"Assalamualaikum, hai" kata dia."Waalaikumsalam, kak Nata ngapain di sini" kataku
"Kata temen lo, lo sakit jadi gua ke sini" kata Kak Nata
"Oh, padahal mah ngga usah di jenguk"
"Ini gua bawain makanan" kata dia.
"Makasih kak, Yaudah masuk dulu kak" kataku dan dia pun masuk.
"Eh lo kok di sini?" Tanya kak Nata.
"Terserah gua lah, lo sendiri ngapain di sini?" Jawab Jun jutek.
"Gua mau nge jenguk si Asya" jawab kak Nata ngga kalah jutek.
"Kalian kayak suami istri lagi berantem aja, mending main PS aja, kak Nata lawan Jun gimana?" Tawarku
"Ok" kata Jun dan kak Nata barengan.
"Cie barengan jodoh mah ngga kemana emang" kataku.
"Kalian mau main apa? FIFA aja kali yah kan cowok mah sukanya game itu?"
"Terserah" kata Jun.
"Yaudah" kata kak Nata.
Akhirnya aku pun mengganti game nya ke FIFA. Dan mereka main dan aku hanya menjadi tim horey.
"Weh, napa jadi asik sendiri sih" kataku bosan.
"Diem" kata Jun dan kal Nata.
"Ya Allah, perasaan ini rumah siapa" batinku.
"Lalala yeyeye.... lalala yeyeye....."kataku udah kek tim hore.
"Ya Allah gabut amat hamba nih" kataku.
"....." kagak ada yang nyaut.
"Gimana udah beres belum?"
"....." masih ngga ada yang nyaut juga.
"Hello"
"Akhhhhhhhhhhhhhhhhh" teriakku sekencang - kencangnya.
"Sya lo ngga apa - apakan?" Kata kak Nata.
"Lo kesurupan???" Tanya Jun.
"Apa kerjain aja yah.... boleh ugha" batinku.
"Akhhhh..... aing teh maung" kataku sok kesurupan.
"Nyebut Sya nyebut" kata kak Nata.
"Nyebut buru nyebut" kata Jun.
"Nyebut... Nyebut... but..." kataku.
"Kamu teh saha??, sadar" kata kak Nata.
"Istigfar" kata Jun.
"Astagfirullah, akhirnya kalian beres juga main PS nya" kataku. Mereka melongo.
"Hah?" Kata Jun dan kak Nata.
"Ya dari tadi di kacangin, gantian napa pengen juga tau main PS" kataku dan malah keluar suara perut lagi konser.
"Aduh laper lagi, tapi ngga ada masakan" kataku dan tiba - tiba terpikirkan sesuatu.
"Kak Jun" panggilku.
"Kagak biasanya nih di panggil pake kak, firasat gua ga enak" batin Jun.
"Bikinin makanan dong" pintaku dan jelas membuat mereka berdua heran.
"Gila aja, gua di suruh- suruh" batin Jun.
"Kok bisa sih Asya nyuruh Jun" batin kak Nata.
"Enak banget lo nyuruh gua" kata Jun dengan nada tinggi.
"Masih inget kan BABU" kataku penuh penekanan.
"Yaudah" kata dia dan menuju dapur. Aku bersorak kemenangan, walaupun dia ngedumel sendiri sih.
"Si Jun jadi babu Asya ngga ngerti lagi gua" batin kak Nata.
Dan pada akhirnya aku di sini dengan kak Nata. Sedangkan Jun sedang masak makanan buat cacing - cacingku yang sedang konser.
"Kok si Jun bisa jadi babu lo?" Tanya kak Nata.
"Dia kalah main game sama aku jadi gitu" kataku.
"Lo jago main game?"
"Uh iya dong, secara gitu kan gimana yah bukannya sombong cuman kenyataan" kataku dengan pd nya.
"Kok agak enek ngedengernya" kata dia.
Dana akhirnya kita malah ketawa dan bercerita yang ngga jelas. Bercerita tentang tetangga dan lain - lain. Dan di tempat lain alias dapur ada yang menatap dengan kebencian ya siapa lagi kalo bukan Jun.
"Bisa - bisanya ketawa sama tuh cowok sedangkan gua di suruh masak" kata Jun.
.
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa voment❤️😘🥰😍
KAMU SEDANG MEMBACA
First love
Teen Fiction" mulai hari ini jam ini menit ini detik ini HIDUP LO NGGAK AKAN TENANG!!!! Karena lo udh ingkar janji" kata asya dgn tegas "OK " dengan santainya dia jawab gitu. - 27 Januari 2019