Part 25

2.7K 254 24
                                    

Siapa yang ketupat sama opornya masih ada? #cumananya :v

Happy reading 😊

Mia mengerjapkan matanya karena silau akan sinar matahari yang masuk melalui sela-sela tirai. Mia mengusap matanya dan menatap sekelilingnya, dan mengingat kalau ia telah menikah dan sekarang dirinya berada di kamar suaminya.

Mia merenggangkan otot-ototnya dengan wajah sumringah karena rasa lelahnya sudah hilang setelah tertidur lelap. Setelah pesta usai semalam, dirinya juga Erick sama-sama kelelahan hingga akhirnya langsung tertidur setelah bersih-bersih, dan tidak sempat melakukan apa-apa karena sudah kelelahan duluan di resepsi.

Mia mendudukkan tubuhnya dan mengernyit Ketika tidak menemukan Erick di sebelahnya. Mia turun dari ranjang dan mendesis pelan ketika merasakan dinginnya lantai yang terkena AC. Mia mengikat rambutnya lalu berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Selesai bersih-bersih Mia keluar dari kamar untuk mencari suaminya. Mia berjalan perlahan kearah dapur ketika mendengar suara yang cukup gaduh dari arah sana. Mia tidak bisa menahan senyumnya, ketika tahu kalau yang membuat gaduh adalah Erick yang terlihat sibuk memasak sesuatu.

"Ya ampun telurnya seperti baru terkena Sambaran petir." Gumam Erick menatap telur mata sapi buatan nya, yang berwarna hitam diatas teflon.

Erick menggaruk kepalanya terlihat frustasi menatap makanan yang dibuatnya rata-rata tidak layak dimakan, karena semuanya berubah menjadi hitam.

"Pagi." Sapa Mia dari dekat pintu.

Erick menegakan kepalanya dan tersenyum "Pagi sayang." Erick menatap sekelilingnya, lalu kembali menatap Mia "Mau membuat sarapan untukmu, tapi aku tidak berani menyajikan nya untukmu, takut nanti kamu keracunan." Mia tertawa pelan, lalu mendekati Erick. Erick memeluk pinggang Mia dari samping lalu mengecup pelipis Mia, keduanya menatap makanan gosong Erick yang ada di atas meja bar.

"Telur yang malang." Gumam Mia, membuat Erick tertawa, karena setuju dengan ucapan Mia. Mia lalu mendorong pelan dada Erick, meminta suaminya itu untuk duduk di kursi bar "Terimakasih sayang, atas kegigihan mu membuatkanku sarapan. Sekarang giliran ku yang akan masak." Mia mengelus rahang Erick, membuat Erick tersenyum.

"Oke, kau masak. Biar kekacauan ini, aku yang bereskan." Erick menatap sekelilingnya yang begitu berantakan karena ulah dirinya. Mia tersenyum lalu mengacungkan jempol nya.

Mia mulai memasak telur orak-arik, dengan roti panggang. Makanan simpel untuk mengisi perut dipagi hari. Setelah selesai, Mia meletakkan makanan yang telah dibuatnya keatas piring. Erick yang sudah selesai beres-beres dapur, Kembali duduk di kursi bar. Mata Erick berbinar menatap makanan yang disajikan Mia.

"Makanan ini berbeda dengan makanan yang dulu aku buatkan untukmu, kalau dulu kubuat dengan amarah, kali ini ku buat dengan cinta." Ucap Mia diakhiri dengan senyum tipis.

"Dengan amarah saja bisa enak, apalagi dengan cinta. Aku jadi tidak sabar memakannya." Erick mengedipkan matanya cepat, membuat Mia terkekeh kecil, lalu mendorong pelan piring berisi sarapan buatannya kedepan Erick.

Setelah selesai, Mia merapikan piring miliknya juga Erick. Erick berjalan mendekati Mia yang tengah mencuci piring, Erick lalu memeluk Mia dari belakang, Erick meletakkan dagunya pada kepala Mia. Mia terlihat tidak terganggu sama sekali, dan terus melanjutkan aktivitas nya.

"Oh ya, kok mansion sepi sayang?" Tanya Mia, dimana setelah menikah Mia juga menggunakan panggilan 'sayang' untuk Erick.

Erick bergumam pelan "Aku tidak memperbolehkan siapa-siapa datang dulu, tidak pekerja mansion, ataupun Mami dan Papi. Supaya tidak ada yang mengganggu. Apalagi aku belum macam-macam pada Mia." Erick mengeratkan pelukannya.

That Playboy Is My Calon Husband (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang