🌻MBBIS🌻12

65.3K 3.9K 92
                                    

Happy reading🌹


Menunggu? Kata yang sangat Arland benci didunia ini. Laki-laki itu paling anti yang namanya menunggu, apalagi harus menunggu makhluk galak dan menyebalkan itu.

"Land, yok pulang!" ajak Panji semangat. Bahkan cowok berwajah tengil itu sudah terlebih dahulu menaiki kendaraanya.

Sedangkan Varel masih memasang jaketnya. Ia tidak bisa pulang sebelum menunggu seseorang.

"Duluan." kata Arland singkat tanpa mau menoleh sama sekali.

"Tai, kuylah!" ajak Panji pada Varel yang berada disebelahnya.

"Duluan." kata Varel cuek.

Panji melongo. "Kalian sengaja ya? Kok samaan sih jawabannya?" cecar Panji berdecak kesal.

"Udah balik sono, bikin ribet aja." sungut Varel mendorong punggung pemuda itu.

"Kampret emang! Bareng lah, lo tega kebiarin temen paling unyu lo ini--"

"Berisik!" ketus Arland menatap tajam Panji.

Panji seketika mendengus. "Jangan bilang lo lagi nunggu si Mikail?" cecar Panji memincing. Ia baru ngeh kalau saat ini Varel sedang menunggu calon jodohnya.

Seketika Arland menoleh dan menatap Panji penasaran. "Ngapain lo nunggu dia?" tanya Arland menyenggol lengan Varel.

Baru saja ingin berbicara, suara heboh Panji sudah terlebih dahulu mengintrtupsinya. "Ah gila! Sayang banget lo gak ikut pas dikantin, lo tau gak." kata Panji dengan semangat empat limanya.

"Berisik tokek!" kata Varel melotot.

Bukan Panji namanya jika orang itu tidak bisa diam. "Nih bocah dijodohin sama temennya Ale-ale itu, si Mikail. Gila, gak laku apa ya lo sampe Tante Sisi mau ngejodohi lo segala." oceh Panji begitu semangatnya.

Arland mengangkat alisnya sebelah, kemudian menatap Varel. "Serius lo?" kata Arland mengulum tawa. Setahunya, Varel tidak pernah pacaran dan sekarang ia harus dekat dengan seorang wanita? Pasti rasanya canggung.

"Terpaksa," jawab Varel lesu. Bagaimana pun ia tidak bisa menolak keinginan sang Mama untuk menerima perjodohan ini.

"Halah terima aja lah! Bodynya si Mikail juga gak kalah montok." cecar Panji langsung menyahut.

"Seenak lo aja ganti-ganti nama orang!" kata Varel meraup wajah Panji asal.

Tak lama kemudian, orang yang mereka omongin datang bersama dengan Safira.

Mika memasang wajah jutek dan menghampiri Varel. Kemudian laki-laki itu memberikan helm kepada Mika.

"Penumpang udah dateng, mau pulang sekarang?" tawar Panji cengengesan saat berhadapan dengan Safira.

"Najis!" sembur Safira galak.

Panji lantas kaget. "Galak amat, pms ya lo?" tebak Panji berani menyentil kening Safira pelan.

Safira langsung melotot. "Jangan sentuh-sentuh!" sembur Safira lagi galak. Gadis berambut sebahu itu lantas mengambil tisu basah yang ada didalam tasnya, kemudian mengelap dahinya yang terkena sentilan Panji tadi.

My BadBoy In Sweet ✔️[SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang