🌻MBBIS🌻55

61.7K 3.2K 233
                                    

Happy reading🌹



Alisha mempercepat langkahnya saat mendengar anaknya lagi dan lagi masuk rumah sakit. Sungguh, ia bisa kena mati mendadak jika harus mendapat berita yang membuatnya jantungan seketika.

Dibekalang Alisha dan keempat remaja yang mengekor. Varel langsung menghubungi Mika saat Arland mengatakan dengan singkat Alle dirumah sakit. Dan Mika pun akhirnya datang bersama Safira dan setelahnya barulah mereka menjemput Alisha.

"Alle!" kata Alisha langsung berlari menuju bankar sang anak.

Dilihatnya wajah Alle yang nampak masam. Namun, kini berubah menjadi keterkejutan yang besar.

"Bunda? Bunda kok bisa disini?" ujar Alle menegakan tubuhnya. Ia sudah tidak sakit lagi. Namun, Arland terlalu lebay memintanya untuk rawat inap, padahal gadis itu sangat benci akan rumah sakit.

"Terus bunda masih harus kerja saat denger kamu masuk rumah sakit?" kata Alisha berkabung khawatir.

Bibir Alle mengerucut. "Maaf, Alle gak sengaja." sentilan didahi pun didapat dan Arland'lah pelakunya.

Keempat remaja itu memilih diam dan memberi ruang untuk ketiganya.

"Udah tau sakit masih aja sok-sok'an mau kerja," kata Arland gemas. Jika tidak ada orang sudah ia raup wajah menggemaskan gadisnya.

"Bunda Arland kasar." adu Alle bak anak kecil.

Alisha langsung menatap Arland. "Harusnya jangan kamu jitak," ujar Alisha pada Arland. "Harusnya kaya gini nih," tanpa aba-aba Alisha langsung menjewer telinga Alle, membuat gadis itu langsung terjinjit akibat perlakuan sang ibu.

"Bunda sakitt!" rengek Alle melepaskan jeweran sang ibu.

"Bandel! Kan udah bunda bilang gak usah--, bla.. Blaa..

Alisha bercerocos hampir sepuluh menit lamanya. Membuat yang lain mengulum senyum melihat wajah masam Alle.

"Anaknya lagi sakit malah diomelin." sela Alle cemberut.

Alisha menghentikan omelannya. "Besok kamu gak boleh sekolah! Sampai kamu benar-benar sembuh!" tegas Alisha mengusap rambut anaknya. Bukannya berniat memarahi, hanya saja Alisha ingin anaknya itu mengerti bahwa sebagai seorang ibu ia sangat khawatir.

"Bun.."

"Atau kamu dirawat disini selama seminggu?"

"NO! Oke, besok Alle gak bakalan sekolah dan nginep disini sampai sembuh." ujar Alle memandang sebal sang ibu.

Alisha tersenyum cerah. "Bagus! Sekarang bunda mau keluar dulu, ada yang mau diurus. Arland jagain anak bandel ini," kata Alisha tersenyum ke arah Arland dan dibalas anggukan cowok itu.

"Ciee balikan... Ciee.." suara Mika langsung menyambar riuh.

"Kita gak putus, Mik." ujar Alle memutar bola matanya malas.

"Yaudah ganti, ciee baikan.." Panji langsung menyambar dan berkedip.

"Lagian ngapain ikutan jadi barista sih, All. Kalau lo bosen kan ada kita, jadi sakit kan." omel Safira berdiri disamping ranjang.

"Sorry," ringis Alle merasa tak enak.

"Cari minum yuk, haus." ajak Varel merangkul Mika langsung. Mika yang mengerti akan kode dari sang pacar pun mengangguk.

"Yuk, Pi." ajak Mika pada Safira. Panji mah gak usah dikode, udah nangkep dia.

"Eh, nitip makanan sama minuman." ujar Alle bersuara sebelum teman-temannya beranjak.

My BadBoy In Sweet ✔️[SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang