Ucap Diana gemas, membuat Erick langsung mencebikan bibirnya kebawah. Melihatnya, orang-orang disekitar Erick tersenyum tipis karena tingkah Erick.

Jantung Erick berdegup keras ketika mendengar suara orang ramai mengucapkan salam, ketika memasuki masjid itu.

Kegugupan Erick yang sebelumnya sudah mampu dikuasainya, kembali membuncah keluar ketika mendengar langkah kaki mendekat kearahnya. Erick sama sekali tidak berani menoleh kebelakang, karena ia takut kegugupan nya akan semakin menjadi ketika melihat Mia.

Erick menahan nafasnya ketika merasakan ada seseorang yang duduk disebelahnya

"Hai." Sapa Mia, membuat Erick menoleh perlahan kearah Mia. Dada Erick bergemuruh, rasanya Erick ingin memeluk perempuan disebelahnya ini yang terlihat begitu cantik hari ini, karena kerinduan nya yang begitu membuncah setelah 1 Minggu tidak bertemu.

That Playboy Is My Calon Husband (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang