Part 17

2.5K 254 16
                                    

Happy reading 😊

Mia dan Erick berjalan beriringan melewati toko-toko barang branded yang ada didalam sebuah mall besar.

"Mia tas yang itu bagus loh, Mia tidak mau?" Erick menunjuk tas yang terpajang didepan toko tas mewah.

Mia berhenti begitupun Erick. Mia memegang dagunya lalu menggeleng pelan "Gak, tas masih banyak dirumah, masih bisa dipakai." Mia kembali berjalan, Erick ber oh ria lalu mensejajarkan langkahnya dengan Mia.

"Mia-Mia high heels itu bagus Mia." Ucap Erick kembali berhenti dan menunjuk sebuah high heels yang terpajang di toko alas kaki

Mia memutar matanya malas lalu menghampiri Erick "Kau ini dari tadi heboh sendiri, kalau aku mau beli sesuatu aku pasti berhenti begitupun juga kalau kau mau beli sesuatu. Kalau aku jalan terus berarti aku tidak mau beli yang dari tadi kau tunjuk-tunjuk terus." Mia memperagakan dirinya seperti Erick yang sedang menunjuk-nunjuk barang.

"Habis biasanya aku kalau bersama mantan ku dulu, setiap kali kami jalan-jalan di mall pasti mereka berhenti didepan toko pakaian, sepatu, tas, branded dan toko perhiasan, semua itu tidak pernah terlewat. Aku hanya sedikit terkejut ketika Mia tidak seperti itu." Erick menyengir.

Mia menyipitkan matanya "Jangan samakan aku dengan mantanmu."

Erick menggeleng "Sayang, siapa yang menyamakan mu dengan mantanku? Karena menurutku Mia tidak akan bisa disamakan dengan mantan-mantan ku bahkan wanita lainnya." Erick tersenyum.

Jantung Mia berdegup keras lalu memalingkan wajahnya yang memerah "Hishh payah, jangan melakukan hal seperti ini ditempat umum, memalukan tau." Mendengarnya Erick tersenyum tipis.

Setelahnya Mia dan Erick kembali berjalan menyusuri toko-toko dengan berjalan bersisian "Terus kamu mau beli apa dong? Kalau dari tadi tidak berhenti?" Tanya Erick, ketika Mia tidak menunjukan tanda-tanda ingin beli apapun setelah berkeliling mall.

"Aku pikir akan ada yang menarik perhatian ku, tapi tidak ada." Mia menatap sekelilingnya.

Erick tersenyum "Tentu saja tidak ada yang menarik perhatian mu, orang seluruh perhatian mu sudah diberikan padaku, makanya kekasihku ini sudah tidak tertarik pada apapun."

Mia memutar matanya malas "Dasar gombal." Mia menyikut pelan perut Erick, membuat Erick terkekeh.

Selepas itu, akhirnya Mia dan Erick pergi menuju sebuah restoran untuk makan siang.

Setelah makanan yang dipesan keduanya datang, keduanya segera bersiap makan.
"Mia-Mia, ayo aaa.." Erick menyodorkan sendirinya yang sudah terisi, pada Mia.

Mia memutar matanya malas "Aku bisa makan sendiri, tanganku Kan sudah sembuh." Mia menunjukan pergelangan tangannya, dimana lukanya yang dahulu sekarang hanya ditutupi plester.

"Iya tahu, tapi mau main suap-suapan sama Mia, seperti orang-orang pacaran pada umumnya. Itu, seperti mereka." Erick menggerakkan dagunya pada pasangan yang duduk tak jauh dari mereka, dan sedang suap-suapan.

Mia berdecak kesal, karena sifat childish Erick mulai keluar "Memalukan tahu." Mia menggeleng pelan, Erick menunduk dengan wajah muram, lalu menurunkan sendok yang disodorkan pada Mia, lalu melahap nya sendiri.

"Nih biar aku yang menyuapimu, tapi hanya sekali ya." Mia menyodorkan sendoknya yang sudah terisi didepan Erick, Erick menegakan kepalanya dengan senyum ceria lalu mengangguk cepat dan langsung membuka mulutnya dan melahap suapan Mia.

"Mia juga terima, sekali juga kok." Erick menyodorkan sendoknya yang sudah terisi kembali, Mia mengangguk pelan lalu menerima suapan itu, membuat Erick tersenyum sumringah.

That Playboy Is My Calon Husband (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang