Part 28

2.2K 219 11
                                    

Happy reading 😊

1 tahun kemudian...

Mia berjalan menghampiri Erick yang sedang berkaca "Mau pakai yang mana sayang?" Mia menunjukan dua buah kemeja berwarna merah dan hitam, yang ada ditangannya.

Erick berbalik, menatap istrinya. Bukannya menjawab, Erick justru tersenyum tipis, lalu mengelus pelan pipi Mia.

Sudah setahun lamanya, sejak kejadian Mia yang keguguran. Hingga saat ini keduanya masih belum memutuskan untuk kembali memiliki anak, bukan karena trauma hingga mereka memutuskan untuk belum memiliki anak, namun tepat sebulan setelah kejadian keguguran Mia, mereka yang ingin program anak mendapatkan kabar dari dokter kalau rahim Mia begitu lemah, dan jika dipaksakan untuk mengandung maka dokter tidak bisa menjamin keselamatan Mia dan kandungan nya kelak, hingga akhirnya dengan tegas Erick lebih memilih tidak memiliki anak daripada kehilangan istrinya, namun walaupun begitu dokter mengatakan masih ada harapan bagi Mia dengan obat penguat rahim yang diberikan dokter, namun mereka harus menunggu cukup lama hingga rahim Mia benar-benar siap untuk mengandung.

Mia berdecak pelan, lalu menurunkan tangan Erick dari wajahnya "Kenapa malah pegang-pegang, mau pakai yang mana?" Tanya Mia gemas, membuat Erick terkekeh.

Erick mengetuk-ngetuk dagunya dengan telunjuk "Yang mana ya? Semua yang dipilihkan istriku ini, sangat bagus."  Ucap Erick berlama-lama, seolah ingin menggoda Mia.

Mia memutar matanya malas, tahu kalau suaminya sedang menggodanya dengan membuat nya kesal "Sudah pakai yang merah saja, biar serasi dengan gaun yang kugunakan." Mendengarnya Erick hanya tersenyum dan mengangguk, tidak menolak.

"Pakaikan.." ucap Erick dengan manja, membuat Mia langsung mencubit pelan dada Erick yang terbuka, membuat Erick terkekeh. Namun tak ayal, Mia tetap menuruti keinginan suaminya.

Sepanjang Mia mengancingkan kemeja pada Erick, tangan Erick sesekali mencolek hidung ataupun pipi Mia dengan jahilnya, namun Mia yang sudah biasa, hanya diam dan tidak menanggapi nya, hingga dirinya selesai.

Setelah selesai, Mia langsung menepuk-nepuk pelan dada bidang Erick.

Hari ini adalah anniversary pernikahan mereka yang pertama, Erick mengadakan pesta kecil-kecilan di rumahnya dan mengundang orang-orang terdekatnya juga istrinya.

Erick menoleh begitupun Mia, ketika mendengar ketukan pintu yang ternyata itu adalah bik Surti yang mengatakan kalau tamu mulai berdatangan.

Mia dan Erick keluar dari kamar, dan ketika berjalan kearah pintu depan terdengar suara alas kaki khas anak-anak yang ketika diinjak mengeluarkan suara seperti decitan.

Mia yang mendengarnya langsung berlari kecil, ia bisa menebak siapa yang datang "Aaaa.. si imut sudah datang!" Ucap Mia begitu bahagia, lalu berjongkok dan bertepuk tangan dengan riangnya, kearah putri Kanya yang berjalan kearahnya.

Gadis kecil berusia 1 setengah tahun itu terdiam melihat kearah Mia, namun ketika Mia memperlihatkan satu bungkus roti, dengan riang gadis kecil yang menggunakan jilbab itu langsung berjalan cepat kearah Mia.

Mia langsung memeluk Ryn, dan memberikan roti itu sambil sesekali mencium pipi chubby Ryn, membuat Ryn tertawa geli "Tante rindu sekali padamu." Mia menekan-nekan pipi Ryn dengan telapak tangannya, lalu kembali menciumi wajah Ryn.

Kanya dan Ray hanya tersenyum melihatnya, karena setiap kali Mia bertemu Ryn pasti hal itu selalu terjadi, dan mereka tidak mempermasalahkannya, ketika Mia menciumi dan memeluk Ryn dengan sedikit berlebihan.

"Bilang apa pada Tante Mia?" Ucap Kanya pada Ryn.

Ryn menatap Bunda nya, lalu menatap Mia yang tengah tersenyum "Cih!" Ucap Ryn berterimakasih dengan semangat.

That Playboy Is My Calon Husband (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang