Happy reading 😊
Mia memandangi mobil yang dinaiki Kanya. Setelah kejadian dimana ia memergoki Erick dengan Sonya, ia tidak bersemangat lagi untuk melanjutkan jalan-jalan, akhirnya ia meminta sahabat nya itu untuk pulang.
Mia membalikan badannya menatap mall didepannya, ia lalu kembali masuk ke dalam mall itu.
Mia kembali ke restoran tempat ia melihat Erick bersama Sonya, namun ketika ia sampai di restoran itu, ia tidak melihat keberadaan keduanya.
Mia mulai berkeliling untuk mencari keduanya, Mia mengingat tempat dimana kemungkinan Erick berada jika bersama perempuan. Mia naik ke lantai tempat barang-barang perlengkapan perempuan ber branded di jual.
Mia menghentikan langkahnya ketika dari jauh melihat Erick dan Sonya keluar dari toko pakaian. Terlihat sebelah tangan Erick memegang sebuah paper bag dan Sonya juga membawa satu paper bag.
"Terimakasih Erick, seharusnya kau tidak perlu membelikan ini." Sonya menepuk pelan paper bag nya.
Erick tersenyum "Itu sebagai ucapan terimakasih karena kau sudah menemaniku." Erick memeluk paper bag nya.
Mia bersandar pada dinding menatap keduanya, ia masih ingin meyakinkan dirinya sendiri kalau memang kekasihnya itu mengkhianati nya, dengan menunggu bukti.
Mia mulai mengatur nafas, dadanya terasa sesak setelah beberapa saat kemudian melihat Sonya memeluk Erick, mata Mia memerah ketika melihat Erick mengangkat tangannya seolah ingin membalas pelukan itu.
"Sudah cukup." Ucap Mia dengan suara tercekat, lalu berjalan menghampiri keduanya. Namun belum sempat Mia menghampiri keduanya, Sonya sudah lebih dahulu pergi meninggalkan Erick.
Erick melambaikan tangannya pada Sonya yang baru berlalu pergi. Erick tersenyum tipis, memeluk erat paper bag nya.
"Kau bohong." Erick menoleh ketika mendengar suara yang sangat dikenalnya.
Erick membelak terkejut "Mia!" Erick berseru riang seperti biasanya, lalu menghampiri Mia.
"Kau bilang kau sibuk." Ucap Mia dingin.
Erick terlihat gelagapan dan semakin mengeratkan genggaman pada paper bag nya "Iya sibuk kok." Erick mengangguk cepat, terlihat menutupi sesuatu.
Mia menggeleng pelan, matanya memerah "Kesetiaan adalah satu-satunya hal yang tidak mungkin ku harapkan dari seorang playboy seperti mu! Seharusnya aku tau itu!" Ucap Mia dengan suara serak. Mia berusaha meredam suara nya agar tidak menjadi pusat perhatian.
Mendengarnya Erick langsung membelak "Mia bicara apa?" Erick mencengkram pundak Mia. Mia langsung menepis tangan Erick, membuat Erick meringis dan langsung menurunkan tangannya.
"Bicara apa? Apa aku perlu menjelaskan, tentang bagaimana kau jalan-jalan dengan perempuan bernama Sonya, keliling mall, makan berdua, belanja bersama, lalu berpelukan bersama." Mia mengusap wajahnya, lalu mencengkram jaket Erick "Kau jahat sekali, kenapa kau menghancurkan kepercayaan ku." Mia mencoba menahan air matanya namun akhirnya ia tidak mampu menahannya, terlebih sesaknya dadanya membuat air matanya tak tertahankan.
Erick menjatuhkan paper bag nya ketika melihat Mia menangis, Erick langsung memegang kedua sisi pipi Mia "Mia, kau salah paham. Aku dan Sonya-"
Mia menepis kasar tangan Erick "Jangan bicara! awalnya aku ingin berfikir kalau aku memang salah paham, tapi akhirnya semua yang kulihat bukanlah sebuah kesalahpahaman. Itu terlihat seperti sebuah kebenaran yang memukul wajahku." Mia mengusap air matanya.
Erick kembali memegang kedua sisi pipi Mia "Mia, aku dan Sonya tidak ada apa-apa. Kesetiaan adalah satu dari segalanya yang pasti akan aku berikan padamu, tolong jangan ragukan itu, aku bersumpah aku dan Sonya-"
KAMU SEDANG MEMBACA
That Playboy Is My Calon Husband (Tamat)
RomanceErick, pria Playboy dengan sifatnya yang kekanak-kanakan bahkan terkadang manja jika berada disekitar orang-orang terdekatnya. Ketika pertama kali bertemu Mia, Erick langsung meniatkan dalam kepalanya untuk menaklukkan Mia yang terlihat anti pada pr...