Part 9

3K 257 17
                                    

Happy reading 😊

Mia mengetuk pintu ruangan Erick dengan wajah malas, kalau bukan karena Bu Desi, kepala staff admin, memintanya untuk mengantar berkas di tangannya pada Erick, ia tidak mungkin mau berhadapan dengan Erick.

Setelah di persilahkan masuk, Mia langsung masuk ruangan Erick. Erick tersenyum dengan semua pesonanya, ketik melihat Mia, memasuki ruangannya.

"Eh Mia, ada apa?" Tanya nya, lalu berjalan mendekati Mia.

"Saya mau memberi berkas ini." Mia menunjukkan berkas di tangannya.

Erick mengangguk pelan, lalu mendekati Mia. Melihat Erick semakin mendekat, Mia langsung pasang kuda-kuda membuat Erick yang melihatnya terkekeh "Kau menggemaskan sekali," Erick semakin mendekati Mia.

"Bapak jangan macam-macam!" Teriak Mia ketika Erick mulai memepetnya ke tembok. Namun Erick hanya tersenyu,  tidak mengindahkan ucapan Mia.

BUGH!

Erick meringis merasakan perutnya yang di hantam oleh Mia "Ya ampun kau kasar sekali. Luka kemarin ketika bertengkar dengan mantanmu belum sembuh betul, malah kau tambah lagi." Erick menjatuhkan tubuhnya, ia ingin kembali modus pada Mia dengan pura-pura lemas kesakitan.

Mia terlihat terkejut melihat Erick yang  kesakitan, akting Erick benar-benar mampu membuat Mia sedikit gentar "Ya makanya, Bapak jangan macam-macam."

Erick terus meringis sambil memejamkan matanya, Erick tersenyun penuh kemenangan ketika menit selanjutnya, Mia sudah memapahnya duduk di atas sofa, di ruangannya.

"Sudah, saya permisi. Ini berkas dari Bu Desi." Mia meletakkan berkasnya di meja di depan Erick.

Begitu Mia berdiri, Erick langsung menarik lengan Mia membuat Mia kembali duduk "Kau tidak kasihan padaku, meninggalkanku dalam keadaan sakit seperti ini?" Tanya Erick dengan ekspresi muram.

Mia menepis pelan tangan Erick dari lengannya "Tidak." Ucap Mia dingin "Kalau begitu, saya permisi Pak Erick." Mia tersenyum paksa, lalu pergi keluar dari ruangan Erick.

Erick tersenyum lalu menyandarkan tubuhnya setelah kepergian Mia "Aku semakin menyukai sikapmu yang begitu dingin itu." Bisiknya.

****

Mia memasukan beberapa barang kebutuhan rumah tangga pada stoler yang di dorongnya, saat ini dirinya tengah belanja bulanan untuk rumahnya.

Mia menghela nafas, mengingat saat ia kecil dulu ia sering belanja bulanan bersama Mama nya. Tatapan Mia berubah menjadi sendu ketika mengingatnya, ia lalu menggelengkan kepalanya 'Aku sudah janji, akan menjadi perempuan kuat untuk Mama.' batin Mia, lalu kembali mendorong stolernya menuju rak lain.

Mia berhenti, di salah satu rak yang berisi makanan ringan. Mia mendongak ketika makanan ringan yang diinginkannya ada di barisan teratas "Ya terimakasih untuk yang meletakkanya di atas." Sindir Mia.

Mia mulai melompat-lompat untuk mengambil makanan ringan itu, setelah hampir 10 menit tidak membuahkan hasil Mia mulai menyerah. Hingga tiba-tiba punggungnya menghangat, dan tubuh tinggi tegap di belakangnya mengambil makanan ringan yang diinginkannya.

Mia menoleh dan menatap datar, ketika ternyata Erick yang ada di belakangnya "Kau menggemaskan sekali ketika lompat-lompat, aku membayangkan kau sedang lompat-lompat di atas ranjangku-"

BUGH!

Erick membelak ketika perutnya lagi-lagi di hantam Mia "Bersama anak-anak kita." Lanjut Erick.

That Playboy Is My Calon Husband (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang