Part 16

2.5K 232 16
                                    

Kalau kalian liat cerita ini emang gak sinkron sama cerita mereka berdua di mbmci karena, author lebih nyinkronin cerita ini dengan yg dibuku mbmci daripada yg di wattpad, soalnya kalau yg dibuku, cerita Mia dan Erick gak terlalu author tonjolkan dan lebih menonjolkan si pemeran utama disana,  jadinya author lebih bebas nulis cerita mia sama Erick tanpa harus nyinkronin sama cerita Kanya dan Ray.

Jadi intinya author lebih nyinkronin cerita ini sama yg di buku mbmci, karena kalau disana gak ketahuan Erick dan Mia sudah di tahap mana, pas Ray sama Kanya lagi ditahap mana.

Udah pokoknya nyinkronin nya sama yg dibuku. Kalau pusing atau gak ngerti, gausah diambil pusing yg penting cerita Erick Mia lancarr😁😁

Happy reading 😊

"Mia, aku mau melanjutkan pembicaraan kita di lift saat itu. Aku mulai lagi ya?" Erick menarik nafas panjang, sedangkan Mia langsung menahan nafas "Aku menyukaimu Mia. Apa kau mau jadi kekasihku?" Erick menatap wajah Mia.

"A-aku," Mia menatap sekelilingnya, ia benar-benar gugup juga bingung. Membuat Erick tidak sabar menunggu jawaban Mia.

Belum sempat Mia menjawab pintu ruangannya terbuka, membuat Erick berdecak karena lagi-lagi dibuat penasaran dengan jawaban Mia.

"Hei-hei Kakak Emi sudah bangun." Ucap Farid, sepupu Mia. Dengan tampang tak berdosa sepupu Mia yang masih remaja itu mengganggu keduanya.

"Eh aku mengganggu Kakak Emi sama pacarnya ya?" Ucap Farid dengan senyum jahil.

"Oh jadi kau setuju ya, kalau aku cocok dengan perempuan yang kau panggil Kakak Emi ini?" Tanya Erick antusias, mencoba mencari dukungan. Mendengarnya Mia hanya memutar matanya malas.

Farid memegang dagunya lalu menatap keduanya bergantian, lalu mengangguk cepat membuat Erick tersenyum sumringah "Sangat cocok!" Ucap Farid heboh, membuat Mia berdecih "Apalagi kalau aku diberi uang jajan." Farid menaik-turunkan alisnya.

Mia membelak, sedangkan Erick langsung menjentikkan jari nya "Itu hal yang mudah."

"Jangan sembarang Farid! Kau kenal juga tidak! Bagaimana bisa kau seenaknya minta uang jajan!" Teriak Mia.

Erick tersenyum kearah Mia "Tidak apa-apa kok Mia." Erick mengibaskan tangannya.

"Diam!" Ucap Mia pada Erick membuat Erick terdiam. Mia langsung melotot pada Farid.

Farid berdecak "Tidak apa-apa kan, lagipula Kakak itu nanti juga jadi sepupu ipar ku." Erick mengangguk setuju membuat Mia berdecih.

"Hilih jangan mimpi! Lagipula kau juga tidak kenal padan-"

"Halo Kak, aku Farid sepupu Kak Emi." Farid mendekati Erick sambil menyodorkan tangannya.

Erick tersenyum "Aku Erick, calon iparmu." Melihatnya Mia mengepalkan tangannya yang tak sakit dengan wajah kesal,  karena merasa ucapannya tidak dihiraukan.

BUGH!

BUGH!

Erick memegang perutnya sedangkan Farid memegang kepalanya, yang baru saja dihantam Mia.

"Kak Emi jahat!" Farid mengelus kepalanya sedangkan Erick hanya mengelus perutnya karena sudah terbiasa dengan hantaman Mia.

"Masih tetap sakit, walaupun kau sedang dirawat." Ucap Erick membuat Mia berdecih.

"Farid walaupun kau berkenalan seperti tadi, bukan berarti kau seenaknya meminta uang padanya. Kau ini seperti anak kekurangan uang, padahal Om Bagas itu bekerja sebagai GM!"

"Aku tidak akan meminta uang jajan pada orang lain jika saja uang jajan ku tidak dipotong Papah." Farid bersidekap dengan wajah cemberut.

"Makanya jangan membuat masalah terus, kalau tidak mau uang jajannya dipotong!" Farid memalingkan wajahnya membuat Mia berdecak kesal.

That Playboy Is My Calon Husband (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang