🌻MBBIS🌻16

59.9K 3.6K 26
                                    

Happy reading🌹



Hari sudah malam dan toko pun masih ramai di kunjungi. Sejak dua jam tadi, Alex dan Miko sudah pergi. Meninggalkan Alle yang kembali bertugas menjadi pegawai dadakan.

Kini jam sudah menunjukan pukul setengah 9 malam, dan itu membuat Alisha sedikit khawatir jika anaknya itu pulang sendirian. Pasalnya, Alle berniat ingin pulang sendiri dengan membawa mobil miliknya.

"Bunda boleh ya, Alle capek bun kalau harus nunggu taksi." rayu Alle mengeluarkan jurus andalannya supaya sang ibu luluh dan membiarkannya membawa mobil sendiri.

Pasalnya selama ini Alle sangat jarang membawa mobil sendiri. Namun, malam ini ia ingin pulang cepat dengan membawa pulang mobil sang ibu.

"Ini udah malem sayang? Naik taksi aja ya, bunda takut kamu kenapa-napa." tolak Alisha yang duduk dikursi seraya menata-nata kue mini didepannya.

"Bunda.. Kali ini aja. Alle janji gak bakal kenapa-napa, lagian Alle bakal pilih jalan yang rame gak sepi." bujuk Alle memeluk sang ibu dari samping.

Alisha menghela nafas gusar. Ia juga tidak mungkin menyuruh anaknya menunggu dirinya disini, pasalnya ia akan pulang sangat larut malam ini.

"Yaudah, tapi janji kalau udah sampe langsung hubungi bunda." kata Alisha mewanti-wanti sang anak seraya menyerahkan kunci mobil miliknya.

Alle tersenyum senang kemudian mengecup singkat pipi Alisha. "Makasih, bunda!" kata Alle senang.

•••

Suasana dimalam hari memanglah sedikit horor. Apalagi saat melalui jalan gelap dengan pencahayaan yang minim, membuat Alle menyesal karna tidak mendengarkan nasehat Alisha untuk tidak mengambil jalan tembusan menuju rumahnya.

Tetapi Alle juga lelah jika harus memutar jalan yang sangat jauh dari rumahnya, jadilah gadis itu memilih mengabaikan peringatan sang ibu dan memilih jalan yang lebih cepat sampai.

Alle menyetel musik guna menemaninya saat ia fokus menyetir. Sesekali gadis itu menggerutu seraya menatap horor jalan gelap didepannya.

Siapapun yang membuat jalan ini, seharusnya ada lampu-lampu yang menghiasi agar tidak terlalu gelap!

Drak!

Brakk!

Alle lantas menginjak pedal rem mendadak. Matanya tertutup rapat dengan jantung yang berdentum-dentum keras layaknya lampu disko.

Ini bukan seperti diflim-flimkan? Ada penjahat, kemudian ia ditolong dan akhirnya mereka dekat?

Hayalan yang sempurna!

Brak!!

Lagi, suara itu terdengar. Kini lebih jelas dari pada sebelumnya. Mata Alle langsung terbuka lebar dan mengeratkan tangannya pada setir mobil. Sampai lamunan anehnya itu seketika membuyar saat mendengarnya.

Dengan pencahayaan yang minim. Mata Alle memincing kala melihat beberapa gerombolan orang tengah memukuli seseorang. Bahkan orang itu sudah nyaris tak berdaya.

Hingga suara teriakan, erangan kesakitan itu membuat Alle semakin takut.

"Ayolah, All. Dia lagi dalam bahaya, gimana kalau lo diposisi itu." gumam Alle gelisah. Dengan sisa kekuatan yang sama sekali tidak bisa ia yakini, gadis itu pun langsung menutup matanya.

Dengan menutup matanya kembali. Gadis itu langsung menginjak pedal gas laju kemudian..

TIN!

My BadBoy In Sweet ✔️[SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang