Part 18

2.3K 265 45
                                    

Happy reading 😊

Erick berjalan melewati toko-toko didalam sebuah mall, berhenti di depan salah satu toko lalu kembali berjalan, sepanjang perjalanan hanya itu yang dilakukan Erick, setelah lelah berputar-putar seperti orang linglung akhirnya Erick memasuki sebuah restoran.

Erick duduk di salah satu sofa di sudut restoran itu, lalu menyandarkan tubuhnya, wajah Erick terlihat begitu frustasi. Beberapa kali Erick mengacak-acak rambutnya hingga berantakan.

"Permisi Pak, mau pesan apa?" Ucap seorang waiters.

Erick mengusap wajahnya lalu menegakan tubuhnya "Pak Erick?!" Waiters itu terlihat terkejut.

Erick mengerjapkan matanya, mencoba mengingat wanita didepannya "Emm..?" Erick memegang dagunya dan langsung menjentikkan jari nya ketika mengingat nya "Sonya?!" Ucap Erick dengan riangnya, ketika mengingat wanita didepannya ini.

Wanita itu menampakkan wajah datar "Butuh waktu lama rupanya untuk Bapak mengingat wanita yang Bapak berikan harapan palsu, membuat ku sama sekali tidak lagi memiliki wajah untuk tetap bertahan di perusahaan OC." Ucap nya dengan nada sinis.

Erick menghela nafas "Maafkan aku Sonya." Ucap Erick penuh sesal namun tidak diindahkan Sonya "Terus kenapa kau bisa sampai bekerja menjadi waiters? Bukannya pengalaman kerjamu di perusahaan OC, bisa membuatmu mudah masuk perusahaan manapun?" Erick menampakkan wajah penasaran.

"Saya tidak ada waktu menceritakan nya, saya bisa kena marah oleh manager saya. Jadi Bapak mau pesan apa?" Tanya Sonya lagi.

Erick menghela nafas "Ice tea dan steak, juga air putih." Erick menyebutkan pesanan nya, setelah mencatat dan mengulangi pesanan yang disebut Erick, Sonya berlalu pergi.

"Hei aku mau bicara denganmu." Ucap Erick ketika Sonya datang mengantarkan pesanannya.

"Saya bisa kena marah-" ucapan Sonya terpotong ketika Erick langsung meminta izin pada manager nya, dan karena Erick merupakan langganan di restoran itu dengan mudah Erick mendapatkan izin.

"Kau tidak akan kena marah, sekarang kau duduk ya, aku mau bicara." Erick menyeruput ice teanya.

Sonya mengehela nafas lalu duduk dihadapan Erick "Jadi apa yang mau Bapak bicarakan?"

Erick memotong steak nya perlahan "Membicarakan yang tadi, kenapa kau bisa sampai ke sini?" Erick melahap potongan steak nya.

"Kalau Bapak memang sangat penasaran akan saya ceritakan. Setelah saya keluar dari perusahaan OC, saya masih takut untuk melamar kerja karena saya takut bertemu HRD seperti Bapak. Karena tidak bekerja, saya menggunakan uang tabungan dan gaji terakhir saya untuk ikut investasi, tapi nyatanya saya kena tipu. Belum selesai sampai situ, Ibu saya sakit dan karena saya tidak lagi memiliki tabungan akhirnya saya memaksakan diri untuk bekerja seadanya selagi saya menunggu untuk mendapatkan pekerjaan dari lamaran yang sudah saya kirim ke banyak perusahaan."

Erick mengangguk sambil mengiris steak nya "Jadi belum dipanggil interview?"

Sonya menggeleng "Sudah dua Minggu sejak aku kirim lamaran, sampai sekarang aku belum dipanggil."

Erick menghela nafas lalu menenggak habis air putih nya "Maaf karena membuatmu harus mengalami itu semua." Sonya hanya memalingkan wajahnya, tidak menjawab "Aku tahu maaf saja tidak cukup. Jadi, kau bisa kirimkan CV dan lamaran kerja mu padaku. Aku akan memasukan mu pada perusahaan besar yang kukenal, bukan di perusahaan OC. Kau akan masuk di perusahaan farmasi terbesar di Indonesia." Mendengarnya Sonya langsung melihat kearah Erick.

Erick mengeluarkan kartu namanya "Kirim ke e-mail ku, dan keesokan harinya selepas kau mengirimkan nya kau akan langsung diterima bekerja. Aku hanya bisa melakukan itu untukmu, kuharap kau tidak menolak. Demi Ibumu."

That Playboy Is My Calon Husband (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang