Happy reading 😊
Waktu berlalu dengan cepat, tak terasa Mia sudah menyelesaikan pendidikan nya di bangku kuliah dan ia telah diwisuda dan menjadi seorang sarjana. Disinilah Mia, kembali ke perusahaan OC karena kata Erick ia memiliki kinerja yang bagus hingga akhirnya menawarkan kembali masuk ke perusahaan OC. Mia tidak menolak, terlebih ia kembali satu perusahaan dengan Kanya yang juga kembali menjadi seketaris CEO.
"Selamat datang kembali Mia." Ucap Rio, yang disambut Mia dengan senyum tipis.
"Thanks."
"Oke, selamat bekerja karyawan baru. Kalau ada apa-apa kau bisa tanya senior mu ini." Rio menjentikkan jarinya seperti membentuk pistol, sambil mengedipkan sebelah matanya dengan percaya diri.
Mia berdecak "Memangnya aku mau bertanya pada siapa lagi." Rio terkekeh, lalu melambaikan tangannya dan kembali ke bilik kerjanya.
***
Mia berjalan sepanjang lorong sambil sesekali menghela nafas, karena dihari pertama nya bekerja ini, ia harus melihat wajah Erick, karena ia diminta oleh sang atasan untuk mengantarkan berkas pada manager HRD itu.
Mia mengetuk pelan pintu ruangan Erick "Masuk." Sahut suara dari dalam. Mendengarnya Mia lalu membuka pintu ruangan Erick perlahan.
Pertama kali yang Mia lihat adalah Erick yang begitu fokus pada berkas-berkas ditangannya hingga tidak memperhatikan siapa yang masuk ruangan nya, dan bahkan Mia sangat yakin kalau Erick tidak akan menoleh jika ia tidak memanggilnya.
"Yang ini cantik, tapi nilainya dibawah rata-rata, sayang sekali aku tidak bisa menerimamu bekerja disini." Gumam Erick lalu meletakkan salah satu berkas ke atas mejanya.
"Nah ini bagus, sudah cantik nilainya diatas rata-rata. Baiklah kau akan datang untuk tes dan interview." Erick tersenyum dan meletakan salah satu berkas ditangannya pada sebuah map.
Mia yang sedari tadi melihatnya, menggeleng pelan. Ia tidak menyangka kalau Erick menggunakan cara seperti itu untuk menerima calon karyawan yang akan bekerja di sini.
"Jadi begitu ya Pak? Cara penerimaan karyawan disini? Berarti yang fisiknya dibawah rata-rata, namun nilainya di atas rata-rata tidak punya kesempatan bekerja di sini?" Celetuk Mia, dengan wajah dongkol.
Erick yang masih fokus dengan berkas di tangannya menggeleng pelan "Tidak-tidak, aku tidak sejahat itu, aku adil pada semua wanita yang fisiknya berbeda-beda. Namun yang wajahnya di atas rata-rata mendapatkan sedikit nilai plus dimataku, hanya itu." Mia berdecih mendengarnya.
Erick mengerjapkan matanya, lalu mengalihkan wajahnya dan terlihat terkejut ketika baru menyadari kehadiran Mia.
"Mia?" Erick langsung berdiri dengan cepat dan langsung menghampiri Mia.
"Anda jahat sekali, menerima karyawan dengan cara seperti itu. Kalau semua HRD seperti anda, yang ada perempuan yang fisiknya dibawah rata-rata menjadi pengangguran, walaupun mereka memiliki pengetahuan diatas rata-rata." Ucap Mia dengan formal namun ketus.
Melihatnya Erick tersenyum tipis, dimatanya saat ini Mia terlihat seperti kekasih yang tengah cemburu karena melihat pasangannya melirik wanita lain.
"Mia-Mia, aku kan sudah bilang kalau aku tidak sejahat itu, wanita yang memiliki paras biasa saja dan memiliki nilai yang bagus tentu saja berpeluang masuk ke sini begitupun yang memiliki paras cantik dan memiliki nilai yang bagus. Semuanya berpeluang masuk jika memiliki nilai yang bagus dan kriteria lainnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
That Playboy Is My Calon Husband (Tamat)
RomanceErick, pria Playboy dengan sifatnya yang kekanak-kanakan bahkan terkadang manja jika berada disekitar orang-orang terdekatnya. Ketika pertama kali bertemu Mia, Erick langsung meniatkan dalam kepalanya untuk menaklukkan Mia yang terlihat anti pada pr...