Part 21

2.5K 245 11
                                    

Happy reading 😊

Beberapa bulan kemudian...

Erick menyengir sambil memberikan tanda peace ketika ia tidak sengaja mengganggu Ray juga istrinya yang tengah bermesraan, ketika ia memasuki ruangan sahabatnya itu.

"Maaf Ray, Kanya, aku tidak bermaksud mengganggu." Erick terus menyengir, terlebih Ray tidak berhenti menatap nya tajam, membuat bulu kuduk Erick merinding.

Berbanding dengan ekspresi Ray, Kanya tersenyum untuk menanggapi Erick "Tidak apa-apa Pak Erick, Kanya juga yang salah datang ke tempat Kak Ray saat jam kerja. Habisnya Kanya dan dedek bayi sudah merindukan Kak Ray." Kanya mengelus perut buncitnya.

Ray ikut mengelus perut Kanya "Bukan salahmu sayang, kau kan istri Bos jadi kau bebas melakukan apapun." Ray menoel hidung Kanya lalu mencubit pipi Kanya, membuat Kanya terkekeh geli. Akhirnya keduanya sibuk sendiri hingga lupa kalau disana tidak hanya ada mereka berdua.

Erick mengerjapkan matanya berkali-kali menatap pemandangan mesra didepannya 'Hah jadi iri, mau menikah biar bisa bermesraan begitu. Tapi apa Mia mau ya? Nanti kalau Mia menolak, bisa-bisa hubungan kami terputus.' batin Erick, delima.

Tidak ingin mengganggu lagi, akhirnya Erick pergi keluar tanpa bicara apa-apa.

Jam kerja telah usai, para karyawan perusahaan OC mulai berhamburan keluar, beberapa masih ada yang tetap di perusahaan karena masih memiliki pekerjaan.

Mia yang baru keluar dari lift menatap handphone nya yang bergetar tanda ada pesan masuk, dimana pesan itu ternyata dari Erick yang sudah menunggunya di basement untuk pulang bersama. Setelah membaca pesan itu, Mia berjalan kembali ke arah lift untuk pergi ke basement.

"Hai!" Sapa Erick ceria ketika Mia memasuki mobilnya.

Mia tersenyum "Hai juga." Mia lalu menggunakan sabuk pengaman. Setelah memastikan kalau sabuk pengaman Mia sudah terpasang, Erick mulai melajukan mobilnya keluar dari basement.

"Kita jalan-jalan dulu yuk, besok kan weekend." Erick melihat Mia sekilas.

Mia mengernyit "Biasanya kau mengajak jalan-jalan nya pas weekend?" Mia menatap Erick.

"Muter-muter aja pakai mobil, aku mau mengetahui letak tempat-tempat yang belum aku ketahui." Erick melirik Mia.

Mia mengangguk pelan "Oke. Tapi jangan sampai kemalaman ya, habisnya hari ini aku lelah sekali, aku mau istirahat." Mia memijat lehernya.

Erick tersenyum dan mengangguk "Iya sayang."

"Tapi awas kalau sampai nyasar ya." Ucap Mia, membuat Erick terkekeh "Tidak akan."

Mobil Erick berhenti ketika lampu merah menyala, Erick menoleh dan tersenyum ketika melihat sebuah butik yang memajang gaun pengantin.

"Mia-Mia, itu baju pengantinnya bagus ya." Erick menunjuk sebuah gaun pengantin berwarna putih yang dipajang didepan toko itu.

Erick mengatakan hal itu tidak lain untuk mengode Mia, dimana Erick ingin supaya Mia tahu kalau dirinya ingin menjalin hubungan yang lebih serius dengan Mia.

Mia mengangguk pelan "Iya bagus." Jawab Mia.

Erick mengerjapkan matanya "Mia tidak mau menggunakan pakaian seperti itu?" Erick tersenyum.

Mia menggeleng "Itu kebesaran untukku." Erick meringis karena merasa salah bicara, Erick mengangguk pelan lalu kembali melajukan mobilnya ketika lampu hijau menyala.

Beberapa menit setelah melajukan mobilnya, Erick mulai melajukan pelan mobilnya "Mia-Mia! Lihat itu kantor KUA. Orang yang mau menikah mengurus semuanya disana loh." Ucap Erick semangat, menunjuk kantor KUA itu.

That Playboy Is My Calon Husband (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang